Piket Terakhir (A.S)

1.8K 11 1
                                    


Jadwal kelulusan bagi Ashel sudah keluar, show terakhir yang dijadwalkan pada 11 Februari tersebut menjadi terakhir kalinya Ashel menjadi seorang idola. Rangkaian demi rangkaian kelulusan juga telah disusun, offair terakhir, video call terakhir, dan bahkan 2shot online terakhir juga sudah dijadwalkan dan tinggal ia lakukan. Semua jadwal sudah tersusun rapi dan Ashel menjalani hari-harinya dengan degup-degup di hatinya. Satu sisi, ia merasa lega karena sebentar lagi semua kelelahan dan kesibukan akan berakhir. Memulai hari dan hidup yang baru sebagai orang biasa dan bukan berstatus sebagai idol kembali. Di sisi lain, ia terkenang segala keseruan, kesedihan, dan kebahagiaan selama menjadi idol. Segala kebahagiaan yang ia dapat bersama fans yang senang bertemu dengannya, keseruan setiap event dan pertunjukan bersama para member, serta kesedihan dari masalah, omelan, dan juga tuduhan yang mungkin sering ia dapatkan dulunya.

"Hari ini terakhir, harus yang terbaik." ucap Ashel sambil memperhatikan dirinya di cermin besar pada kamarnya.

Ia berpose, masih dengan balutan handuk di tubuh dan kepalanya. Berlenggang, mengangkat satu tangannya, dua tangannya ke belakang kepala, serta meletakkan satu jarinya di depan bibir, beberapa pose yang cantik dan seksi ia lakukan. Apalagi dengan balutan handuk yang hanya sepanjang pahanya serta payudara bulat yang tertutup handuk namun masih menunjukan gumpalan bagian atasnya. Lalu gadis itu melepas handuknya, handuk putih itu jatuh ke lantai dan memperlihatkan tubuh yang indah. Tubuh yang sangat indah yang digilai banyak laki-laki, bahkan ia selalu menjadi langganan masuk ke akun-akun mesum yang memposting salkus-salkus dirinya. Cerita-cerita dewasa dan juga postingan-postingan menjurus mengenai dirinya juga beredar luas di dunia maya.

"Uuw sexy~" ujar Ashel memuji dirinya sendiri.

Tubuhnya bagai jam pasir, lekukannya yang sangat indah terpantul di cermin besar. Pundaknya cukup lebar, payudaranya bulat kencang dan menggiurkan, putingnya coklat terang, kulitnya putih mulus, tubuhnya sedikit berlemak namun tak gemuk, serta pinggul yang montok yang membuat pria-pria meneteskan liur. Satu bagian terbaik yang tak pernah dilihat fans manapun, sebuah vagina yang tembem, berbulu tipis yang dicukur rapi, klitorisnya bersembunyi, dan garis vertikal tanpa lipatan maupun bibir vagina yang keluar dari garis vertikal tersebut sehingga harus dibuka sedikit agar merekah dan mendapat harta karun yang disukai para lelaki. Ashel kembali berpose, pose yang sama seperti yang tadi namun dengan tubuh yang tak berbusana.

"Dingiin...~" gadis itu berjingkat karena kedinginan dan langsung menyambar pakaian yang sudah ia siapkan di kasur.

Tubuhnya bergetar saat ia bergerak, berjingkat menuju kasur membuat payudaranya memantul. Siapapun yang melihat pemandangan ini pasti akan bergumam "gila!", tak mungkin birahi tak terbakar melihat dirinya seperti itu. Pria pasti menggila, wanita akan mempertanyakan kenormalannya, melihat tubuh indah yang bergetar dan bergoyang hanya karena melangkah dalam keadaan telanjang pastinya adalah sebuah pemandangan yang amat panas.

"Ini aja kali ya, biar gak keliatan niat banget buat piket hehe" ujar Ashel sambil mengangkat sebuah kaos lengan panjang.

Kaos lengan panjang yang berwarna hitam crop, bertuliskan angel 333, membentuk lekuk tubuh, serta berkerah sabrina yang terlihat seperti dipotong manual menggunakan gunting. Bagian pundaknya sedikit terlihat karena ada lubang yang digunting sehingga menyisakan satu tali tipis yang membentuk kerah. Ashel mengenakan bra tanpa tali berwarna hitam, senada dengan kaos yang ia pakai. Bra dengan model setengah itu sengaja ia gunakan sehingga membuat payudaranya terlihat menyembul dan hanya menampung sebagian bulatan payudaranya dan menutupi putingnya. Lalu gadis itu mengenakan kaos pada bagian luarnya, menutupi tubuh bagian atasnya meski pinggang dan perutnya masih bisa terlihat. Lalu ia mengenakan celana dalam hitam yang senada, sepasang dengan bra yang ia kenakan, celana dalam yang terlihat kecil. Celana dalam itu hampir hanya menutupi bagian vagina dan sebagian bongkah pantatnya saja, seakan memang didesain untuk membuat pria sakit kepala tak bisa menahan birahinya.

"Gini aja kali ya... hehe" ucap Ashel sambil melihat dirinya kembali di cermin, hanya mengenakan kaos dengan sebuah celana dalam.

"Bisa dipukulin ibu-ibu kalo begini di tempat umum hehe, kalo bapak-bapak sih gapapa pasti pegang-pegang dikit, enak hehe" ucapnya sendiri, membayangkan sendiri skenario di dalam kepalanya.

Ia menatap jam pada meja kamarnya, ia baru menyadari bahwa waktu sudah mepet. Ia buru-buru memakai celana jeans yang cukup ketat membentuk betis dan pahanya yang sekal. Lalu melepas handuk pada kepalanya untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. Ia memakai make upnya, membuat dirinya terlihat makin cantik dan menyisir rambutnya setelah dikeringkan. Semua itu ia lakukan dengan cepat, namun tak sembarangan. Ashel sudah terlihat cantik dan seksi, casual namun menggoda dan siap berangkat.

"Mami. ashel berangkat ya" ucap Ashel berteriak di depan pintu.

Ia sudah memegang tas dan beberapa totebag, semua itu adalah baju ganti serta make up pribadinya serta barang-barang perlengkapannya seperti handphone, charger, dan powerbank. Ia berdiri di depan pintu rumah dan menunggu keluarganya keluar untuk berpamitan. Di halaman, supirnya sudah menunggu dengan sabar, supir paruh baya itu terus menatap majikannya yang sangat seksi dan menggoda dengan tatapan nanar penuh nafsu.

"Hati hati ya, semoga lancar showmu" ucap mamanya keluar dari kamar, disusul oleh kakaknya yang muncul dari arah belakang.

"Seksi banget... udah siap banget nih!" ujar kakaknya meledek Ashel, membuat gadis itu terkekeh.

"Wah, ini mah niat buat piketnya, bukan shownya" balas mamanya ikut meledek, Ashel hanya tertawa dan memberikan senyum penuh arti pada mereka berdua.

Gadis itu menuju mobil dan meletakkan bawaannya di kursi tengah, lalu ia menuju kursi depan tepat di samping sang supir pribadi. Pria paruh baya itu terkejut melihat Ashel mengambil kursi depan dan bertanya padanya.

"Loh di depan non, kenapa?" tanya pria itu pada Ashel.

"Gapapa pak Iam" balas Ashel terkekeh, gadis itu langsung memakai sabuk pengaman yang membuat payudaranya terbelah di tengah dan terlihat semakin menyembul.

Perjalanan berlangsung dalam diam, perjalanan dari rumah menuju mall di bilangan Sudirman itu memang terpaut cukup jauh dan harus menaiki tol dalam kota. Pak Iam melajukan mobilnya ke dalam tol dan mengendarai dengan santai sesuai permintaan Ashel. Tapi tanpa mereka sangka, tol dalam kota tersebut ternyata macet dan padat. Pak Iam sedikit panik dan menoleh ke arah majikannya yang tengah melihat ke arah mobil-mobil yang berhenti karena kemacetan.

"Santai aja pak Iam, masih pagi kok... aku emang udah nyisahin waktu buat macet kok jadi gak bakal terlambat." ucap Ashel, pak Iam menghela nafas lega mendengar penjelasan Ashel.

Mobil berjalan dengan perlahan, sesekali mobil tersebut berhenti karena lalu lintas yang tersendat. Ashel menoleh ke arah pak Iam dan tersenyum iseng, ia memang sudah memiliki rencana sendiri untuk pak Iam tanpa pria itu ketahui. Tanpa pria itu sadari, majikannya tersebut melepas sabuk pengaman dan menggelung rambutnya sebelum menjatuhkannya ke satu sisi. Gadis itu tersenyum nakal ke arah pak Iam, pak Iam terkejut melihat Ashel yang menatap wajahnya.

"Non... ramai non" ujar pak Iam, namun gadis itu tak peduli dan mengelus pangkal paha pak Iam.

"Hehe, gapapa pak bonus." balas Ashel, membuat pria itu terkekeh senang.

selengkapnya hanya di :

https://trakteer.id/Bersimfoni

satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku

One Shoot Collection 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang