road to University life

421 44 3
                                    

Setelah keinginannya dituruti dan nafsunya diberi makan dengan benar, Izuna jadi sangat anteng tidak jutek lagi seperti tempo lalu.
Dia bahkan menurut saja untuk pergi mendaftar paket C dan akan segera disibukan oleh kegiatan belajarnya selama tiga bulan kedepan.

Mereka menghabiskan sembilan hari di negara B. satu hari pertama Tobirama masih sendiri dan sibuk berputar-putar kesana kemari untuk pertemuan bisnis, hari kedua sampai ketujuh Izuna datang jadi dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bercinta dengan Istrinya dan baru mulai melanjutkan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada di dua hari terakhir sambil menunggu Izuna pulih dari sisa-sisa kelumpuhan pasca sesi berkembang biak intens mereka.

Dia memang sudah mengatur nya seperti ini dari awal ngomong-ngomong, karena dia disini seharusnya untuk bersembunyi dari Izuna selama Rut nya jadi jadwal kerjanya sudah dia sesuaikan. Yang diluar dugaannya Izuna malah menyusul jadi enam hari dipertengahan itu berubah jadi bulan madu mereka alih-alih karantina mandirinya.

Bahkan saat di bandara kemarin Izuna belum benar-benar pulih dari kesakitan fisik pasca dihajar habis-habisan di tempat tidur olehnya, sudah begitupun dia masih punya keberanian untuk menggoda suaminya lagi.

Untungnya Tobirama jauh lebih waras daripada dia dan hanya memaksanya istirahat dulu. Dari awal naik sampai pesawatnya landing dia tertidur dengan lelap di sit nya yang nyaman. Dia bahkan masih setengah tertidur ketika Tobirama menggendongnya seperti koala saat turun dari pesawat. Dia baru pindah posisi saat Tobirama mendapatkan kembali kopernya, Tobirama memindahkan Izuna yang sebenarnya sudah lumayan terkumpul nyawanya itu untuk didudukkan diatas koper karena terlalu malas berjalan.
Jadinya Tobirama menyeret koper Izuna yang lebih kecil di belakang dengan tangan kiri dan mendorong Izuna bersama kopernya yang lebih besar di depan menggunakan tangan yang lain. Dia melakukannya dengan sangat enteng dan mulus.

Ya itu kemarin ya, sekarang anak itu sudah kembali hiperaktif dan berkeliaran kesana kemari sejak pagi, sibuk mengurusi keperluan pembelajarannya nanti.

Itu memang lebih seperti les sore yang bebas bukan pendidikan formal yang perlu memakai seragam. Tapi Izuna sama sekali tidak memiliki sebijipun alat-alat tulis ataupun buku selama ini.
Dia benar-benar pergi merecoki seorang Mega bintang yang sedang cuti sekelas Kazehaya untuk menemaninya ke Muji dalam rangka membantunya memilih alat tulis.

Tsunade langsung muncul entah darimana untuk membuntuti bibinya dengan alasan ingin beli krayon baru karena yang disediakan di daycare terlalu jelek, padahal itu jelas-jelas adalah merk Caran d'ache atau sebutan gampangnya dari anak-anak adalah karandas, krayon karandas. Itu tidak membuat lidah keseleo oleh bahasa Eropa.

Karena Tsuna tidak mau paman keduanya keburu tau dan menyingkirkan paman Tampan untuk menemani bibi secara pribadi, dia memburu-burui Izuna untuk pergi ke rumah Uzumaki. Jika mereka sudah disana, sekalipun paman kedua sudah bela-belakan meninggalkan pekerjaannya untuk kembali dia tidak mungkin punya muka untuk menyeret pulang 'pembantunya' dari rumah orang lain kan.

Tsuna benar-benar tidak Sudi pergi jalan-jalan dengan bongkahan es gunung Everest itu.

.

"Aku benar-benar perlu mengadakan perayaan pernikahan tuju hari tuju malam disini secepatnya.." Tobirama sudah tidak tahan backstreet dengan Istrinya di komplek ini. Di kantor masih mending karena gosip-gosip tentang mereka sudah menyebar luas ditambah dirinya yang memang selalu mengenakan cincin nikahnya orang-orang disana kebanyakan sudah berspekulasi kearah yang tepat.

Dia berdiri di balkon lantai dua di luar kamar mereka memperhatikan dua orang dewasa dengan satu anak kecil masuk ke mobil didepan sebuah rumah. Pemandangan ini terlalu ambigu dan bukan pertama kalinya. Tobirama kesal bukan main. Itu istrinya. Harusnya dia yang disana.

The Scarlett Gaze | TobiIzu | ABO | BL |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang