gelas demi gelas kecil berisi cairan berwarna ungu-kemerahan itu diminum dengan nikmat oleh teman temanku, kami hanya beramai ramai menikmati malam minggu setelah kerja yang melekahkan dengan sebotol anggur yang nikmat malam ini.
aku sama sekali tidak berniat untuk meminum minuman-minuman aneh seperti itu. aku hanya menikmati momen ini meracau beberapa hal karena semua temanku memiliki pasangan dan aku tidak. mereka asik bermesra ria bersama tanpa memerhatikan aku.
katakanlah aku iri. ya, sangat iri. kapan aku memiliki pasangan. aku mengela nafas pasrah saat sebungkus rokok di lempar padaku. pelakunya adalah orang di sebrangku-yang tadi asik pacaran-kini memandangku aneh. "apa mau mu?" tanya ku sinis karena perubahan mood mendadak ini. sial sekali rasanya.
lelaki itu hanya tertawa "kau tampak stress, habiskan saja rokok ku itu tinggal sedikit" zaine namanya dia memang sedikit bodoh dan agak tempramen tapi dia bisa dibilang orang yang friendly.
"yea thanks" ucapku padanya sambil membuka bungkus rokok itu yang isinya hanya lima batang saja. "huh dasar pelit"
aku mengambil korek dan menyalakan rokok. teman teman yang lain tampak masih saja bermesraan aku sudah tak peduli lah mungkin sudah saatnya mereka bermesra setelah hampir tiga jam kami mengobrol membicarakan ini itu tak tentu arah.
aku melirik arloji, jam menunjukan pukul 3 pagi rasanya baru saja aku keluar kantor jam 10 tadi karena lembur mendadak kami terpaksa memutuskan untuk nongkrong sebentar.
"guys ini sudah jam 3 aku rasa aku akan pulang" ucap tressa yang mulai merapikan barang-barang miliknya. zaine menatap pacarnya dengan lucu. "pulang lah sendirian. aku masih menemani farlegh"
aku tertegun, kaget dengan ucapan frontal zaine "hey, jangan bawa bawa namaku aku" protesku. "kalau mau pulang pulanglah tak masalah aku akan menghabiskan satu batang lagi, lalu akan pulang"
ron datang memeluk bahuku, "hey farlegh kalau kau mau pulang cobalah setenguk saja, kau selama ini tidak pernah menenguk segelas pun anggur nikmat ini, padahal kau terkadang yang menyumbang paling banyak lho" ron tersenyum menggoda kepadaku. aku sangat risih dengan anak ini.
memanh setiap kali mengumpul seperti ini akulah yang akan menyumbang uang paling banyak untuk membeli minuman. bahkan jika bukan karena diriku mungkin saja kita akan menggunakan gelas plastik kecil untuk minum. aku pula yang membelikan kami gelas mini itu. karena aku menonton drama dan gelasnya tampak lucu saja.
"yahh benarr farlegh apa kata donald bebek ini, minumlah segelas saja lalu kita semua akan pulang" bujuk zaine juga. kenapa dia malah ikutan.
"aku tak mau" jawabku acuh sambil menghabiskan rokokku. aku tak peduli kalian yang jahat sudah tau teman kalian yang satu ini tidak memiliki pacar, kalian malah bermesraan didepan matanya. tidak tahu diri.
ron melepaskan pelukannya dan mengangkat tangan nya "yasudah berarti kita semua tidak akan pulang"
ucapan ron sukses membuat ratu drama kita tercengang, tressa mendesis kesal "ayolah farlegh minum segelas saja, aku ingin pulang." wajahnya memerah tampak menahan amarah.
kenapa harus marah? padahal biasanya juga kalian meninggalkanku sendirian. "kau ingin pulang maka pulanglah tres, aku tak peduli"
zaine memukul bahuku "jaga ucapan mu dia pacarku"
aku mengernyitkan dahi ku "lalu?"
zaine hanya tertawa garing. kenapa harus membela jalanh itu? zaine padahal sudah tau wanitanya ini busuk tapi tetap saja dia mau menjalin hubungan dengannya.
"sudahlah jangan jadi pengecut kecil farlegh minum sajalah segelas lalu kita akan pulang" maya ikutan bersorak di belakang ron. maya tampak peduli-tak peduli dengan semua ini, iya hanya memainkan gawai nya saja dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasteless Grape
Short StoryTegukan anggur bisa mengubah hidupmu yang ku jaga dengan dengan baik. Tapi kanvas