warning!!
part ini pendek (pake bgt).
full flashback.
harshword.
typo, mohon dimaafkan.
kalau nggak kuat, silahkan angkat tangan-
selamat membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keping-keping rumah bertebaran tak tentu arah. Dia singgah dari satu jengah pada pindah yang lain. Barangkali memang penghuninya resah minta ditimang-timang. Di antah-berantah paling tenang sembari menidurkan marahnya sang periang.
Benar rasanya, kalau kita mau memperumpakan. Barangkali, tersinggung itu seperti jatuh cinta. Setiap manusianya tidak pernah bisa memilih untuk tersinggung pada hal yang seperti apa. Hingga pada saat hal itu datang dengan tiba-tiba, sudah pecah salah satu pembuluh darahmu di dalam dada. Hancur.
"Shani!"
"....."
"Shani! Kamu mau ke mana?!"
Kepalang kesal dengan sikap sang istri, Shani sama sekali tidak menggubrisnya. Tubuh jangkung itu sibuk memasukkan beberapa barang-barang penting ke dalam backpacknya.
"Kamu mau ninggalin aku?!"
Meskipun tangis itu makin kencang, Shani masih diam. Kesabarannya juga sudah sampai pada limit. Lagi pula, kurang sabar apa Shani selama dua bulan terakhir ini? Mengikuti alur yang kalut-sesuai dengan kemauan sang istri, tapi tetap saja ternyata Gracianya itu tidak ada berubahnya.
"Sayang! Kamu tuh apa-apaan, sih?! Kamu beneran tega mau ninggalin aku?!" Lagi-lagi, Shani tidak menghiraukan tanya sang istri. Ia berjalan saja melewati Gracia seraya hendak keluar dari pintu kamar keduanya.
"Bisa nggak kalau ada masalah jangan kebiasaan kabur-kaburan kayak begini?! Kayak anak kecil tau nggak kamu!"
Tak ada asap bila tak ada api. Mungkin, pepatah ini semakin memvalidasi keadaan Shani sekarang. Tubuh jangkung itu akhirnya kembali menghentikan langkahnya. Backpack yang tadinya ia sampirkan di punggung ia hempas sembarang. Tatapannya mulai dalam, terarah pada objek satu-satunya di sana. Istrinya, Shania Gracia-yang masih betah dengan derai air matanya.
"Kamu tuh sebenarnya tau nggak sih, masalah kita itu apa?"
Gracia yang berdiri didepannya mengulum bibirnya ke dalam. Menahan dadanya yang semakin sesak-ia tahu perdebatan ini akan berlangsung semakin panjang dan pelik.
"Apa? Apa masalah kita?"
"-Banyak!"
"-Iya, banyak itu apa? Kamu mau masalah kita selesai malam ini, sementara kamu kayak begini? I'm just asking you not to go!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, and Love Me! (Greshan Fanfiction)
FanfictionHari itu, saat dedaunan mulai menguning dan rintik hujan menghantarkan musim gugur. Dua pasang manusia yang sebelumnya tak saling kenal dan bersua tanpa sengaja takdir memaksa mereka untuk Bersatu dalam bahtera rumah tangga. Di atas bentala kota den...