11. Ingatan

54 13 0
                                    

Hari kedua perkuliahan segera dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kedua perkuliahan segera dimulai. Gadis itu bangun saat matahari baru saja terbit, lantas pergi mandi dan memakai seragam fakultas berwarna putih dengan corak merah dan biru. Sebenarnya Karina tidak suka memakai pakaian putih karena jika terkena noda akan sangat mudah terlihat. Namun, menurut Ruth, seragam Fakultas Kedokteran ini sangat keren.

Selera orang memang berbeda-beda.

Dan, ya, setelah merapikan diri, Karina dan Ruth yang kamarnya bersebelahan, berangkat menuju ke gedung kampus. Mereka berdua ada jam yang berbeda, jadi Ruth lebih dulu memasuki kelasnya lantas melambaikan tangannya kepada Karina.

Karina berjalan di koridor sendirian—meski banyak mahasiswa yang lalu-lalang di koridor itu, Karina tetap merasa sendirian. Kelasnya masih sepuluh meter lagi, sedangkan jam pertama mata kuliah dimulai pukul 8 pagi.

"Hei, Karina." Seseorang menyapa.

Karina menoleh, dia tersenyum kepada Martin yang berpapasan dengannya saat hendak memasuki kelas.

"Hai," balas Karina singkat.

"Sepertinya kita satu kelas setiap hari," gelak Martin yang berusaha bersifat friendly di hadapan Karina.

Gadis itu lagi-lagi hanya bisa tersenyum.

Dua mahasiswa itu pun memasuki kelas yang masih diisi tujuh siswa—termasuk Karina dan Martin. Karina memilih bangku paling depan, kemudian Martin mengambil bangku depan juga—sengaja agar dirinya bisa dekat dengan sepupu jauhnya itu.

Karina menggenggam jemarinya. Dia gugup lantaran dari sudut mata, Karina sudah yakin kalau Martin sejak tadi memandangnya sembari bertopang dagu. Hal ini membuat Karina merasa kurang nyaman.

"Eh, kalau Mia...?" Karina memberanikan diri untuk lebih dulu berbicara. Walaupun ucapannya terpenggal karena gugup.

Martin yang memahami arah ucapan Karina, lantas menjawab, "Dia ada kelas prodi Ilmu Kandungan sampai jam 12 nanti. Empat bobot."

Karina mengangguk-angguk, lantas kembali menatap ke arah papan hitam di hadapannya. Kelas telah sempurna kedatangan sepuluh mahasiswa, sementara dosen masih belum datang juga.

Martin pun mengambil kesempatan untuk mengobrol dengan Karina sebelum jam belajar-mengajar dimulai. "Eh, Karina, aku ingin ke kedai kopi saat malam nanti. Apa kamu mau menemaniku?"

Karina menoleh dengan dahi yang mengerut. "Ke mana kedua saudaramu?"

"Kami mengajakmu. Perkumpulan saudara."

"Tapi aku tidak suka kopi," jawab Karina dengan dada yang sopan.

Martin pun mengangkat kedua alisnya. "Oh, maaf. Bagaimana dengan teh?"

Karina mengeluh di dalam hati. Aduh, laki-laki ini sama sekali tidak menyerah. Dan karena Martin termasuk kerabat jauhnya, maka dia pun menerima ajakan itu dengan anggukan pelan.

SEPARATED [Vol. 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang