The Obsesion [End]

23. Sebuah Foto

Heyyo, gimana nih kabar kalian?

Gak kerasa ya, habis ini bulan puasa. Buat kalian kalau semisal gue ada salah, mohon dimaafkan, ya.

Absen dulu dong kalian baca bab ini jam berapa.

***

Beberapa bulan pun berlalu setelah acara Kenzo yang mengamuk kepada kedua orang tua kandungnya.

Saat ini Aksa dkk sedang berkumpul di rooftop dengan banyak makanan yang tersedia di sana. Kenzi pun sudah mulai baikan dengan keadaannya yang sekarang. Sedangkan Kenzo masih tetap dingin dan benci kepada kedua orang tuanya.

"Gue gak nyangka kalau lo gagal dalam hal keluarga, Zi. Tapi gue respect banget sama lo yang selalu senyum dalam keadaan apapun," ujar Bayu, menatap Kenzi yang sedang memakan makanannya itu.

Ucapan dari Bayu itu berhasil menghentikan aktivitas yang ada di rooftop itu, termasuk Kenzi.

"Ya mau gimana lagi? Gue sempat sih iri sama kalian. Tapi gue sadar, setiap manusia itu punya kekurangan. Dan kita gak bisa maksa buat bikin kekurangan itu jadi kelebihan," jelas Kenzi.

Hati semua orang tersentuh saat mendengar perkataan dari Kenzi. Mereka semua pun saling merangkul satu sama lain ala laki-laki.

"APAPUN YANG TERJADI?!" teriak Langit tiba-tiba.

"KITA HARUS BERSAMA! PERSAHABATAN, KEMATIAN, KEBERSAMAAN, KITA HARUS SALING BERSAMA! WALAU KITA HARUS MENGORBANKAN NYAWA KITA!" sahut Aksa, Kenzi, dan Bayu kompak.

Mereka berempat pun tertawa bersama dan melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda.

Saat Aksa sedang asik bermain game bersama Kenzi dan Bayu, tiba-tiba saja ada notif dari nomor asing yang mengirimkam sebuah foto.

+62836×××××
Online

+62836××××× : tinggalin Alexa. Alexa cuman milik gue, bukan milik lo.

+62836××××× : coba aja lo cari Alexa di kelasnya, lo gak akan ketemu dia. Karena apa? Karena Alexa lagi sama gue, lah. Wkwk

Me : apa maksud lo, hah?! Alexa lagi sakit, jadi dia gak sekolah.

+62836××××× : lo pikir dia beneran sakit? Heh, gak bro. Ini dia di samping gue