XXVI. Pillow talk

5.7K 415 56
                                    

Salsa sedang memasukan essential oil aroma clary sage ke air diffuser yang terletak di dalam kamarnya, ia berharap dengan aroma clary sage ini bisa membuat ronald tertidur lebih nyaman dan nyenyak serta ia tak mengalami mimpi buruk lagi.

Salsa terkaget saat pintu kamarnya terbuka dari luar, dan menampakan ronald yang sedang memasuki kamarnya, ia memakai t-shirt polos berwarna hitam serta celana pendek berwarna mocca, salsa sangat sering melihat penampilan santai ronald seperti ini saat ia tinggal di rumah ronald sebelumnya, dan apa salsa pernah mengatakannya ? kalau ia sangat suka melihat penampilan ronald yang seperti ini, namun entah kenapa melihat penampilan ronald sekang membuat ia mendadak menjadi gugup, apalagi melihat ia berjalan dengan santai memasuki kamarnya dan menghampirinya.

Ronald mendudukan dirinya di tepi kasur salsa, dan berhasil membuat salsa merasa semakin gugup. Ini memang bukan kali pertama akhirnya ia bisa tidur seranjang dengan ronald tapi kenapa rasanya sekarang sangat mendebarkan.

"gue suka wanginya" ucap ronald dengan pandangan matanya melihat salsa yang sedang menyimpan diffuser yang telah ia masukan essential oil ke dalamnya itu di atas nakas sebelah ranjangnya.

"katanya aroma ini bisa bikin tidur makin rileks dan menurunkan kadar hormon stres atau kortisol " balas salsa serasa melangkahkan langkahnya menuju tempat tidur. Ia ikut mendudukan dirinya di atas kasur dengan berusaha menyembunyikan debar jantungnya yang semakin menggila.

Ronald tersenyum dan mulai merebahkan dirinya "ayo tidur"

Salsa menatap ronald sesaat, kemudian ikut merebahkan dirinya di samping pria itu. keduanya kini berada pada posisi terlentang dengan pandangan mata sama-sama melihat ke arah langit kamar salsa yang polos. Beberapa saat tak ada yang mengeluarkan suara, ronald entah sedang memikirkan apa sedangkan salsa sedang sibuk mengatur debar jantungnya yang masih belum mereda.

"sal.."

"ya ron"

"sorry yah"

Salsa menolehkan kepalanya ke arah ronald yang masih menatap langit kamarnya "sorry untuk apa ?"

Terdengar helaan nafas ronald pelan "sikap gue akhir-akhir ini, pasti lo kesel banget yah ? gue sadar sikap gue akhir-akhir ini nyebelin banget"

Salsa kembali menatap langit kamarnya dan tersenyum tipis "gak apa-apa, gue tau pasti gak gampang ada di posisi lo, apalagi lo yang tiba-tiba harus nikahin gue secara tiba-tiba kayak gini, pasti bikin lo stres banget yah ? gue juga minta maaf yah"

Mendengar salsa yang ikut meminta maaf malah membuat ronald semakin merasa bersalah "ini bukan karena gue harus nikahin lo sal, ini karena diri gue sendiri aja yang akhir-akhir ini ngerasa semakin kacau"

Hening. Untuk beberapa saat keduanya memilih untuk diam, menikmati rasa canggung, dada yang berdebar serta rasa nyaman yang bercampur menjadi satu. Walaupun rasanya mendebarkan ternyata salsa juga sangat merasa nyaman tidur di sebelah pria yang saat ini statusnya adalah suami sahnya.

"ron.."

"hmm"

"sakit banget yah rasanya ?"

Ronald terdiam.

"pasti rasanya sakit banget ada di posisi lo, lo berusaha ngelawan rasa trauma lo, pasti gak mudah juga buat lo untuk ngelaluin ini semua"

Ronald kembali tersenyum tipis "ini guenya aja yang lemah, ternyata mental gue gak sekuat itu untuk menerima kenyataan ini, gue cemen ternyata sal"

Salsa menggelengkan kepalanya pelan "nggak ron, kalau gue ada di posisi lo, gue juga pasti bakal ngerasain hal sama, gue pasti lemah banget"

"lo tau gak sal alasan gue suka balapan ? itu bukan karena gue pengen keliatan keren, bukan karena gue pengen di puja sama cewek-cewek lain, tapi karena saat gue balapan, saat gue diatas motor dan ngejalanin motor gue dengan kecepatan penuh, gue lagi ngelepasin semua beban dan rasa gak terima gue disana. Gue butuh pelampiasan dan balapan adalah jalan yang gue pilih. Gue suka angin malam yang kena ke wajah dan tubuh gue, berharap semua rasa gak terima gue, rasa kecewa gue, rasa sedih gue hilang kebawa oleh angin itu"

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang