PART 13

79 38 155
                                    

Kriing, Kriiing, Kriiing!Bell masuk telah berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kriing, Kriiing, Kriiing!
Bell masuk telah berbunyi.

Wali kelas Key kini masuk lebih awal tidak seperti biasanya.

"Atas nama Keynira Sefta Winata, di tunggu Buk Yola di ruang BK... untuk yang lain nanti ada Pak Radi untuk mengawasi ulangan semester kalian."

Key tidak kaget saat namanya di sebut, karena ia sudah menduga pasti kasus ini ada sangkutannya sama video yang sudah tersebar luas.

Key mengikuti jejak langkah wali kelasnya menuju ruang BK, sesampainya di sana, ia terkejut kala netra menangkap dua orang pria dan wanita paruh baya sedang berbincang dengan Buk Yola.

Dengan sangat pelan Key melangkahkan kakinya, hingga terhenti tepat di belakang kedua orang tuanya.

"Silahkan duduk Key," perintah Buk Yola.

Buk Yola masih dengan sikap netral berbicara dengan Key. Namun, tidak dengan orang tuanya. Tatapan mereka begitu tajam saat melihatnya, dengan ragu Keypun duduk di sebelah Nika.

"Coba jelaskan kepada saya mengenai video ini!" ujar Buk Yola, memutar sebuah klip dalam handphonenya.

Key tertunduk lemah dengan situasi seperti ini, meskipun batinnya mengatakan ia tak salah. Namun, ia harus mengaku salah, karena jelas-jelas ia memang berbuat kekerasan. Meskipun mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi Key jugak tidak punya bukti apapun untuk membela dirinya sendiri.

"Apa itu benar kamu yang melakukannya?" tanya Nika memastikan.

"Iya, itu Key mah," jawab Key tertunduk pasrah.

"Apa yang membuat kamu bertindak seperti itu Key?" tanya Buk Yola, memandang lekat wajah Key.

"Mereka duluan yang gangguin aku, terus tiba-tiba mereka menampar dan menjambak rambutku. Dengan penuh sabar aku menerimanya sampai kesabaranku benar-benar habis. Hingga akhirnya aku berbuat demikian untuk membalasnya," jelas Key, kemudian mengangkat wajahnya.

"Apakah kalian percaya kepadaku? Itu hanyalah potongan video yang tidak lengkap, jadi seolah-olah aku yang memulainya." Key menatap ketiga orang itu bergantian.

Buk Yola seperti mencerna setiap kalimat yang Key sampaikan, begitupun dengan Nika yang merasa empati kepada putrinya. Nika yakin kalo Key tidak sejahat itu kalo bukan oranglain yang memulainya.

"Key, dengerin ibu, Michele itu memang anak yang angkuh dan sombong, ia tak mau seorangpun menyainginya. Ibu mengerti keadaanmu, kamu tahukan kalo Michele keponakannya pak Brata pemilik sekolah ini, Ibu sarankan meski kamu tersulut emosi jangan sekali-kali berbuat kekerasan, karena ia bisa melaporkanmu ke pamannya," tutur Buk Yola dengan tenang. Buk Yola memang mengerti kondisi ini, karena tidak sedikit ia menghadap anak-anak yang kasusnya sama persis seperti Key.

"Sayang, ingat selalu pesan papa ya, untuk tidak mengeluarkan keahlianmu kecuali darurat saja," ujar Winata, yang tadinya ketus berubah menjadi teduh ketika mendengar penuturan guru BK Key.

"Ini masih peringatan pertama, kamu bisa kembali ke kelasmu dan selesaikan ulanganmu, untuk wali murid karena kasusnya sudah selesai, kalian bisa kembali beraktifitas. Mohon maaf atas ketidak nyamanan atau mengganggu waktu kalian,"

"Baik buk, terimakasih. Jika Key melakukan kesalahan lagi bisa kembali hubungi kami." ujar Winata, kemudian bangkit dari duduknya untuk berpamitan. Setelah itu di susul oleh Nika dan Key.

Key keluar dari ruang BK bersama orang tuanya.
Setelah berpamitan dengan orangtuanya Key kembali ke kelasnya.


***********************

BRUK!

Michele terhenyak, saat tangan kokoh memukul mejanya dengan sangat keras. Tidak sedikit para siswa ikutan tersentak kaget dengan kedatangan Ken, dengan raut wajah yang menyeramkan di temani ke tiga temannya, Rio, Doni, dan juga Jeft.

"Apa yang lo maksud dengan menyebarkan video ini huh?" tanya Ken, melemparkan Hpnya di meja Michele dengan video yang sedang di putar.

"Ka-kamu gak percaya sama aku? Jelas-jelas Key duluan kok," ucap Michelle terbata-bata.

"Gue tahu lo licik, jangan berharap gue akan menuruti semua keinginan papa lo. Soal bisnis antara bokap gue dan bokap lo sudah berakhir, tidak ada lagi kerjasama dan apapun yang berhubungan antara gue dan lo.
Gue harap lo berhenti gangguin gue, karena gue gak mau melihat muka licik yang sudah menyatu dengan iblis dalam jiwa lo," Kemarahan Ken begitu memuncak, hingga ia tak bisa lagi menyaring ocehannya. Setelah puas dengan apa yang ia lontarkan, ia memukul kembali meja tersebut dengan kuat kemudian pergi meninggalkan Michele yang masih terpaku dan merasa sesak di dadanya.

Sesaat setelah kepergian Ken, ia tak bisa membendung air matanya. Selicik-liciknya dia, masih mempunyai hati saat ada sesuatu yang menyakiti. Ia begitu tak percaya bisa-bisanya Ken membela perempuan psikopat itu, ia bertekad dalam hati akan membalas dendam kepada Key karena dia telah menghancurkan hatinya bahkan hidupnya.

Di samping itu, teman-teman Michele berusaha memeluk dan menenangkan di tengah fikirannya yang kacau.

"Gue akan bantu lo untuk membalaskan dendam lo," ucap Vany.

"Gue jugak ikut andil dalam masalah lo, apapun yang terjadi kita hadapi bersama-sama," ujar Sonya. Kemudian mereka berpelukan dengan jiwa yang penuh dengan kebencian kepada satu nama yaitu 'Keynira Sefta Winata.'


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_-_-_-_


Hola Guys.....
Maafin author ya lama Up-nya.
Jangan lupa tinggalkan jejak Vote and Komen. Karena itu berharga bagiku..

Love you for All...

KEN & KEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang