8 - MERINDUKAN.

14 8 13
                                    


SELAMAT MEMBACA
💜💜💜

CHANDRA NISMARA.

Claire sepertinya menghindar dariku, terhitung sudah lebih dua minggu sejak dia mengatakan tidak mau pulang sekolah bersama-sama. Ini adalah rekor pertengkaran terlama kami, walau sebenarnya kami tidak bertengkar.

Sepertinya dia sangat bersikeras mencoba menyembunyikan orang yang di sukainya. Kalau sudah seperti ini kan aku pun tidak akan lagi bertanya.

Hanya saja Claire tidak terlihat dimana-mana. Saat jam istirahat dia dan Lily tak terlihat. Tapi saat terlihat dia langsung lari dan bersembunyi, padahal dia tak perlu seperti itu.

Bahkan Claire tidak datang ke rumah sama sekali, hanya Lintang saja yang ke rumah kalau orang tua mereka tidak ada.

Claire beralasan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Alasan macam apa itu? Ia bahkan jarang membuka buku pelajarannya.

Aku tidak bisa menghubungi Claire karena ia belum membuka blokirannya. Menemuinya di rumah pun percuma karena Claire akan mengunci pintu kamarnya. Aku bahkan sudah uring-uringan mencari cara untuk menemuinya.

Yang ingin aku katakan sebenarnya adalah ia tak perlu lagi menghindar kalau ia memang begitu ingin menyembunyikannya. Aku tidak akan lagi bertanya siapa orangnya, tapi hal ini tidak bisa tersampaikan karena aku tak memiliki kesempatan untuk mengatakannya.

Karena kegiatan pensi sudah semakin dekat, kami berdua sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing.

Aku dengar kelasnya Claire akan membuka stan makanan dan berjualan nantinya. Aku penasaran makanan apa yang akan di buat Claire.

Claire itu sebenarnya jago memasak, terutama membuat kue. Mana ada yang menyangka orang sepertinya bisa melakukan itu. Sepertinya nanti banyak yang kaget melihat Claire memasak. Membayangkannya membuatku tertawa geli.

Aku jadi kangen Claire.

Tidak bisa seperti ini! Aku harus bertemu Claire sekarang juga. Aku tidak tahan kalau harus saling menghindar seperti ini.

"Chandra." Suara lembut memanggil, aku menoleh begitu saja.

"Astaga... Kamu bawa apa Ann? Kan bisa panggil aku." Anna datang membawa tumpukan kertas, itu terlihat berat.

"Aku dapat ini di perpustakaan, ada di bagian arsip. Ini tema pensi yang di adakan beberapa osis periode lalu." Anna terlihat bersemangat saat menjelaskannya.

"Tapi ini apaan?"

"Ini tuh majalah sekolah yang di kerjakan sama anak-anak dari klub jurnalis pada masa itu. Mereka mendokumentasikan pensi saat itu dalam bentuk majalah seperti ini."

"Ini bagus banget," pujiku saat membuka halaman majalahnya, konsep yang di gunakan sangat unik dan bisa di jadikan referensi.

"Bagus kan? Aku udah bicara dengan kepala sekolah dan beliau setuju kalau kita mau pakai konsep yang sama seperti ini, mungkin akan ada sedikit perubahan tapi anggota osis kita pasti bisalah melakukannya."

Wah, Anna sungguh bertindak cepat.

"Kita memang harus bahas ini dengan yang lain, tapi aku yakin mereka akan setuju kok. Bagus banget ini," pujiku tulus, Anna pantas mendapatkannya.

"Makasih..." Anna mengucapkan itu sambil tersenyum, aku merasakan desiran hangat menjalar dan terasa mendebarkan.

"Kamu udah makan siang? Kalo belum ayo ke kantin," ajakku, aku harus memulai usaha pendekatan, suasana ini terasa baik untuk memulainya.

"Aku nggak lapar sih, tapi boleh juga. Aku mau santai-santai dulu sebelum nggak ada kesempatan untuk santai sama sekali."

YES!!! Aku bersorak dalam hati. Ini sungguh awal yang baik.

TENTANG RAHASIA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang