10

1K 42 2
                                    

Desember 2014
Los Angeles

"Bagaimana?"

Hugo memutar tubuh. Masih memegang secangkir kopi dan belum berpakaian. Ia hanya mengenakan jubah mandi. Selalu begitu sebelum ia memutuskan apakah ia akan melakukan sesuatu.

"Seksi sekali."

"Tentu saja." Aku memutar tubuh. Menunjukan bahwa selain belahan dada yang rendah, gaunku juga memamerkan punggungku yang indah.

"Kau tampaknya siap bertemu Kaigan."

"Sebenarnya aku sedikit gugup."

"Kau cantik."

"Kau tahu aku tidak seperti itu. Ini hanya soal perawatan."

"Tetap saja kau cantik."

"Terima kasih." Aku memeluknya. Rasanya menyenangkan memiliki Hugo. Dia begitu penyayang. Selalu memberikan benda-benda mahal, pakaian bagus, makanan lezat atau sekedar kata-kata yang sarat perhatian. Meskipun mulutnya cabul dan terkadang blak-blakan, aku sudah memiliki banyak sisi baik dari Hugo yang membuatku hampir yakin bahwa  aku menyukainya.

"Jangan katakan kalau kau mulai suka padaku."

"Hell no!" Tentu saja aku benci mengakui bahwa aku sedikit menyukainya. Beginlah yang terjadi jika aku bersikap sedikit manis. Pasti akan lebih parah jika aku mengatakan sesuatu yang lebih. Dia mungkin akan mentertawakanku. Aku terlalu lemah untuk bertahan dari kata-katanya yang cabul itu.

"Seharusnya aku tahu, aku memang selalu disukai para perempuan."

"Oh, Beatrice sudah berada di bawah." Aku mendapatkannya melalui pesan Beatrice.

"Aku sedikit menyesal, karena kau berteman dengan perempuan sepertinya."

"Kenapa?" Aku memakai hellsku. Beatrice itu pemarah. Dia tidak akan suka menunggu lama di parkiran.

"Kau menjadi secantik ini. Bahkan seksi dan aku menyukainya. Seharusnya tidak ada laki-laki yang melihatmu seperti ini." Hugo memeluk pingangku. Tiga bulan itu waktu yang cukup lama. Aku beradaptasi kepada Hugo yang senang melakukan kontak fisik semacam ini. Memaklumi bahwa itu hanya bentuk perhatian dan terkadang candaan baginya.

"Astaga, kata-katamu itu membuatku geli."

"Baguslah, kau memiliki teman selain Harin. Meskipun dia tidak akan senang kalau kau pergi bersama Beatrice."

"Kau bilang aku harus beradaptasi. Pergi ke pesta Kaigan bersama Beatrice akan menjadi cara bersosialisasi yang cepat."

"Jika aku bilang bahwa kau harus mendekati Kaigan, apa kau akan melakukannya?"

"Aku tidak akan melakukannya!"

"Kau hendak pergi ke pestanya. Kau akan bertemu dengannya."

"Tidak berati aku ingin mendekatinya. Aku hanya datang untuk menemani Beatrice."

"Kaigan menyukai perempuan cantik. Setidaknya kehadiranmu tidak akan membuatnya kesal sekarang."

Aku menoleh kepada Jean yang berada di sofa. Ia mengenakan kacamata yang anehnya malah membuatnya tampak lebih dewasa.

"Apa yang ingin kau katakan adalah aku cantik, begitu?"

"Mungkin."

"Astaga, Mendez, kau pemalu sekali," cibir Hugo. Ia lantas mencium pipiku selagi kedua tangannya meremas pinganggku.

"Lepaskan, aku harus segera turun."

"Kau harus pulang sebelum pagi."

"Aku mungkin akan menginap di rumah Beatrice."

Desire |18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang