Januari 2016
10.11 PM
Pertemuan yang tidak disangka,
Saat itu malam menyapa, kubuka sosial mediaku, facebook, sosial media pertamaku dan juga trend pada masa itu, melihatnya bernotif hijau tanda aktif membuatku terkikik senang, dia temanku, sudah lama kami tidak bertatap muka dan hanya sesekali bertukar sapa melalui kolom komentar melempar canda tawa seadanya, tanpa ada kontak pribadi apapun, terdiam sejenak, bertanya pada diri sendiri, haruskah aku bertanya secara pribadi dalam kolom obrolan tentangnya? bagaimana kalau dirinya tidak berkenan? cukup lama aku berdiam menatap layar monitor, hingga akhirnya mencoba memberanikan diri mengirim sebaris kata dalam kolom pesannya.
'hai, bagaimana kabarmu?' tanyaku berharap dengan cemas.
'baik' ucapnya singkat, cemas sekali rasanya, keringat dingin mengalir di kedua pelipisku, sangat takut dia merasa risih dengan pesanku yang notabenenya adalah seorang perempuan.
'mengganggu?' tanyaku lagi masih dalam kecemasan.
'tidak, ada apa?' jawabnya masih dengan singkat.
'hanya menyapa' tulisku membalasnya. Hening, tidak ada percakapan lagi diantara kami. Hmm.. baiklah mungkin sudah cukup pikirku, cukup tahu diri saja karena kami benar-benar sudah lama tidak saling menyapa, lalu memilih untuk menyudahi obrolan, sedikit banyak masih merasa cemas takut sekali dia tidak berkenan denganku, apalagi kami sudah lama tidak bertukar sapa walau dia temanku saat di sekolah dasar. Mungkinkah aku benar-benar mengganggunya?ah sudahlah pikirku
akhirnya kumatikan laptopku dan mengambil ponselku, 1 notif Line massage tidak terbaca, akupun mulai membuka pesan itu dan saling membalas pesan dari temanku tidak lupa bercanda ria dengannya, hingga tanpa terasa akupun tertidur.
.
.
Januari 2016
05.00 AM
Matahari pun mulai akan menampakan diri, aku terbangun dan berjalan kearah jendela kamarku, membuka gorden dan melihat langit mulai sedikit membiru, berjalan kearah kamar mandi berwudhu dan kusempatkan sholat subuh, setelahnya aku membuka sosial media, terkejut ada satu pesan yang belum terbaca, dikirim tadi malam, dari dia.
'kok menghilang, kemana?' pesan yang membuatku terkejut, kukira dia tidak suka aku mengirim pesan kepadanya, apalagi dari balasannya yang terlalu singkat, membuatku skeptis dirinya tidak menyukaiku. Buru-buru kubalas menjelaskan alasanku menghilang tentu saja tidak menyebutkan rasa cemasku.
'maafkan aku, aku tertidur' balasku dan menutup facebook.
.
.
Waktu terus bergulir, tak terasa kini sudah memasuki waktu dzuhur dan aku hanya berguling tak karuan, bosan sekali rasanya, kuliah tidak, bekerja pun tidak. Benar-benar pengangguran sejati kala itu. Tiba-tiba notif ponselku berbunyi, Ervan, mengirim selebaran melalui pesan line berisikan akan ada pameran foto, dan temanku itu merupakan salah satu partisipannya, dengan semangat kubalas akan datang. Entah ada keberanian dari mana, aku mengirim selebaran itu pada Dean, ya betul, teman sekolah dasarku bernama Dean, dan tak berselang lama dia membalasku, setuju dengan ajakanku menghadiri pameran foto sabtu nanti, juga tak lupa bertukar user name line agar lebih mudah menghubungi satu sama lain.
menjerit kesenangan, lupa diri, itulah yang kulakukan terlalu excited . Akhirnya setelah hampir 9 tahun tidak bertemu kami akan bertemu. Membayangkannya saja membuatku merona, pertemuan lama kami, membayangkan bentuk rupanya apakah berubah atau tidak, apakah masih sejahil dahulu atau lebih keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gradasi Warna
Ficción GeneralDeandra, dia temanku di sekolah dasar, tanpa sadar rasa itu muncul, kami bertemu kembali di usiaku 18 tahun, seorang lelaki yang menarik yang tidak bisa kulewatkan, jatuh cinta dalam diam dan memberikan gradasi warna dalam hidupku, berdoa setiap mal...