chapter 64

5 1 0
                                    

Setelah kejadian di taman, aku pun pulang.

Di depan rumah ada taksi yang berpapasan denganku.

Turun wanita cantik dengan kacamata dan rambut di kuncir.

"Sepertinya aku kenal".- ucapku dalam hati.

"Arthur, udah besar kamu sekarang dari mana?".- tanyanya.

"Kakak siapa?".- tanyaku balik.

"Kenalin, kezia mahendra".- ucapnya tersenyum.

"Jadi kakak adeknya papa?, papa mana?".- tanyaku bersemangat.

"Sayangnya papamu harus tinggal sementara di kota itu soalnya, mama kami lagi sakit".- ucapnya.

"Tapi kakak di rumorkan diculik kata papa".- ucapku penasaran.

"Tunggu papamu pulang baru dia jelasin yaa".- ucapnya.

"Kenapa kakak bisa selamat?".-tanyaku.

"Arthur, kakak pernah selamat dari kejadian mengerikan, dan itu karna papamu".- ucapnya

"Kakak mau masuk ke rumah kak shifa, kamu mau ikut?".- tanyanya

"Aku kan tinggal disini semenjak papa keluar kota".- ucapku

"Oiyaa besok papa kamu kesini, aku baru dapet info".- ucapnya.

"Baik kak".- ucapku datar.

Namun hatiku sangat senang mendengar papa pulang kembali.

ESOK HARI.

Kak shifa ternyata juga sudah mendapat info dan papaku menelfon untuk pertama kali selama ia diluar kota.

"Dikit lagi aku pulang, doain yang terbaik".- ucap papa di telpon.

"Iyaa pasti".- ucap kak shifa tersenyum.

*CERITA BERUBAH KE SUDUT PANDANG SHIFA.

Akhirnya, penantian yang kudambakan telah tiba.

Rasa rinduku sudah tak tertahankan sejak ia disana, mungkin pas dia di bandara aku akan memeluknya dengan erat.

Perjalanan ke bandara begitu panjang terasa singkat bagiku dan arthur.

Untuk pertama kalinya aku melihat arthur yang sangat antusias ingin bertemu dengan julian.

Namun pesawat yang di tumpangi julian tidak mendarat tepat waktu, bahkan tidak ada.

Tiba tiba pengunguman darurat berbunyi, dan memberitahu akan kecelakaan pesawat.

Kecelakaan itu melibatkan pesawat julian, namun, arthur yang sangat antusias tidak mengetahui bahwa itu pesawat yang ditumpangi julian.

Aku yang mendengarnya tercengang, aku hanya diam terpaku beberapa saat.

Namun, kuputuskan untuk tidak panik dan memilih membawa arthur pulang.

"arthur, papa gajadi dateng hari ini, kita pulang ya".- ucapku.

"Kakak kenapa sedih?, papa kan masih bisa datang besok kak".- ucap arthur

"Yasudah kalo ga hari ini, papa pasti dateng besok".- ucapnya tersenyum

"Iyaa, mungkin besok papa tibanya".- ucapku berusaha senyum.

Aku sangat terpukul mendengar kabarnya, sesampainya dirumah sudah ada kezia serta orang tuaku yang menangis.

2 mobil baru saja tiba di depan rumah, ternyata brian dan daniel, dengan tergesa- gesa memasuki rumahku.

Aku dengan cepat menyuruh arthur naik ke kamarnya.

"Kak kok? Aku masuk kamar, ini kan masih siang".- ucapnya.

"Udah masuk ajaa yaa".- ucapku.

Aku dengan cepat menguncinya di kamar dan turun kebawa.

Terjadi perdebatan antara daniel dengan brian.

"Seharusnya kau kesana untuk membantunya"?- ucap daniel.

"Kau mengatakan itu ulahku?, Kau sejak awal dimana, dengan perawat seksimu itu?".- ucap brian

"Siapa yang kau maksud anjing!".- ucap daniel memukul brian.

Setelah itu mereka bertengkar hebat, brian mengambil kepala daniel dan membenturkannya ke meja hingga pecah.

"SUDAHH!".- teriakku marah.

Seketika ruangan senyap.

"KALIAN BERDUA SALAH!, KEMANA KALIAN WAKTU JULIAN KELUAR KOTA?KAU BRIAN! KEMANA? KAU SIBUK DENGAN BISNIS ILEGALMU, KAU PIKIR AKU TIDAK TAU KAU ADALAH KARTEL GANJA TERBESAR DI NEGARA INI?".- bentakku.

"KAU DANIEL, SEJAK AWAL AKU BERHARAP KAU YANG PERGI DENGANNYA, BUKAN KEVIN, SAHABAT MACAM APA YANG MENINGGALKAN SAHABATNYA SENDIRI?! HAH?!".- ucapku marah besar.

Dan kezia berdiri.

"Shifa, ini salahku".- ucapnya.

"MEMANG SALAHMU, JIKA SEJAK AWAL IA TIDAK MIKIRIN KAMU, MASIH ADA DIA DISINI".- teriakku.

"Papa kemana kak?".- tanya arthur.

"Kamu kenapa bisa kesini?".- ucapku menghapus air mata.

"Papa kemana!".- ucap arthur marah.

"Kenapa kakak bohong! Papa kecelakaan kan! Kenapa bohongin aku".- ucap arthur.

Dengan cepat arthur berlari keluar rumah.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang