HAI SEMUANYA 👋👋👋
*
*
*
JANGA LUPA VOTE DAN COMMENT YA😉😉😉
*
*
*
COMMENT DONG YANG PENASARAN SAMA SOSOK ROSI????
*
*
**
*
*Rosi ikut berdiri dan mengambil helm, kemudian menyodorkannya pada Mesha.
“Nih, Sha, pakai.”
Mesha mengernyitkan kening.
“Siapa yang mau pulang sama Lo?” tanya Mesha.
“Lo, lah.”
“Gue nggak bilang ‘iya’ tadi.”
“Terus Lo mau di sini sampai malem? Lo mau sesuatu terjadi sama kak Tara?”
Seketika, ketika nama sang kakak disebut oleh Rosi, Mesha langsung mengambil helm dan memakainya.
“Nggak pake lama. Gue mau sampai rumah dengan cepat.”
Rosi tersenyum, “Serahin sama gue. Lima menit kita sampai.”
Mesha sudah duduk di jok belakang, namun Rosi masih belum menyalakan motornya. Mesha mengernyitkan keningnya, bingung mengapa Rosi masih belum berangkat.
“Kok nggak berangkat?” tanya Mesha kebingungan.
“Pegangan dulu, baru berangkat.”
“Nggak.”
“Lo mau jatuh ke aspal?”
“Nggak akan ja—”
“Aaaaa!!” Mesha berteriak ketika Rosi menjalankan motornya dengan sagat cepat. Seketika tangan Mesha berpegangan erat memeluk Rosi dengan mata yang tertutup rapat. Ia takut akan terjatuh ke aspal seperti apa yang dikatakan Rosi padanya.
“Jangan ngebut atau gue pukul nanti!!”
“Katanya pengen cepet sampai?”
“Tapi nggak ngebut juga!!!”*
Mesha masih menutup matanya dengan tangan yang masih berpegangan pada Rosi.
Rosi tersenyum karena Mesha tidak menyadari bahwa dirinya sudah sampai tepat di depan gerbang rumahnya.
“Sha, Lo nggak tidur kan?” tanya Rosi lirih.
“Gue udah mati, ya?” ucap Mesha.
Rosi tertawa kecil. “Lo nggak mati. Lo udah sampai di rumah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Hujan
Jugendliteratur"Alam raya tidak akan membiarkannya menjadi sebatang bunga yang kuncup di musim panas. Tidak. Selama aku masih berada di sisinya" Aydan Balin Pratama~ "Takdir terlalu bermain-main denganku hingga tidak ada kata bahagia dalam kampus hidupku" Ara Mesh...