30 - I don't trust you again

667 24 2
                                    

Mohon memberikan dukungannya......






Nadia

Melihat kemesraan Mas Arya dan Soraya membuat tekadku untuk lepas dari Mas Arya pun semakin besar. Aku lelah terus bersamanya meski aku memang mencintainya. Mas Arya tidak menujukkan tekad yang kuat untuk mempertahankanku dan terus saja bersikap plin-plan. Ternyata wanita memang lebih butuh orang yang mencintainya daripada orang yang dia cintai. Sekarang baru aku sadar terkadang cinta tidak bisa dipaksakan dan melepaskan mungkin saja solusi yang terbaik. Semua wanita ingin menjadi satu-satunya apa dia pikir aku akan terus bertahan menjadi yang ke dua semur hidup?

"Nadia kamu yakin mau nikah sama aku?"

Setelah aku mengucapkan dengan gamblang ingin menikahi Mas Ian, tampaknya dia sedikit heran. Aku jelas tidak berpikir impulsif karena sudah ku pertimbangkan dengan matang pilihan hidupku ini. Lagi pula mengharapkan Mas Arya hanya akan membuat perasaanku makin sakit.

"Iya.... ayo kita menikah mas aku ingin melupakan segala kenangan buruk dan ingin membuat momen bahagia bersama kamu..."

Mas Ian tersenyum bahagia dan dia mulai memelukku. Jujur aku merasakan pelukannya begitu menenangkan sekali. Aku belum jatuh cinta pada Mas Ian tapi sekarang itu bukan masalah besar. Jika bisa mengulang waktu aku ingin bertemu terlebih dulu dengan Mas Ian bukan dengan Mas Arya. Setelah kami berpelukan Mas Ian mencium pipiku mesra dan aku tidak keberatan sama sekali bahkan aku mulai membiasakan diri.

"Nadia aku janji akan selalu membahagiakanmu...."

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena pestanya memang membosankan. Semoga jalan yang ku pilih ini adalah jalan terbaik karena aku ingin bahagia. Aku lelah dengan perasaan sakit dan tersiksa selama menjadi istri rahasia Mas Arya. Aku pun lelah karena Mas Arya selalu memberiku harapan yang tak pernah terwujud. Katanya cinta tapi tidak bisa memilih, katanya cinta tapi terus berjalan di tempat. Lama-lama aku jengah dengan bualan manisnya yang sungguh tidak ada habisnya.

Tidak terasa aku sampai di apartemen pukul 12 malam karena perjalanan yang lumayan jauh dan ku ajak mas Ian untuk mengobrol sebentar. Suasana apartemen sepi karena Bi Yati sedang pulang kampung karena kerabat jauhnya ada yang meninggal.

"Mau kopi mas?" Aku menawarkan minuman karena mungkin saja Mas Ian haus.

"Nadia kayaknya aku gak bisa lama-lama disini soalnya asisten rumah tangga bilang saat ini Panji sedang sakit...."

Panji si bocah ceria itu tak biasanya sakit dan aku yang mendengarnya pun lumayan cemas. Semoga saja sakitnya tidak parah dan dia segera sembuh.

"Kalau gitu Mas Ian harus cepet pulang... tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan sampai kebut-kebutan...."

Mas Ian memelukku begitu lama sebelum dia akhirnya pamit. Aku melambaikan tangan dengan senyuman padanya sebelum akhirnya Mas Ian pergi melesat dengan mobilnya.




...................





Setelah Mas Ian pergi aku langsung tertidur pulas apalagi suasana begitu sepi. Tapi tidur nyenyakku tak berjalan lama karena seseorang memencet bel dengan kasar dan begitu berisik. Aku akhirnya terpaksa bangun dan dalam kondisi setengah sadar aku membuka pintu apartemen. Saat ku buka seseorang mencium bibirku dengan paksa dan begitu kasar.

Meski kondisiku setengah sadar pasca bangun tidur tapi aku hafal betul yang menciumku seperti ini adalah Mas Arya. Apalagi aroma parfumnya yang tak pernah berubah membuatku langsung mengenalinya. Dia sangat suka menciumku dengan kasar dan agresif entah alasannya apa....

"Kamu gak bisa seenaknya nikah sama Adrian!! Kamu lupa kalau kamu masih istri sah aku???" dia melepaskan ciumannya sambil marah-marah.

Selalu saja begini... dia boleh membuatku cemburu tapi aku tak boleh membuatnya cemburu. Dia boleh melukai perasaanku tapi aku tak boleh melukai perasaannya. Memangnya yang punya hati hanya dia saja? Kenapa dia tak bisa introspeksi diri sih? Sungguh sangat menyebalkan dan membuatku muak bukan kepalang.

"Peduli setan mas aku bakal tetap nikah sama mas Ian.... gak usah kamu halangi jalanku! Urusi aja istri kamu Soraya!!!" Aku membalasnya dengan nada tinggi.

"Memangnya Adrian masih mau sama kamu kalau kamu hamil?"

"Aku gak dalam kondisi hamil!!" Balasku kesal.

"Kalau gitu aku bakal bikin kamu hamil!!!"

Dengan emosinya yang meledak-ledak Mas Arya mulai merangsang tubuhku. Ucapannya jelas membuatku waspada dan sebisa mungkin menolak dia. Tapi sangat sulit apalagi sekarang Mas Arya dengan lihainya merangsang tubuh ini. Aku tidak tahan dan berusaha melepaskan diri tapi sebelum itu terjadi dia sudah berhasil bercinta denganku.

"Mas Arya lepasin aku.... ah....."

"Nggak akan pernah aku lepasin kamu!!!" Ucapnya egois.

"Kamu egois.... mas.... ahhh..."

Aku ingin mengumpat dan marah padanya namun dia malah semakin menggila. Membuatku tidak bisa berpikir jernih karena kami saling tarik menarik. Kakiku lemas tak kuasa lagi berdiri seolah paham kini Mas arya membawaku terlentang di meja dan dia belum berhenti. Rasanya aku mulai melayang saat dia makin kencang. Tapi tak lama dia malah berhenti dan membawa tubuhku ke kamar. Saat tubuhku mulai dia kuasai, namun pikiranku justru bisa menghalaunya. Kini di kembali menjamahku dalam posisi aku yang berada dalam pangkuannya. Tapi entah kenapa air mataku mulai mengalir......

Aku merasa seperti jalang yang hanya dibutuhkan saat Mas Arya sedang kalut, gelisah dan emosi. Apa aku sebegitu tidak berharganya sehingga dia tidak mementingakn perasaanku? Dia pikir aku ini tidak punya perasaan?

"Nadia why are you crying?"

"Mas Arya aku benci kamu... keegoisan kamu gak pernah ada habisnya, jujur sama aku kalau kamu cuma cinta sama tubuh aku kan bukan hati aku?" Ucapku sambil menangis keras.

"Sampai berapa kali aku bilang kalau aku cinta kamu Nadia...."

"Terus harus sampai berapa kali aku bilang gak mau lagi jadi istri simpanan kamu sialan!!!"

Aku menangis histeris dan Mas Arya menghentikan gerakannya sesaat. Dia menghela nafas kasar dan memelukku untuk menenangkan suasana hatiku yang memburuk. Aku juga merasakan dia mencium puncak kepalaku dengan lembut.

"Aku akan menceraikan Soraya dan menjadikan kamu satu-satunya Nadia... tapi aku mohon beri aku waktu karena menceraikan soraya bukan hal yang mudah"

Mataku membulat saat Mas Arya mengatakan hal itu. Tapi entah kenapa aku masih saja skeptis dengan ucapannya. Pikiranku berkata aku tak seharusnya cepat percaya dengan apa yang dia katakan. Dia hanyalah pria pembohong dan aku tak mau lagi mempercayainya.

"Lalu aku harus nunggu sampe kapan?" Tanyaku ingin tahu.

"Aku gak bisa ngasih tau sampai kapan karena saat ini aku masih menyelidiki Soraya... maaf Nadia tapi tolong percayalah sama aku...."

Sudah ku duga lagi-lagi Mas Arya cuma raja PHP yang pasti akhirnya aku yang sakit. Aku tak mau menunggu hal yang tidak pasti lagi untuk saat ini sungguh...

"Nadia maaf tapi i really need you now..." ucap Mas Arya dengan nada yang rendah sambil menggigit telingaku.

Setelah mengucapkan hal itu Mas Arya kembali bercinta denganku dan aku hanya bisa pasrah dan mendesah. Tubuhku ini rasanya mulai menjadi jeli karena sudah lama kami tidak bercinta. Dia sangat tahu bagaimana membuatku melayang hingga aku terus mendesah dan menjerit sampai pagi.

Saat dia masih menjamah tubuhku... otak ini berpikir apa secepatnya aku menikah saja dengan mas Ian? Aku tidak bisa begini terus atau Mas Arya akan datang lagi untuk bercinta denganku di kemudian hari. Dasar pria plin-plan dan tukang bohong!!!




Bersambung.......

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang