CHAPTER 9 - [NV]

463 22 8
                                    

Happy reading
___________________________________________________

Karena kejadian tadi, para guru memutuskan untuk memulangkan siswa-siswi lebih cepat, kecuali Osis.

"Kak Alin telpon Ayah, buat ngejemput kita... Ini sisa kita berdua doang lohh" Ucap Taufan yang sedikit takut.

"Gausah takut gitu disini bukan cuman kita berdua" Ucap Halilintar. "Di sini masih ada Osis" Sambungnya.

"Tapi aku tetep takut kak" Ucap Taufan. "Udah sabar ayah bentar lagi bakalan jemput kita" Ucap Halilintar yang kemudian kembali memasukkan Handphone nya ke rada lama saku jaketnya.

"Loh kalian belum pulang??" Tanya seorang gadis yang baru saja muncul. "Ga kita udah pulang... Udah liat kita masih di sini masih aja bertanya" Ucap Halilintar yang sedikit kesal dengan pertanyaan gadis itu.

"Heheww, iyaa maaf lagian sihh aku gabut" Ucap gadis itu. "By the way, kalian nungguin siapa?" Tanya gadis itu lagi.

"Nungguin Ayah" Balas Taufan sambil tersenyum, sedangkan Halilintar menatap gadis itu selidik soalnya ada bercak darah di jaketnya.

"Oh yaudah aku pulang duluan yah byeee!!" Ucap gadis itu lalu segera keluar dari wilayah sekolah.

"Kak Alin??" Panggil Taufan yang melihat Halilintar terus menatap gadis ituitu, "Hmmm??" Deheman Halilintar.

"Kak, kok ngeliatin dia gitu banget??" Tanya Taufan, "Ga, aku cuman curiga... Tadi kamu ga liat kalo ada noda darah di jaketnya??" Giliran Halilintar yang bertanya, sedangkan yang di tanya menggelengkan kepalanya.

Tin!!

Sebuah mobil berhenti tepat di depan pagar sekolah, Halilintar dan Taufan yang melihat mobil itu langsung menghampirinya.

"Aduh maafin ayah lambat jemput, tadi macet" Ucap Amato yang berada di dalam mobil.

"Ga papa yah... Kita ngerti kok" Ucap Halilintar, lalu masuk ke dalam mobil bersama Taufan, mobil itupun segera pergi menuju rumah.

Di perjalanan, Amato bertanya ke Putranya.

"Oh iya, kalian kenapa pulang cepet?? Bukannya kalian pulang jam setengah tiga yah??" Tanya Amato.

Sedangkan kedua putranya tak menjawab, hal itu membuat Amato langsung paham.

"Ada korban lagi??" Tangannya lagi, kedua putranya hanya mengangguk.

"Siapa??", tanya Amato yang ketiga kalinya. "Airin....." Jawab Halilintar lirih, bahkan sangat lirih hingga tak dapat di dengar oleh Amato.

"Ai.... Siapa???" Tanya Amato lagi, "Airin yahh.... "Bukan Halilintar yang ngejawab tapi Taufan, dia tau kakaknya itu masih sedih atas kepergian Airin.

"Jadi? Gimana kabarnya??" Tanya Amato. "Ga ayah.... Dia ga selamat.... Gimana mau selamat kalo keadaan nya udah penuh darah" Jawab Halilintar yang sedang melihat ke jendela mobil.

.....

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah, yang lumayan besar.

"Udah kalian masuk ke rumah yah, bilang ke bunda kalian ayah ke kantor dulu dan hari ini lembur jadi pulang nya mungkin aga lama" Ucap Amato ke Kedua putranya yang keluar dari mobil.

"Oke ayah, nanti ku sampaikan ke buna" Ucap Taufan riang, sedangkan Halilintar cuman menganggukkan kepalanya.

Amato yang mendengar ucapan Anaknya hanya mengangguk dan tersenyum, lalu mulai berangkat ke kantornya kembali.

E.S Academy- [NV-OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang