Beda dari pasangan lainnya, pasangan Hansol-Seungkwan dan Junhui-Minghao lebih keliatan kayak balik lagi ke jaman pacaran dulu. Dan mereka berempat lagi asyik kontes memasak di dapur, jangan tanya gimana keadaan dapur sekarang, karena lebih dari sekedar keos.
"Kalo ada Mingyu mungkin bakalan lebih aman," keluh Seungkwan. Hansol tertawa.
"I'm so sorry bae, lagian kamu tau aku nggak pinter masak, tapi nyuruh aku adu masak sama Jun Hyung," kata Hansol membela diri."Tapi ku kira nggak akan se-kacau ini," balas Seungkwan sambil membersihkan bagian roti yang gosong karena Hansol lupa mengecilkan api nya.
"Tapi ini masih bisa di makan kok," kata Minghao menenangkan.
"Masih bisa di tambahin saus atau semacamnya, nanti juga akan tertutup rasa gosongnya," kata Junhui menambahkan. Seungkwan menghela napas.Untung dia sangat menyayangi suaminya. Coba kalo nggak, mungkin Hansol udah dia lelang. Nggak deng, Seungkwan lemah sama ketampanan suaminya, nggak bakalan tega dia.
"Ayo kita makan, mashed potatonya udah mateng," kata Junhui.
Jadi mereka memang bagi tugas, Hansol bagian memanggang roti dengan teflon, sedangkan Junhui membuat mashed potato.
Entah apa yang akan mereka makan ini sebenernya, tapi ikutin aja udah, yang penting mereka senang.
***
Setelah mereka selesai memasak semuanya, mereka pun kembali berbincang-bincang sambil menonton film.
"Aktor Junpi akan menjadi pemeran utama di mana lagi kali ini?" Ledek Seungkwan. Jun mengetuk-ngetukan jarinya ke sandaran sofa, menandakan ia sedang berpikir.
"Aku sedang mempertimbangkan film layar lebar bergenre thriller, sepertinya akan sangat keren jika memerankan seorang psikopat," kata Jun dengan nada bangga.
"Wah! Kerenn!" Seru Seungkwan mengapresiasi Hyung nya satu itu. Jun pun tersenyum lebar.
"Kalau kau sendiri bagaimana?" Tanya Minghao.
"Diva Boo akan comeback dan melakukan world tour," sahut Hansol saat Seungkwan baru saja hendak membuka suara. Minghao pun menganggukkan kepalanya.
"Kau ikut?" Tanya Jun pada Hansol, penasaran.
"Hyung seperti tidak tau kelakuannya saja. Mana bisa Hansol ditinggal untuk waktu yang lama. Bisa-bisa rumahku habis terbakar karena kecerobohannya itu," kata Seungkwan menjelaskan. Minghao dan Junhui pun tertawa mendengarnya.
"Tapi omong-omong, kalau rumah yang Dino buat sudah jadi, dan kita semua pindah ke sana, lalu rumah saat ini, siapa yang akan menempati?" Tanya Jun bingung.
"Jadikan aset saja. Disewakan atau semacamnya," sahut Minghao. Jun pun menganggukkan kepalanya, tanda mengerti.
"Ide bagus! Bisa dijadikan rumah sewaan atau tempat persinggahan anak-anak nantinya," kata Seungkwan.
"So, do you mind if we have it?" Tanya Hansol. Seungkwan langsung ngegebuk lengan suami nya itu.
"Jangan macam-macam!" Omel Seungkwan dengan wajah yang memerah, sedangkan Hansol hanya tertawa dan Junhui-Minghao geleng-geleng kepala melihat kelakuan keduanya.
###
Waktu itu yang Seungkwan kira cuma percakapan nggak jelas, tiba-tiba aja dalam beberapa bulan dia udah megang testpack dengan garis dua. Nggak tau lagi, gimana perasaannya sekarang, kayak seneng, terharu, sekaligus kaget semuanya nyampur jadi satu.
Cuma masalahnya satu, ini Hansol lagi di luar rumah, lagi beli makanan buat Seungkwan yang lagi sakit, ntar kalo dia tiba-tiba telpon, panik ga ya suami nya?
Tapi bukannya dia nelpon suaminya, dia malah nelpon hyung nya yang lain.
"Bagaimana ini, Hao hyung?" Tanya Seungkwan panik. Yang di sebrang telpon pun menghela napas.
"Kalian kan sudah menikah, tentu saja ada hasil dari percobaan itu, dan tentu saja Hansol akan bertanggungjawab. Apa yang kau pikirkan sih?" Tanya Minghao heran. Seungkwan pun terdiam. Ada benar nya juga perkataan hyung nya yang satu itu.
"Benar sih, Hyung. Tapi, dari tadi aku mendengar suara muntah-muntah, apakah Junpi Hyung sakit?" Tanya Seungkwan penasaran. Pasalnya dari awal ia menelpon Minghao, hingga 3 menitan ini, ia hanya mendengar suara orang mengerang dan mual-mual.
"Tidak," jawab Minghao singkat.
"Lalu? Kenapa?"
"Ia sedang mengalami morning sickness,"
"Hah? Ku kira---"
"Tentu saja aku, tapi ia yang mengalami fase mual nya. Adil kan?" Kata Minghao. Seungkwan tertawa.
Seketika ia jadi berpikir, bagaimana kalau nanti nya justru Hansol yang mual dan mengidam ya? Sepertinya Seungkwan akan kewalahan, mengingat betapa manjanya Hansol ketika sakit.
Namun setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya mereka semua akan memiliki anak yang sepantaran. Seungkwan jadi membayangkan, akan sangat ramai nanti nya anak-anak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind Of Future
Randomkisah tentang keluarga dan kehidupan sehari-harinya Last book of trilogy: Me After You