BAB 22

1.3K 102 0
                                    

Playlist_song by :
Starboi3 ft Doja Cat - Dick

Happy Reading !!

• • •

Didalam toilet.

Yella yang tengah menatap pantulan wajahnya dicermin wastafle. Beberapa kali menghela nafas.

"Astaga, kau tidak sadar diri ternyata. Dibanding menjadi pasangan Moris, kau lebih cocok terlihat seperti Ibunya. Gunakan otak mu itu. Setidaknya lihat penampilan mu. Entah apa yang kau lakukan pada Moris, setidaknya dia masih waras memilih mendiang Lorenc dari pada dirimu yang kampungan itu."

Kalimat dari salah seorang temannya di club kemarin malam. Kembali terlintas dalam benak Yella. Membuat wanita itu menatap dalam menilai penampilannya dari pantulan cermin.

"Apa yang mereka katakan. Ck! Mereka saja yang tidak tahu kelas mode. Mereka tidak tahu saja barang yang ku kenakan mewah semua. Ck! Mereka yang kampungan Yella, abaikan saja." Gerutu Yella sinis, mencuci kedua tangannya kesal.

Cklekk!

Bersamaan pintu toilet terbuka, menampilkan sosok Amberly yang masuk dengan santai. Dan,

Klek,,

Dengan menggunakan punggungnya serta kedua tangan dibalik punggung. Amberly mengunci pintu itu. Sebelum melangkah santai anggun dengan kedua tangan terlipat didepan dada.

Yella yang merasa waspada, memicingkan mata tidak suka dan mematikan kran.

"Hallo, bibi. Lama tidak berjumpa, dan" sapa Amberly melarikan matanya menatap Yella dari atas kebawah dan naik lagi. Memberikan tatapan menilai.

Dan sikap itu, terasa merendahkan bagi Yella. Membuat Yella merasa terganggu, tidak suka.

"Dan bibi terlihat masih sama saja, noraknya." Lanjut Amberly mengejek.

"Wah, Amberly. Apa mendiang Ibu mu tidak mengajari sopan santun. Yeah, dilihat dari mana asalmu yang merupakan anak haram. Tentu saja wajar kau tidak punya sopan santun. Terlibih, kau terlihat banyak berubah. Kenapa? Baru sadar kalau semua butuh Uang." Balik Yella menyindiri.

Ikut melipat kedua tangannya didepan dada. Dan menaikan sebelah alisnya menantang. Menaikan dagunya angkuh, tidak ingin kalah dari gadis yang notabenya lebih muda darinya.

Namun, alih-alih terintimidasi dan sakit hati akibat ucapan Yella.

"Ahhaahahahaha,," Amberly malah tertawa acuh, dengan nada penuh keanggunan.

"Bibi, abaikan saja diriku. Tapi setidaknya mengacalah. Moris sudah membiayai hidup mu dengan mewah. Apa kau tidak khawatir Moris akan berpaling." Sahut Amberly mengejek.

Sontak, senyum angkuh Yella luntur. Dan spontan menoleh, kembali menatap cermin. Yang kali ini juga memantulkan sosok Amberly yang berdiri didepannya.

Sangat terlihat kontras perbedaannya. Selain umur, Yella jelas tahu semua yang dikenakan Amberly adalah barang mewah juga.

Tapi, matanya yang bergerak membandingkan dengan apa yang melekat ditubuhnya. Membuat Yella terdiam.

"Kau sungguh sangat tidak ada sopan santunnya ya ternyata. Sampai memanggil Ayahmu sendiri dengan nama, huh." Ucap Yella, mencoba mengabaikan pemikiran akan perbandingan tersebut.

"Wah, apakah bibi pura-pura tidak mengerti atau karena bodoh." Lagi, balas Amberly mengejek.

"Kau!" Spontan membuat Yella membentak emosi.

"Bibi tahu bukan, aku bukan anak kandung Moris." Ucap Amberly ambigu.

"Lalu?" Tanya Yella singkat, acuh namun penasaran.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang