"ANDWEEE PAPA!!! ANGAN INGGALIN JAE!!!" Teriak Jaehoon sambil memeluk kaki papanya.
"Jae Papa harus bekerja sayang. Ayo Jae masuk ke dalam rumah dan bermain saja. Sudah jangan menangis ya cup cup cup" Ujar Jake sembari memeluk sang anak agar tenang.
"No papa no hiks angan angan inggalin jae" Lirih Jaehoon dengan memeluk kuat papanya
Jake melihat arloji di tangannya yang menunjukkan pukul setengah tujuh.
"Hmm bagaimana jika Jae ikut papa ke kantor?" Jake menatap sang anak yang masih sesegukan"Itut papa ke kantol? 'kantor' Jae mau Jae mau" Antusias sang anak membuat Jake tersenyum "baiklah kalau Jae mau ikut hapus dulu air matanya dan berganti baju bersama bibi yin" Jaehoon menurut dan menghapus air matanya membuat Jake gemas.
"Ayo bibi yin emani Jae ganti baju" Jaehoon menarik tangan bibi yin masuk ke dalam rumah bak istana nya. dan meninggalkan Jake yang tersenyum hangat dan tatapan yang mulai menyendu.
Membayangkan betapa bahagia sekali anak semata wayang nya itu jika masih memiliki keluarga yang lengkap, sang mama? Dia mungkin sudah bahagia dengan keluarga baru nya.
Jake tetap bersyukur meskipun Jaehoon tak memiliki ibu seperti anak-anak lainya. tetapi Jaehoon tetap mendapatkan kasih sayang darinya tanpa kekurangan, dia selalu memberikan apa pun yang sang anak mau selalu menyempatkan waktu untuk bermain dengan sang anak.
Terkadang dia berpikir apakah sang anak tidak ingin memiliki seorang ibu? Dan Jaehoon juga tidak pernah membahas seorang mama. sejak dia menangis karna akan ditinggalkan sang mama. dan mendapatkan pukulan terakhir dari mamanya sebelum ditinggalkan. Dan sampai sekarang Jaehoon tidak pernah membahas mamanya,
"Apakah dia tidak merindukan Jaehoon? Atau ingin melihat Jaehoon sekali saja?" Batin Jake
"Papa! Papa! Cenapa papa meyamun?" Jake tersentak dari lamunannya kala mendengar suara cadel sang anak. Dan mengalihkan atensinya pada sang anak yang menggunakan kemeja putih. Celana hitam. Serta jas dan dasi hitam persis seperti setelan formal yang ia kenakan sekarang,
"Wah anak papa tampan" Tubuh Jaehoon di angkat ke gendongan sang papa. "Cepelti papa" Jawab Jaehoon
"Hahaha baiklah jagoan ayo kita berangkat"
"Lechugoo~"
___di mobil___
"Papa" Suara cempreng Jaehoon membuat Jake menoleh sekilas pada sang anak.
"Kenapa Jae?"
"Tidak"
"Papa"
"Hmm?"
"Papa~"
"Kenapa jagoan? Katakan saja Jae mau apa? Nanti papa belikan" Jaehoon memainkan jari nya membentuk 👉👈
Dengan senyum yang memperlihatkan gigi kecil nya "Jae mau mainan balu papa~ mau lego cama mobil emot 'remot' ya papa?" Ujarnya Jaehoon dengan tatapan berbinar,"Belikan tidak ya?" Ledek Jake membuat Jaehoon mengerucut kan bibir nya dengan mata berkaca "papa" Lirih Jaehoon,
"Hahaha baiklah nanti setelah kita pulang dari kantor papa belikan mainan apapun yang Jae mau ya?" Jaehoon langsung tersenyum senang dan menghapus air mata yang akan keluar.
"Papa yang telbaik Jae cayang papa"
To be continued
Makasih udah mau baca hiks semoga ga bosen baca. Ayo sedekah guys tinggal pencet bintang and komen doang pliss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa and Daddy Lopyuu
Fanfiction"Papa! jae mau guyayi" "Itu tidak baik untuk gigi. yang lain saja" "Huh. Paman! Jae mau catuu guyayi nya papa yang bayal" Bxb, Mpreg. Homophobic? Hus Hus