HENGGAVORIA
the reasons why I stay with you🪷
Ketiga laki-laki Euforia keluar dari mobil mereka ketika sampai di gedung kosan yang tengah terbakar. Gedung itu, tempat dimana Vyora tinggal. Devan mencoba mengatur nafas memburunya. Ia panik, tentu saja. Kekasihnya berada di sana sejak terakhir kali Devan antar. Di kosan Vyora yang kini dilahap api begitu besar.
"Devan" Darren melambai dari samping mobil pemadam. "Jihan di sini" seru dia
Tanpa menunggu lama, laki-laki berlesung segera menghampirinya. Benar. Jihan berada di sana bersama beberapa orang warga. Dengan jaket hijau yang ia ketahui milik Hengga dan sebuah ponsel di tangan. Vyora yang memakaikannya?
"Jihan"
Gadis itu mendongak mendengar suara Devan. Wajahnya nampak memerah, matanya berlinang air mata, serta tangannya gemetar menyiratkan rasa ketakutan.
"Kalian teman gadis ini?" tanya seorang wanita paruh baya yang merangkul si gadis
"Iya bu, saya.. Devan. Pacar Jihan" jawabnya
"Syukurlah. Nak Devan, tolong bawa dia ke rumah sakit ya. Kami khawatir. Ada dua titik luka bakar di punggungnya, mungkin dia terkena sesuatu yang panas saat terjebak di kebakaran. Dari tadi kami coba membujuknya tapi tidak bisa"
Laki-laki tampan tersebut tersenyum ramah. "Baik bu. Terima kasih buat bantuannya"
"Sama-sama, kalau begitu kami pamit ya" beberapa warga yang tidak lain adalah ibu-ibu itu beranjak meninggalkan keempat remaja di sana
Samar, Darren dan Devan masih bisa mendengar obrolan mereka.
"Aku masih penasaran, sebenarnya dimana Vyora sekarang? Apa dia sedang pergi saat kamar kosnya terbakar?"
"Tapi gadis tadi bilang, dia pingsan saat bersama Vyora sebelum kebakaran"
"Haah jujur aku tidak ingin mencurigai dia tapi mungkinkah dia berbohong setelah mencelakai Vyora?"
"Astaga. Apa bisa gadis sepolos itu berbuat jahat? Wajahnya tidak menunjukan ekspresi yang mencurigakan"
"Bisa saja dia cuma akting kan?"
"Ah sudahlah, biarkan polisi yang mengurusnya. Yang penting kita sudah memberi kesaksian. Berdoa saja semoga Vyora baik-baik saja, dia gadis yang baik selama menjadi tetangga kita"
"Gadis yang malang, semoga dia selalu dalam lindungan Tuhan"
Jihan menggigit kuat bibirnya. "M-maaf" perasaan bersalah kembali menyeruak, mendengar desas-desus dari warga
Devan menggeleng, menggenggam telapak tangan Jihan. "It's not your fault, jangan salahin diri kamu. Kita masih bisa ngelakuin sesuatu"
"Harusnya.." si gadis mendongak guna bersi tatap dengan Hengga. "Harusnya aku engga buka akses buat mereka. Maaf, Ga. A-aku.. aku engga bisa jaga Vyora. Orang jahat itu.. hiks.. aku engga tau kalau mereka yang ada di depan pintu"
KAMU SEDANG MEMBACA
HENGGAVORIA
FanfictionBahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...