7

647 37 4
                                    

Tiga minggu telah berlalu. Dan dimana kini arva akan pergi ke akademi untuk berlajar sihir disana,  dikediaman hersly semua orang merasa sangat sedih. Karena tuan muda mereka akan pergi dari mereka semua,  akan tetapi ada dari salah satu dari mereka yg merasa sangat lah sedih seklai. Deytren ia merasa tidak lera melepas kan sang putra satu² nya pergi dari nya.

" sudah lah kalian jangan merasa sedih. Aku hanya pergi belajar saja di akademi bukan pergi jauh dari kalian " ucap malas nya.  Ia sanagt jengah dengan semua orang yg berada di mansion nya ini.

Ayo lah ia hanya pergi ke akademi saja bukan pergi menghadap sang dewa.  Mereka terlalu banyak derama sekali, apa lagi sang ayah. Ia merasa sangat heran sekali. Bukan kah ia yg mendaftar kan diri nya ke akademi sendiri, sunguh ayah nya itu sangat lah aneh seklai. Pikir nya.

" nak kau batal kan saja yah " dengan raut sedih deytren berkata seperti itu.
" kenapa bukan kah ayah yg mendaftar kan aku " ucap nya jengah.

" tidak apa ayah akan batal kan saja. Kau bisa tahun depan saja kan bisa " ucap nya dengan menahan tangis.

" tidak bisa " kekeh nya. Mana bisa ia mebatal kan nya begitu saja.

Hela napas ken terdengar. Kenapa mereka semua ini sangat lah lebay sekali pikir nya,  arva hanya pergi ke akademi saja. Bukan pergi jauh dari hidup mereka. Sunguh lebay seklai.

" huff. Kalian ini sangat lebay sekali" ucap nya dengan sindiran.

" arva hanya pergi belajar bukan pergi jauh dari hidup kalian "

" emm benar kan arva sudaj bilang aku cuma pergi belajar saja bukan pergi jauh dari kalian " ucap nya sekali lagi.

" dah sana arva lebih baik kau naik kereta kuda saja " ucap ken. Ia jengah dengan derama yg mereka buat.

Arva menurut. Ia menaiki kerera kuda yg sedari tadi sudah menunggu nya, saat menaiki kereta kuda. Sang ayah juga ternyata ikut masuk.

" kenapa ayah ikut masuk? " heran nya.

" ayah ikut mengantar mu ke akademi " ucap nya dengan senyuman yg membuat arva ingin sekali me nampar wajah sang ayah.

" kenapa tidak dari tadi saja "  denga wajah menahan marah. Ia berusaha sabar dengan kelaluan ayah nya tadi.

" hahah maaf. Sudah lah jalan kan kereta nya, kita akan lama di perjalanan menuju akademi yg terletak di ujung selatan "

Kereta pun jalan. Ternyata akademi yg ia masuki ternyata terletak di ujung selatan, dan dimana itu juga bersebrang  dengan benua lain nya,
Mereka membutuh kan waktu 5 jam untuk pergi kesana.

Lama disepanjang perjalanan. Arva merasa bosan, diri nya ingin melakukan sesuatu tapi ia bingung mau ngapain.
Aneh sakali arva ini. Saat melihat kearah jalan nan, mata nya tertuju pada suatu pohon yg sangat besar.

" kau sedang melihat apa " tanya deytren.

" apa ayah tau nama pohon besar itu " tunjuk nya pada pohon yg ia lihat tadi.

Melirik kebelakang. Oh pohon itu ternyata.

" itu pohon spritual, emg ada apa kamu menayai nama pohon itu " tanya nya.

" tidak arva tadi melihat ada orang yg sedang melakukan seperti ritual saja " ia emg melihat seorang laki² yg sepertinya sedang melakukan ritual.

Deytren mendengar perkatan anak nya. Meminta memberhentikan kan kereta nya.

" berhenti "

Kereta berhenti, arva heran kenapa ayah nya panik sekali.  Saat ia berbicara jika ada seseorang lelaki sedang melakukan seperti ritual di pohon itu.

menjadi anak duke yang kejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang