Karang menatap papan tulis bosan. Hari ini kelasnya mendapat jam tambahan karena minggu kemarin jam kos. Tangannya menompang dagu menahan untuk tak keblabasan tidur. Ini pelajaran Bu Endah, guru kimia killer yang selalu jeli terhadap murid yang dia ajar. Kalau ketahuan menyender kursi saja sudah marah, memerintah untuk pindah meja depan.
Abim sudah jadi korban bersama Rosa. Keduanya duduk di sela meja depan karena ketahuan ngobrol di kelas. Membahas Cipung dan El anak selebriti itu gemas mana. Yang bikin ribut pas Abim dengan pedenya mengatakan wajahnya mirip Abe cekut yang seketika membuat Rosa menjerit jijik tak terima.
Lelaki itu mendengus pelan sudah sangat suntuk. Ia mengedarkan pandangannya, lalu pada saat matanya menangkap setengah kepala yang mengenakan tudung jaket kuning itu ia melotot. Menegakkan tubuhnya terkaget. Sedang apa gadis itu di depan kelasnya?
Menyembul setengah di kaca. Kepalanya hanya muncul setengah antara poni dan mata bulatnya. Melirik kanan kiri seakan sedang mencari seseorang.
"Cukup selesai pembelajaran kita pada hari ini, jangan lupa materi bilangan kuantummn.... JANGAN MENCONTEK!"
"-Eee ayam!" Avi latah kaget, terlonjak dari duduknya tiba-tiba Bu Endah berseru di kata terakhirnya, menggebrak meja keras. Seisi kelas sontak tertawa.
"Avisena! Kamu kemarin materi rangkuman teori atom nyontek Abim kan?!" tuduh Bu Endah menatap tajam dari balik kecamata kotaknya.
Avi menoleh kebingungan. Rangkuman atom? Avi berani sumpah dia menggarap sendiri, justru Abim yang mencontek. Hah, memang dasarnya punya image jelek di mata guru jadi sudah biasa di fitnah begini.
"Yaallah Bu di fitnah mulu saya. Rajin salah, nyontek salah. Abim yang nyontek Ibu. Udah suruh saya revisi tipis-tipis malah di salin ketiplek." alasan Avi reflek berdiri.
Abim melotot tak terima. "Boong Bu... udah saya revisi tapi....lupa... hehehehe," diakhir kata Abim ciut memelankan suaranya.
Ctarrrrr
Rotan kematian itu melayang tepat di meja depan Abim, membuat ia terlonjak kaget tapi Avi juga ikut latah. "Kalian berdua ngga rusuh di kelas saya sekali aja ngga bisa. Abim, nilai kamu saya bagi dengan Avi!"
Abim merapatkan bibir diam. Avi yang sebenarnya tak rela nilainya di bagi itu hanya bisa menerima lapang dada.
"Sekian, saya keluar dulu, " Bu Endah berjalan keluar meninggalkan kelas.
"Goblok banget si lo," Rosa di samping Abim kesal sendiri. Menggeplak lelaki itu menggunakan bukunya.
"Kita kan patner in crime, harus saling bahu membahu membantu satu sama lain," ucapnya menggebu.
Wajah Rosa yang awalnya kesal langsung ceria saat ingat sesuatu. "Eh, gue ada barang baru loh. Trift baju lucu-lucu gitu, pernak pernik juga nanti gue up ke ig. Endorse in dong sama folowers lo... kemarin lo collab sama kak Renald kan? Nambah rame pasti konten lo,"
Abim seketika mengernyit. "Bayar," tegas Abim.
"Yaelah temen sendiri," omel Rosa mengeruhkan wajah.
"Entaran lah, gua juga lagi sibuk nih," Abim berdecak.
Rosa berdecak. "Ck pelit amat si lo, gue harus punya duit tambahan buat nonton konser TDS besok, mau jemput ayang Renjun gue huhuhuhu. Masa lo ngga mau bantuin gue?" wanita itu memelas jadi heboh sendiri.
Abim memandang horor, merasa otak gadis itu tak beres. Biasalah cewek korban Koreaan. "Yeee sadar lo, mending nabung buat Umroh dari pada jemput cowok Korea lo itu,"
"Gue kristen anjing," umpat Rosa mendatarkan ekspresi.
"Oh, iya ya? Hm... setau gue anak jeketi ngga boleh ngump-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Ficção Adolescente⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...