Berhasil lari dari upaya terkaman Rony membuat Salma bisa sedikit bernafas lega, yang membuatnya segera meneguk segelas air yang sudah ada di meja ruang makan kediamannya.
"Sal, kamu kenapa? Kok keringatan banget? Habis dari mana? Kok rapih banget?" Tanya Bu Lisa
"Dari kamar Ma, Salma hari ini mau masuk kuliah." Ucap Salma sembari menarik kursi untuk duduk dan bersiap untuk sarapan.
"Masuk kuliah? Emang kamu udah baikan? Kalau belum baikan jangan dipaksain sayang, lagian emang Rony bolehin kamu ke kampus? Ingat ya Sal, kamu itu udah nikah, restu suami itu segalanya sayang." Tutur bu Lisa pada Salma yang masih tampak seperti orang ketakutan.
Jujur saja, perasaan tak karuan sedang memenuhi jiwa Salma, disatu sisi ada rasa lega ia bisa kabur dari Rony, tapi disisi lain ia juga takut Rony marah dan mendiamkannya, sedangkan didiamkan Rony begitu menyiksa jiwa dan raganya.
"Sal, kamu tuh dengerin Mama ngomong enggak sih? Kamu kenapa sih? Kok kayak bingung banget gitu loh." Tegur bu Lisa yang membuat Salma beranjak berdiri dan mendekat ke arah sang Mama.
"Ma, Salma tuh lagi takut banget sama Mas Rony, masa Mas Rony ngajakin pagi-pagi gini Ma, makanya Salma tinggal turun gitu aja." Bisik Salma pada sang Mama yang membuat Bu Lisa menahan tawa.
"Rony ngajak kamu begituan?" Tanya bu Lisa sembari menaikkan alisnya yang membuat Salma mengangguk cepat.
"Terus ngapain kamu disini kalau Rony ngajak begituan? Harusnya kamu layanin Salma, biar Mama cepat punya cucu." Ujar bu Lisa
"Mama tuh ribut cucu mulu deh." Omel Salma
"Kalau anak udah nikah mau berharap apa selain punya cucu Salma, lagian benar lo kalau Rony ngajakin pagi hari, kan pagi tuh masih fresh pasti lebih semangat bikinin Mama cucu." Ujar bu Lisa
"Ishh.. Mama, masalahnya Salma tuh masih takut di unboxing sama Mas Rony." Omel Salma
"Takut? Jadi selama ini kamu belum.."
Belum juga Bu Lisa menyelesaikan ucapannya Salma terlebih dahulu menggelengkan kepala yang membuat bu Lisa tercengang bukan main.
"Terus semalam yang Mama dengar itu apa? Kalau kamu belum begituan sama Rony?" Tanya Bu Lisa
Seketika Salma dibuat tercengang dan menatap tajam ke arah bu Lisa yang tiba-tiba menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Mama nguping kamar Salma? Astaga Mama." Marah Salma
"Enggak sengaja, kebetulan mau jalan ke kamar sama Papa, terus dengar suara kamu, kepo deh Mama jadinya." Ujar bu Lisa
"Suara Salma sekeras itu Ma?" Tanya Salma
"Ya buktinya Mama bisa dengar berarti emang sekeras itu kan suara kamu, makanya Mama kaget aja pas kamu bilang kamu belum begituan, terus pengantin baru ngapain aja didalam kamar kalau enggak begituan Salma." Ujar bu Lisa.
"Dia tuh suka mancing emang Ma, tapi giliran di pancing kabur." Saut Rony yang baru saja keluar dari lift yang membuat Bu Lisa dan Salma langsung terdiam kikuk.
"Mama, siapin baju Papa dulu ya, mumpung Papa masih olahraga, kalian makan ya, selamat breakfast anak-anak Mama." Ucap Bu Lisa lalu beranjak pergi membuat Salma menatap Mamanya itu dengan raut wajah penuh harapan pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (SEGERA TERBIT)
Fiksi RemajaHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...