₊· ͟͟͞͞➳❥ 01.

2K 166 38
                                    

Happy Reading

Sorry for the typo(s)

»•» 🌸 «•«

Jeno menutup mulutnya yang menguap sembari menuruni anak tangga. Jujur ia malas bangun dari ranjangnya yang nyaman namun tenggorokannya serak dan kering. Sesampainya di dapur, ia melihat punggung lebar ayahnya. "Dor!" serunya jahil. Ia terkekeh puas saat Jaehyun menoleh ke belakang dengan raut terkejut. 

Jaehyun mendengus. "Selamat pagi, Adek," sapanya yang pekat sekali dengan sindiran. Ia pun memunggungi Jeno lagi dan menunggu air mendidih. 

Senyum Jeno muncul ketika ia memeluk Jaehyun dari belakang. "Selamat pagi, Ayah." Tadi malam ia tidak tahu kapan Jaehyun pulang lantaran dirinya tidur lebih awal sementara ayahnya juga lembur. Padahal ia berencana akan menunggu Jaehyun pulang mengingat sekarang adalah hari libur. "Ayah pulang jam berapa kemarin?" 

Jaehyun membalas pelukan Jeno tak kalah erat. "Jam sepuluh. Kata bubu adek bobo jam delapan?" 

Jeno meletakkan dagunya ke bahu sang ayah. Kelopak matanya terpejam tatkala Jaehyun mengusap punggungnya. "Mm. Kemarin adek pulang sore jadi cape." 

"Sekarang masih cape?" 

"Sisa sedikit." Pelukan mereka belum terlepas karena Jeno masih merindukan ayahnya. Rindunya tidak banyak sebab ia enggan membuat pria dewasa berlesung pipi ini besar kepala. Hidung mancungnya mengendus-endus sekitaran leher dan pundak Jaehyun. "Ayah bau bubu." 

"Iya dong. 'Kan ayah bobo sambil peluk bubu. Memangnya adek bobo sendirian?"  

Jeno mencibir seraya menarik diri. "Nanti malam adek juga bobo sama bubu," balasnya tak mau kalah.  

"Nggak bisa." 

"Bisa." 

"Ayah nggak tahu bubu sudah kasih tahu adek atau belum tapi malam nanti ayah sama bubu bobo di hotel. Sekarang hari sabtu dan itu artinya ayah sama bubu mau pacaran," jelas Jung yang lebih tua dan disusul senyum kemenangan. Meski senang menjahili Jeno, ia menyeduh susu cokelat untuk kembarannya. 

Jeno merengut. "Adek ikut." 

"Nggak boleh." 

"Ikut. Adek mau lihat ayah sama bubu pacaran." Remaja yang duduk di bangku pertama sekolah menengah atas ini mengusap keningnya yang baru saja disentil pelan oleh ayahnya. "Kenapa? Adek 'kan mau lihat." Ia menghembuskan napas dan menggembungkan pipinya karena lagi-lagi mendapatkan gelengan. 

"Nggak bisa, Dek. Adek itu masih di bawah umur jadi nggak bisa lihat orang dewasa seperti ayah sama bubu pacaran." 

Jeno menatap ayahnya dengan netra memicing. "Memangnya ayah sama bubu mau ngapain? Dinner, pegangan tangan sama pelukan aja 'kan? Nggak apa-apa, Ayah. Adek nggak akan ganggu kok. Nanti adek pura-pura nggak lihat," ujarnya sebelum menerima segelas susu cokelat hangat dan menyeruputnya. 

Jaehyun mendengus geli. "Jawaban ayah tetap sama. Adek di rumah aja sama abang." Kekehannya mengudara saat mendengar decakan putra bungsunya. Kepalanya pun menggeleng-geleng melihat Jeno berlari meninggalkannya. Ia tebak pasti Jeno menghampiri Taeyong dan merengek agar diizinkan ikut serta. 

Home is With You [JungFams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang