"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari Mama Papa."
- Haikal Mahendra.
Haikal memasuki apartemen nya. Sepi, satu kata yang mendeskripsikan apartemen nya saat ini. Bahkan sepertinya apartemen Haikal selalu sepi, hanya saat kedatangan Cakra apartemen itu terlihat lebih ramai. Haikal memang selalu berada di kerumunan banyak orang. Tapi, dia selalu merasa sendiri. Seperti ini kah rasanya hidup sebatang kara?
Haikal menghembuskan nafas beratnya, setelah itu dia memasuki kamarnya dan segera menutup pintu kamar itu kembali. Tubuhnya bersandar di pintu perlahan merosot hingga terduduk di lantai. Bibirnya mengeluarkan ringisan pelan, kedua tangannya memegang kepalanya yang serasa ingin pecah.
Tes
Tetesan darah yang berasal dari hidungnya itu bahkan sudah mengenai seragam putih yang ia kenakan. Kedua matanya terpejam dan nafasnya pun sudah tak beraturan. Cengkeram tangan di kepalanya semakin mengerat.
"Mama..." lirihnya di sela-sela ringkasannya.
"Mama sakit, sakit banget... nek, sakit nek..." bibir pucat itu kembali berujar dengan lirih.
"Nggak, gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari Mama Papa." lirihan terakhir Haikal terdengar sebelum dia kehilangan kesadarannya.
***
Bocah laki-laki berusia 7 tahun itu tengah bergulat dengan pensil dan buku gambar nya. Saat ini dia sedang berada di dalam kamar, lebih tepatnya dia sedang duduk di kasur susun kecil yang telah disediakan di panti asuhan itu.
Siapa lagi dia kalau bukan Devan Adelio, salah satu anak yang tinggal di panti asuhan 'Kasih Bunda' yang sudah Haikal anggap layaknya adik kandung nya sendiri. Salah satu alasan Haikal untuk bertahan 2 tahun belakangan ini.
Ya, Haikal menemukan Devan saat bocah itu berusia 5 tahun. Devan tidak suka tinggal di panti asuhan, dia ingin bertemu dengan mama papa nya. Tapi, kedua orangtuanya itu tidak pernah mengunjungi nya sedikit pun.
Dulu orang tua Devan membawa Devan ke panti asuhan secara paksa. Mereka selalu bilang bahwa mereka akan menjemput Devan dan menyuruh bocah itu untuk menunggunya. Tapi, hingga 2 tahun lamanya orang tuanya tidak pernah menemui bahkan menjemputnya.
Hingga pada malam itu, Devan ingin kabur dari panti asuhan untuk pulang ke rumahnya. Tapi, karena Devan masih terlalu kecil dan dia tidak begitu memahami jalan pulang, berakhirlah dia tersesat dan berujung bertemu dengan Haikal hingga dapat sedekat ini dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]
Teen FictionVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...