Flashback

1.7K 142 9
                                    

Sore itu Gema dan juga Sastra tengah bermain di halaman belakang rumah mereka, berlari kecil dan sesekali memberi makan ikan yang berada di kolam ikan disana. Sastra tidak ikut berlarian seperti Gema, karena ibu melarangnya.

"Sastla lihat aku dapat kupu-kupu.." Kata Gema yang berlari kecil ke arah Sastra yang tengah duduk di pinggir kolam ikan,

Kedua mata Sastra berbinar ketika melihat kupu-kupu kecil yang didapatkan oleh Gema. bahkan anak kecil itu memasukannya kedalam wadah bening agar tidak terbang. "Lucu ya Gema.."

Gema kecil mengangguk. "Iya, nanti aku tangkap lagi ya? yang ini kita belikan untuk ibu? mau tidak?"

Sastra mengangguk semangat. "Iya, ayo kita berikan untuk ibu."

Kedua anak kecil itu melangkahkan kedua kakinya menuju ke dalam rumah, di dalam rumah tersebut sudah cukup ramai karena kebetulan keluarga dari pihak ibu mereka datang untuk berkunjung. katanya merindukan cucu dan juga keponakan yang lucu ini.

"Ibu..." Sastra memanggil Bunga yang tengah menyiapkan menu makan malam bersama dengan sang adik yang bernama-Mawar.

Bunga menolehkan kepalanya ketika melihat kedua putranya yang berjalan ke arahnya. "Ada apa sayang? ini kalian habis darimana? Gema kenapa baju kamu kotor sekali?"

Gema terkekeh kecil sangat menggemaskan. "Maaf ibu, tadi aku teljatuh."

"Kamu lari-larian lagi? kamu ajak Sastra?"

Gema langsung menggeleng. "Tidak, Sastla membeli makan ikan, aku menangkap kupu-kupu."

Bunga menatap anaknya yang satu lagi untuk memastikan. "Benar itu Sastra? kamu tidak ikut berlarian bersama Gema?"

Sastra menggeleng. "Tidak bu, aku memberi makan ikan."

Tangan lentik itu mengusap pelan kepala Sastra, bahkan Gema yang berdiri disamping Sastra berharap menunggu tangan itu juga mengusap kepalanya. Namun sepertinya harapannya pupus sudah ketika ternyata ibunya tidak mengusap kepalanya juga. wajahnya terlihat sedih.

"Ini untuk ibu.." Sastra memberikan seekor kupu-kupu yang sudah ditangkap oleh Gema. Gema yang berdiri disamping Sastra ikut tersenyum ketika melihat saudaranya memberikan kupu-kupu tadi kepada ibunya.

Bunga yang melihat Sastra memberikan seekor kupu-kupu yang telah dimasukkan kedalam tempat itu tersenyum. "Terima kasih sayang, tapi apa Sastra tidak kasihan kepada kupu-kupu? dia harusnya terbang bebas tidak dikurung seperti ini."

Wajah Sastra dan Gema yang semula terlihat bahagia kini terlihat sedih. Gema yang menangkap kupu-kupu itu tidak berpikir jika kupu-kupunya akan tersiksa.

Bunga hanya memperhatikan Sastra tidak dengan Gema. "Ibu terima hadiahnya, terima kasih sayang. tapi apa boleh ibu lepaskan kupu-kupunya?"

Sastra mengangguk. "Iya bu, maaf sudah membuat kupu-kupunya tersiksa."

Bunga mengusap pelan kepala anaknya. "Tidak apa, lain kali tidak boleh seperti ini lagi ya?"

Sastra mengangguk, sedangkan Gema yang sedari tadi berdiri di samping Sastra hanya dapat memperhatikan bagaimana dengan lembutnya tangan lentik milik wanita yang telah berjuang untuk membuatnya melihat dunia itu mengusap kepala Sastra, jauh didalam hatinya Gema juga ingin merasakan itu.

"Sekarang Sastra masuk kamar ya? ayah sudah menunggu disana, katanya ayah punya hadiah untuk Sastra."

"Benarkah? ayah sudah pulang?" 

Bunga tersenyum ketika melihat mata berbinar milik Sastra. "Iya sayang, ayah sudah pulang. ayah menunggu Sastra di dalam kamar."

Setelah mendengar perkataan ibunya, Sastra langsung berjalan ke arah kamarnya dan diikuti oleh Gema jika saja Bunga tidak mencoba untuk menghentikan langkah anak kecil itu. tangan kecil itu dicekal dan tatapan yang semulanya lembut itu kini menjadi tajam dan Gema sangat takut untuk melihat ke arah mata ibunya.

"Mau kemana kamu?"

"Ikut Sastla ke kamarnya."

Bunga tersenyum sinis. "Kamu tidak boleh ikut Sastra, jadi biarlah dia bertemu dengan ayahnya."

"Tapikan Gema juga anak ayah dan ibu?"

"Kamu bukan anak saya dan juga suami saya, ingat itu. saya tidak akan mau memiliki anak seperti kamu yang bodoh."

Gema terdiam di tempatnya mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan oleh ibunya, hingga tidak lama kemudian dirinya sadar jika kedua orang tuanya tidak suka dengannya. "Maaf ibu..Kenapa ibu benci Gema?"

"Apa harus saya jelaskan satu per satu apa kesalahan kamu? baiklah jika kamu mau mendengarnya, saya yakin anak bodoh seperti kamu tidak akan mengerti apa yang saya ucapkan, tapi karena kamu ingin mendengarnya, saya akan memberitahu. pertama, karena kamu sudah lahir itu kesalahan terbesar kamu, lalu kamu itu bodoh, tidak berguna. bahkan sejak dulu kamu tidak berguna sama sekali."

Gema kembali terdiam salah satu tangannya mengusap dengan kasar air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya.

"Sudah cukup bukan? itu alasan saya tidak suka kepada kamu Gema." Setelah mengatakan itu Bunga pergi meninggalkan Gema yang masih terdiam sambil mencerna perkataan ibunya.

Dan sejak hari itu tidak ada lagi Gema yang selalu mengikuti langkah Sastra, tidak ada lagi Gema yang akan menemani Sastra bermain di halaman belakang, tidak ada lagi Gema yang akan berlari mencari kupu-kupu. setelah hari itu Gema menjadi anak yang sangat pendiam dan juga tidak berani untuk bergabung dengan hampir semua orang di rumah. lalu bagaimana anak kecil itu makan? Gema akan makan ketika semua orang di rumah itu tertidur, pada malam yang gelap Gema akan mencari sisa makanan yang ia temukan disamping wastafel dan akan memakannya di dekat gudang sambil melihat beberapa ikan yang terdapat pada sebuah kolam. bahkan anak kecil itu tidak makan jika tidak ada sisa makanan, lalu bagaimana para pekerja di rumah sana? mereka mencoba untuk membantu Gema, seperti memberikan makanan yang layak atau hanya susu. Hingga akhirnya salah satu pekerja disana ketahuan oleh Bunda dan ditegur. dan setelah itu Gema tidak berani untuk menerima pemberian para pekerja disana.








28 April 2024

Little Star [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang