Setelah kejadian tadi, Mirei memutuskan untuk berkeliling desa. Mirei misuh-misuh. Aksi bodohnya gagal dan kini ia malah teringat dengan perkataan Kakashi "Kau lupa apa yang Sandaime-sama katakan padamu?! Apa kau mau pengorbanan Ryuji menjadi sia-sia?!"
BRUKK!
Perempatan siku-siku muncul di kening Mirei. Padahal ia sedang tidak ingin marah-marah karena suasana hatinya sedang sangat buruk. Mirei mendongak dan mendapati dua orang pria dengan jubah hitam berlambang awan merah serta tudung yang menutupi wajahnya.
"Hei tuan! Sebaiknya kau lepas saja tudung tidak berguna mu itu dan ganti dengan kacamata! Ck!" Oke, Mirei tidak sopan karena sudah berteriak pada orang yang lebih tua darinya. Namun, perlu di garis bawahi kalau saat ini suasana hati Mirei sangat buruk.
"Kheh. Hanya gadis kecil ternyata."
Mirei berkacak pinggang dan berteriak "LALU KENAPA HAH?! KAU TIDAK SUKA?!"
Orang itu menaikan sedikit tudungnya, terlihat wajahnya yang seperti hiu dengan mulut menyeringai, membuat gigi tajam nya terlihat "Kau hanya gadis kecil. Tetapi Samehada menyukai mu. Menarik. Kurasa kau bukan gadis biasa. Biarkan aku bersenang-senang sebentar." Dan orang itu dengan cepat mengayunkan pedangnya, namun Mirei berhasil menghindar.
Mirei menatap tajam dan berubah sangat serius "Kau cari mati rupanya."
Orang itu menerjang Mirei dengan cepat dan kembali menebaskan pedangnya. Mirei melirik sesaat lalu menghindar dengan melompat ke atas tiang pembatas pinggir sungai.
Mirei memejamkan matanya untuk mengeluarkan salah satu jutsu pamungkas nya. Dan seketika itu juga tubuhnya dikelilingi sinar biru transparan lalu udara di sekitar berubah menjadi sangat dingin hingga terlihat angin dengan salju-salju di tempat itu, juga awan gelap muncul menggantikan awan cerah di hari itu, membuat suasana desa Konoha menjadi gelap. Rambut putih panjang Mirei berkibar pelan. Kalung yang dipakai di lehernya bercahaya.
Dua orang itu nampak terkejut kala melihat kekuatan Mirei.
Mirei membuka matanya dan menatap tajam dua orang itu "Hyoton: Hyouten Hya--"
"Mirei!!"
"Mirei!! Menjauh dari sana!!"
Mirei berdecak kesal kala Kakashi bersama Asuma dan Kurenai datang menghentikan aksinya. Tubuh Mirei kembali normal, begitupun suasana di tempat itu dan awan gelap tadi juga sudah menghilang dalam sekejap.
Jujur saja, Kakashi, Asuma dan Kurenai sangat terkejut melihat kekuatan Mirei namun untuk sekarang yang lebih penting adalah dua orang itu.
Pada akhirnya Mirei pun berjalan dengan santainya melewati dua orang itu namun tangan kanan Mirei membentuk sebuah segel dan perlahan terlihat pedang es yang tak kalah tajam dari pedang asli.
Dan benar saja, orang dengan pedang itu sepertinya cukup tertarik dengan Mirei, karena ia kembali menyerang Mirei.
"Mirei!!!"
Namun ketajaman indra pendengarannya membuat nya bergerak sangat cepat menghindari serangan itu hingga pedang keduanya beradu.
"Kau lumayan juga, gadis kecil." Ucap Orang itu dengan menyeringai.
Sementara Mirei mendecih "Melawan 'gadis kecil' saja sudah kewalahan. Lemah." Cetusnya.
Orang itu menggeram kala mendengar ucapan meremehkan Mirei. Namun baru saja ia ingin mengibaskan pedangnya, tudungnya terlempar ke atas dan ia merasakan dingin pada lehernya.
Semua yang melihat itu terkejut. Begitupun orang itu yang menatap kedepan dan ternyata dihadapannya hanyalah patung es, lalu ia melirik kebelakang dan kembali menyeringai "Siapa dia? Aku tak tau desa mu memiliki gadis kecil hebat sepertinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reise
FantasyIa sudah mati. . . Atau setidaknya itu yang seharusnya terjadi. Namun ia terbangun dengan tubuh yang kembali menjadi seorang gadis berusia 10 tahun. Tidak hanya itu saja. Tubuhnya bahkan tidak beranjak dewasa walaupun bertahun-tahun berlalu. Dan ini...