BAB 22 : PARIS pt. 2

38 9 5
                                    

KEPIAWAIAN Paris dalam mengoperasikan segala macam software desain saat sesi interview yang berlangsung di ruangan kerja lantai dua, membuat si bos yang ternyata cukup galak dan mengerikan itu bersedia menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEPIAWAIAN Paris dalam mengoperasikan segala macam software desain saat sesi interview yang berlangsung di ruangan kerja lantai dua, membuat si bos yang ternyata cukup galak dan mengerikan itu bersedia menerimanya. Bahkan, tanpa harus menyerahkan segala macam berkas lamaran atau dokumen penunjang lain. Ia hanya diminta untuk membawa data diri ke ruangan yang sama pada esok hari. Ya. Besok. Ia bekerja mulai besok.

Rencananya untuk kembali ke kampung halamannya berakhir gagal. Ia memutuskan untuk tinggal dan minta bantuan pak sopir taksi online yang mengantarnya untuk mencarikan rumah layak huni yang dikontrakkan hari itu juga. Ia bahkan menelepon sang mama untuk memberitahukan rencana dadakan ini.

Seolah semesta berpihak kepadanya, ternyata rumah yang ia sewa hanya berjarak tiga rumah dari rumah kontrakan Arabella. Ia mengetahuinya ketika hendak berangkat bekerja pertama kali.

Melalui interaksi-interaksi kecil yang dilakukan Paris di store, membuat hubungan keduanya jadi lebih akrab. Ia juga jadi tahu segala hal yang disukai Arabella. Drama Korea adalah salah satunya. Maka dari itu, Paris yang sebenarnya menyukai film-film Hollywood jadi pindah haluan menjadi penonton drama Asia itu, demi bisa menyambungkan topik obrolan dengan Arabella. Dalam sehari, ia bisa marathon sampai 16 episode sekaligus, bahkan lebih.

Pada bulan kedua setelah resmi menjadi rekan kerja, pria itu nekat mengungkapkan perasaannya. Meski awalnya ditolak, ia tidak pernah menyerah. Dalam berbagai kesempatan, ia selalu berusaha mengungkapkan betapa ia sangat menyukai Arabella. Bahkan, ia juga memberikan panggilan khusus untuknya. Benar. Nuna.

Hingga suatu malam, ketika dirinya hendak membuang sampah di tong depan rumah, ia mendapati Arabella tengah berjalan-jalan dengan si bos. Rasanya, dadanya panas bukan main. Ia yang baru saja menghapal lirik lagu Yet to Come milik BTS dengan bersenandung lirih, membisu seketika. Ada hubungan apa mereka berdua?

Lalu, pagi itu datang. Pagi ketika Alaric tiba-tiba menggedor rumahnya, bersama Arabella, dan meminta untuk tinggal sementara. Ketika Arabella memberitahunya tentang hal omong kosong penyebab Alaric jadi bucin setengah mati kepada wanita itu, sebenarnya Paris tidak percaya. Bisa saja itu hanyalah akal-akalan Alaric agar Arabella maklum dengan kebucinannya. Tapi, demi menjaga kepercayaan Arabella, Paris pura-pura percaya saja. Lagi pula, ia juga jadi bisa mengawasi tingkah Alaric agar tidak macam-macam.

Arabella terluka. Ia bilang terjatuh karena menghindari orang mabuk. Namun, Paris tidak percaya. Memangnya sejak kapan di daerah rumahnya ada pemabuk berkeliaran di jalan?

Alaric menyuruh Arabella untuk mengikutinya ke ruang kerja di lantai dua, yang tidak sembarang orang bisa masuk. Diam-diam Paris membuntuti mereka, lantas bersembunyi di balik salah satu pilar. Tidak lama setelah Arabella masuk, pacar Alaric datang dengan keadaan yang sudah compang-camping. Arabella keluar ruangan. Namun, ketika ia melirik ke arah dalam, ekspresinya berubah. Menjadi lebih kusut. Sedih. Terganggu. Mungkinkah ia ... cemburu?

AMORVENCY (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang