Chapter 08

447 53 3
                                    

Enjoy reading ~

>>>>

"Kau cantik sekali.." Menma terbelalak melihat betapa cantiknya Sakura malam itu, ia berdiri di depan pintu tak sabar ingin menarik Sakura masuk ke dalam mobilnya. Namun ia tetap berusaha mengendalikan diri.

"Ekhem! Paman Menma?"  Daisuke mendongak dengan tatapan onyx gelap yang tajam ke arah pria itu.Menma yang sedang kesurupan tersentak.

"Ohhh Daisuke!"  Menma tersenyum lebar.  Daisuke melotot tidak ramah.

"Ibu di ma—"

“Paman tidak boleh keluar bersama ibuku. Ibu perlu istirahat di rumah bersamaku.”  Tanpa menunggu Menma selesai berbicara, Daisuke menyela.

Toeng!  Menma merasa harapannya hancur oleh bocah lima tahun ini.


"Tapi Nak.."

"Pertama, jangan panggil aku nak. Kedua paman itu tidak boleh keluar bersama mama. Ketiga, aku ingin mama menemaniku di rumah. Keempat—"



"Oke, stop!"  Menma menutup mulut kecil Daisuke alih-alih terus berbicara.

“Paman ngerti.”  Menma menghela nafas.


"Hmm...hmmm.." Daisuke menatap Menma dengan onyx bulat berwarna gelap, mulut kecilnya masih tertutup oleh tangan besar Menma.


"Tetapi biarkan paman bertemu dan bicara dengan Mamamu terlebih dahulu."  Menma berkata dengan tegas.


"Paman..apa kamu ingin membuat mama sedih? Mama lelah dan butuh istirahat. Aku tidak ingin mama sakit..." Daisuke memberi alasan.


Menma terdiam. Tiba-tiba ia merasa sedikit bersalah karena memaksa Sakura untuk berkencan dengannya. Niatnya hanya ingin dekat dengan Sakura dan bisa gagal jika ia salah langkah. Mungkin sebaiknya ia menunggu saat yang tepat untuk melakukannya. mendekati Sakura tanpa campur tangan Daisuke, di antara mereka.


"Hmm.. baiklah. Tapi beritahu mama kalau paman titip salam."  Ucap Menma dan mulai berbalik ke arah mobil itu lagi.

Daisuke melambai sambil tersenyum nakal.Akhirnya Menma berhasil dikalahkan.


"Sayang? Tadi siapa yang datang? Kenapa kamu berdiri di depan pintu hm?"  Sakura tiba-tiba muncul dengan ekspresi terkejut.


"Tadi ma..ada paman Menma."  Ucap Daisuke tanpa bermaksud membohongi ibunya, Sakura kaget.


"Paman Menma? Di mana dia? Apa dia sedang menunggu Mama?"  Sakura berkata dengan panik.


"Jangan khawatir ma.. aku sudah menyuruh paman pergi. Aku bilang mama mau istirahat."  Ucap Daisuke sambil tersenyum manis. Namun, di balik kelucuannya, Daisuke menyembunyikan senyuman jahat.



"Hah? Tapi..." Sakura segera menuju pintu dan tidak melihat sosok pria itu, bahkan mobilnya sudah tidak ada lagi di depan rumah.


Sakura tahu Daisuke pasti melakukan sesuatu sampai Menma pergi, Sakura menatap Daisuke yang terus memasang wajah imut.


"Ayo ma..ayo kita makan."  Daisuke meraih tangan Sakura dan menariknya ke ruang makan.
















Sasuke melihat ke luar kaca yang memantulkan gambaran kota besar Tokyo. Onyx gelap itu agak sedih. Saat Sasuke memejamkan mata, sebuah kenangan kembali menghantui pikirannya.


"Izuna!!"  Sasuke berlari masuk, dan melihat tubuh sepupunya tergeletak di ranjang bangsal.Tubuh Izuna penuh dengan darah.


"Kenapa dengan dia, dokter?!"  Sasuke menarik kerah dokter polos itu, kemarahan terlihat jelas terpancar di onyx gelapnya.


"Sasuke..tenanglah."  fugaku menarik Sasuke agar tidak menjadikan dokter itu sebagai korban kemarahannya.Sasuke menjadi tenang ketika suara ayahnya terdengar di telinganya.


"Ayah..apa yang terjadi dengan Izuna?"  Ucap Sasuke ingin mengetahui kebenarannya.


"Izuna diserang oleh bawahan Danzo."  Kata Fugaku sambil menutup matanya.


"Apa? Danzo bajingan itu?!"  Sasuke memutar matanya.

Fugaku mengangguk sebagai konfirmasi.Sasuke mengepalkan tangannya dan rahangnya mengeras.Beraninya Danzo melakukan ini pada keluarganya?!


"Danzo itu tidak berhenti mencari pertarungan dengan sang Uchiha. Dia bahkan mencuri mata Izuna."  Sasuke melebarkan matanya dan menatap ke arah Izuna yang memiliki perban di sekeliling matanya.


"Kau tahu sendiri kalau mata seorang uchiha mahal di pasar gelap kan? Anakku..Izuna tidak punya harapan."  Fugaku mengakhiri pidatonya dengan menutup matanya, dia terlalu lelah untuk melanjutkan.



"Tidak...tidak....Izuna!"  Sasuke memandangi tubuh Izuna yang masih tak bergerak, di penghujung hidupnya, Izuna berbicara.


"Sasuke... kumohon...." Sasuke membelalakkan matanya dan menatap Izuna.  "Tolong apa?"  tanya Sasuke.


"Tolong temukan.. kekasih dan anakku.. tolong...jagalah mereka untukku... kumohon..." kata Izuna dengan kehidupan yang hampir melayang.


"Kekasih? anakmu? Siapa mereka?"  Sasuke mengguncang bahu Izuna yang sudah tidak punya harapan untuk melanjutkan hidupnya.



"Mereka...Sa..."


TIIT............



"IZUNAAAA!!!" Sasuke merasakan tubuhnya membeku saat monitor jantung Izuna menunjukkan garis lurus.



Tangan Izuna terjatuh dan napasnya terhenti.Jantungnya berhenti berdetak.










Sakura mencium jidat Daisuke yang lebar seperti dirinya. Wajah bulat Daisuke sangat manis dipandang. Bahkan jika dipikir-pikir lagi dia mirip ayahnya. Sakura tersenyum membayangkan Izuna bisa melihat kedua anak mereka.


Tapi pertanyaan Sakura adalah - dimana pria itu beberapa tahun ini?  apakah proyeknya di hongkong sangat lama sehingga dia belum bisa kembali?  Sakura sangat merindukan pria itu.


"Kau berjanji..." bisik Sakura lirih, saat mengingat Izuna, hatinya pasti diliputi rasa rindu, kenapa hati ini begitu berat?


Sakura membelai pipi Daisuke dan menciumnya dengan lembut.

"Aku mau kamu namakan anak kita Daisuke Uchiha." Kata Izuna. Sakura terkejut.

"Kenapa bukan Izuka? Atau Izura? Atau Sakuna?" Kata Sakura supaya nama itu diambil daripada nama mereka.

"Hmm..sebab aku punya sepupu dan sepupu ku itu sangat keren.Aku mau anak kita jadi seperti sepupu ku." Kata Izuna tersenyum.

"Apa nama sepupumu?" Soal Sakura.Izuna tersenyum lembut mendengar pertanyaan Sakura itu.Tapi tentu saja dia tidak bisa memberitahu hal itu.


"Aku tidak bisa..sepupuku melarangku memberitahu namanya kepada orang lain apalagi kalau itu cewek." Kata Izuna.


"Tapi yang pasti nama Daisuke itu agak mirip dengannya.." kata Izuna sambil mengusap kedua pipi gadis cantiknya itu.

"Kamu tetap cantik ya?" Sakura langsung memerah mendengar ucapan Izuna itu.

"Nakal!" Sakura dengan pipi yang sudah merah, menyentil hidung Izuna yang comel itu dengan lembut.

Izuna terkekeh.






"Aku merindukanmu.. Izuna-kun." Sakura mulai merasakan mengantuk dan menyusul Daisuke yang sudah dibuai mimpi.























To be continued..

Hello minna-san!

Aku update lagi dan thanks buat yang setia membaca yaahh.Berikan komentar kalian.Insya-Allah bakal ditamatin karya ini.

Sampai jumpa lagi minna-san ✨🌸

Mama and the Mafia Boss!(Sasusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang