🩵64🩵

5.2K 397 39
                                    

Hari terus berganti, kondisi Salma pun semakin membaik pasca seminggu yang lalu telah diizinkan oleh Dokter, dan hari ini pun Salma sudah mulai beraktivitas seperti biasanya. Seperti pagi ini ia tampak tengah bersiap untuk pergi ke kampus.

"Kok udah cantik aja? Mau kemana?" Tanya Rony yang  baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mau kuliah lah sayang." Jawab Salma dengan santainya sembari membenarkan hijabnya.

"Siapa yang bolehin kamu berangkat kuliah?" Tanya Rony yang membuat Salma menghentikan aktivitasnya.

"Ya kan emang waktunya kuliah Mas, udah seminggu loh aku cuman dirumah doang, bosen banget loh aku Mas, makanya mumpung hari ini ada kuliah, aku mau masuk kuliah." Keluh Salma

"Emang udah enggak sakit jahitannya kalau dibuat jalan? Dari lobby ke kelas itu jauh lo sayang, aku bukannya melarang kamu menuntut ilmu tapi aku begitu mengkhawatirkan kondisi kamu sayang." Tutur Rony

"Belum lagi nanti aku dimarahin sama Papa dikira enggak becus jagain kamu kalau sampai kamu kenapa-napa di kampus karena belum pulih sepenuhnya." Imbuh Rony.

Iya, setelah Salma diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Rony dan Salma kini tinggal bersama dengan Pak Farid dan Bu Lisa, meski sejujurnya Rony ingin tetap bersama Ibunya dan Diva, mengingat hanya dirinya lah pelindung untuk Ibunya dan Diva, tapi apa boleh buat, Ibunya memaksanya untuk lebih baik tinggal bersama dengan Pak Farid mengingat Pak Farid adalah ayah kandungnya dan belum pernah tinggal bersama, jadi kini waktunya Rony bisa menghabiskan waktunya bersama sang Papa.

"Aku udah enggak papa kok Mas, seriusan deh, kalau kamu enggak percaya ayo sentuh aku, biar kamu tau kalau aku udah baik-baik aja." Jawab Salma dengan tatapan tajamnya pada Rony yang membuat Rony menghentikan kegiatannya memakai pakaiannya.

Rony terdiam dengan kikuk saat Salma kembali membahas soal ibadah wajib suami istri itu, jujur saja menikahi cegil macam Salma membuat kesabaran Rony benar-benar di uji.

"Sayang, kita kan udah bahas ini, dan kamu udah sepakat, jangan buat Mas merasa bersalah dong." Ujar Rony.

Iya, pasca pulang dari rumah sakit, Salma selalu saja memancing Rony untuk melakukan hubungan suami istri, dan tak jarang pula Rony hampir kelepasan dengan godaan istrinya itu, tapi untung saja imannya masih selalu kuat dan ucapan dokter selalu teringat dalam benaknya dimana dokter berpesan pada dirinya untuk tidak melalukan hubungan suami istri sebelum dokter memastikan kesembuhan luka Salma yang di prediksikan dokter akan sembuh dalam waktu 1 bulan.

"Iya itu kan prediksi dokter Mas, tapi kan aku yang bisa ngerasain kalau aku tuh udah enggak papa Mas." Ucap Salma

"Kamu selalu bilang enggak papa karena kamu mau dapetin apa yang kamu mau kan? Sayang, aku milik kamu, dan kamu milik aku, kita ini sudah diikat oleh pernikahan, jangan merasa kamu belum memiliki ku hanya karena kita belum melakukan hal itu." Tutur Rony sembari memeluk Salma yang tengah duduk didepan meja riasnya.

"Iya tandanya raga kamu aja yang jadi milik aku sedangkan jiwa kamu belum jadi milik aku karena kita belum pernah menyatu, makanya kalau mau tau aku beneran sembuh ayo sentuh aku, kalau enggak mau tau yaudah izinin aku kuliah biar kamu tau kalau aku udah sembuh tanpa menyentuhku." Jawab Salma sembari memalingkan wajahnya dari Rony.

Resiko memiliki istri yang cegil membuat Rony menarik nafas panjang dan menghembuskan nafas kasarnya. Dan melihat Salma merajuk adalah hal yang paling membuat kesabaran Rony benar-benar di uji.

"Yaudah ayo kita lakuin sekarang, kita buktiin kalau kamu udah sembuh." Ucap Rony sembari melepas kancing kemeja yang membuatnya telanjang dada yang membuat Salma menelan salivanya.

"Harus sekarang banget Mas?" Tanya Salma dengan gugup saat melihat Rony yang telah telanjang dada dan kini duduk di ranjangnya dengan tatapan menggodanya.

"Kamu sendiri lo yang bilang kalau kamu mau disentuh sekarang, jadi ya ayo sekarang." Ucap Rony yang membuat Salma terdiam kikuk.

"Kenapa diam aja? Ayo sini sayang, Mas udah siap nih jabanin kecegilan kamu." Goda Rony

"Mas, aku emang mau tapi enggak pagi ini juga dong Mas, biasanya kan orang-orang tuh ngelakuinnya malam, bukan pagi gini." Jawab Salma dengan terbata.

Entah mengapa setiap kali Rony yang memancingnya terlebih dahulu jiwa kecegilan Salma seolah menciut bahkan seolah hilang berubah menjadi ketakutan yang tak karuan.

"Kata siapa orang ngelakuin begituan cuman malam aja? Emang ada aturannya? Kalau Mas mau sekarang emang kenapa? Bukannya ini yang kamu mau? Jadi ayo kesini sayang? Mau jalan kesini sendiri atau Mas gendong kesini." Ujar Rony sembari menaikkan alisnya yang membuat Salma bergedik ngeri.

Salma semakin terdiam, tubuhnya  mematung bahkan darahnya seolah berhenti mengalir saat Rony memintanya untuk segera ke ranjang.

"Anjing Rony berasa kek Om-om yang siap nerkam gue kalau mainin aliasnya, masa iya gue beneran mau di unboxing sama Rony sekarang? Sialan banget, belum siap gue, gue kan cuman bercanda aja biar diizinim pergi ke kampus, kenapa malah di jabanin sama si Rony." Batin Salma sembari melihat tatapan Rony yang begitu menggodanya.

"Jadi maunya Mas gendong ke sini aja ya? Oke baiklah sayang, Mas gendong kamu kesini." Ucap Rony sembari hendak beranjak bangun dari ranjang.

"Aku kesitu Mas, tunggu disitu." Ucap Salma sembari mencegah Rony untuk tak mendekat ke arahnya yang membuatnya perlahan beranjak berdiri dari posisi duduknya.

"Let's play Baby." Goda Rony saat melihat Salma beranjak berdiri.

Melangkah dengan perlahan namun pasti, tapi bukan Salma namanya jika tidak menguji kesabaran seorang Rony, bukannya mendekat ke arah ranjang, Salma malah berjalan mendekat ke arah pintu kamarnya.

"Aku tunggu dibawah ya Mas, maafin aku Mas." Ucap Salma lalu menutup pintu dan meninggalkan Rony begitu saja yang membuat Rony tertawa.

Sudah Rony duga, istrinya itu tak akan berani saat ia memulainya terlebih dahulu, jujur saja Rony cukup terheran dengan sikap Salma yang begitu cegil tapi selalu takut saat ia memulai terlebih dahulu, apa semua cegil memang lebih berani memulai dibanding dibanding dengan dimulai? Entahlah Rony pun tak paham, tapi yang jelas Rony cukup bersyukur jika Salma tak meladeni godaannya, sebab jujur saja Rony masih begitu mengkhawatirkan kondisi kesehatan istrinya itu.

"Bismillah kuatin iman lo lagi Ron." Ucap Rony sembari mengelus dadanya lalu beranjak bangun dari ranjang.

"Sekarang aku biarin kamu lolos demi kesehatan kamu sayang, tapi lihat aja nanti setelah kamu sembuh, jangan harap kamu bisa lolos dari aku, tunggu mode Om-om ku menyala sayang." Ucap Rony sembari mengenakan kembali kemeja kerjanya dan merapikan penampilannya.

Happy reading semuanya 🫶🫶🫶
Maaf ya kalau kurang Feel, entah kenapa buntu banget imajinasinya, tapi pingin kasih kalian asupan
Jadi semoga kalian tetap suka ya 🫶🫶
Jangan lupa vote dan komennya ya 🔥🔥

ANANTARA  (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang