11. Pavel

4.1K 224 2
                                    

Malam yang dinantikan telah tiba. Begitu Avisena masuk kedalam sirkuit, semua orang disana tertuju padanya. Kalangan anak muda yang memiliki kegemaran yang sama. Datang menghampiri lalu ber tos ria. Seperti biasa keadaannya memanag ramai. Malam minggu itu adalah waktu dimana anak sekolah bisa bebas dari jeratan pikiran besok bangun pagi.

"Avi!" Leni ternyata juga datang. Mereka kenal saat bertemu di club minggu lalu, menghadiri ulang tahun teman mereka yang ternyata sama. Dengan senyum yang mengembang, ia berlari kecil menghambur kedalam pelukan Avi.

"Maaf, ngga jemput lo. Gua harus urus motor tadi." ucap Avi. Leni hanya tersenyum. "Kali ini harus menang. Malu sama temen-temen aku kalo kamu kalah."

Avi tahu, banyak cewek yang mendekatinya karena di sekolah dirinya termasuk kakak kelas terkenal. Berpacaran dengan Avisena akan membuat orang semakin famous. Bahkan pada saat ini Leni lebih menuntut kemenangan dari Avi.

"Kalo menang emang kenapa? Mau pamer sama temen-temen norak lo kalo cowok lo jagoan?"

Itu suara Selena. Gadis itu berjalan santai dengan tangan terlipat. Mulutnya memang tak bisa difilter. "Mau aja di seribu satukan sama buaya modelan dia," lanjutnya lagi, masih kesal dengan kejadian sore tadi.

"Avi!" Leni memasang wajah kesal. Niat untuk mendapatkan pembelaan, Avi hanya mengedikkan bahunya. Seakan dirinya menyuruh Leni untuk tak membalas terlalu jauh. Selena bukan tipe orang yang bisa diremehkan. Membantah omongan dia sama saja masuk kedalam kandang harimau.

Sedangkan Selena dengan santainya meninggalkan mereka dan memilih bergabung dengan anak lainnya seloah tak mengatakan apapun sebelumnya. Avi terkekeh kecil. Semua yang Selena lakukan seperti diluar dugaannya.

Tak lama setelah itu,suara riuh terdengar saat mobil box datang lalu terbuka. Isi dari box itu membuat satu sirkuit terpaku kagum. Motor Kawasaki ninja zx10r turun dikawal dengan beberapa bodyguard berbaju hitam yang kompak mengenakan masker. Seperti lihat diadegan film-film. Luar biasa sekali. Bahkan sepengetahuan Avi motor itu seharga setengah M.

Belum selesai terkagum, satu mobil memasuki sirkuit. Dan setelahnya seseorang turun dengan tubuh yang sudah lengkap mengenakan helm full face yang menutupi kepalanya. Avi benar tercengang. Tolonglah, ini hanya balap motor biasa. Kenapa rasanya seperti hendak tanding nyata?

"Weh cakep banget anjing! Gua pengen pegang huhuu!" Jeva dengan hebohnya menunjuk nunjuk seperti anak kampung.

"Parah, dia bener-bener niat banget." Bobi mencletuk.

"Lo mending mundur aja deh Vi, sebelum malu kalah," Aryan menepuk pundak Avi, sedangkan anak itu masih ternganga.

Avi dengan mulut yang masih terbuka mendekat kearah Pavel yang seperti bergerak slowmo berjalan menghadap dirinya. "Boleh salim ngga?"

Krikk krikk

Pertanyaan bodoh yang membuat teman-teman lelaki itu ingin menghilang dari situ juga. Aryan sampai menutup wajahnya sendiri menahan malu.

"Seret bawa balik aja ngga si?" lontar Abim dengan ekspresi yang tak bisa dijabarkan.

Entah kenapa feeling Avi, Pavel itu lelaki yang sudah berumur. Mana mungkin anak muda memiliki motor semahal itu. Apalagi dikawal bodyguard semacam aset negara. Kali ini ia tak masalah jika dirinya kalah, cukup salim saja sudah. Siapa tau dia adalah pemilik perusahaan besar lalu dirinya berteman dengan Pavel lalu ia direkrut menjadi karyawan karena berteman menjadi patner bisnis dan ia bisa terkenal di kota ini sebagai pengusaha sukses?

Lupakan saja, pikiran Avi terlalu jauh. Anak itu memang tak tahu diri.

Diluar dugaannya, Pavel sama sekali tak menyambar jabatan tangannya. Berjalan kearah motor mewahnya meninggalkan Avi yang masih setia mengulurkan tangannya.

Sea For Blue WhalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang