Hosh hosh
Sial telat lagi telat lagi.
Sambil mempercepat langkahnya, Reika memikirkan hukuman apa yang akan diterimanya sampai disekolah nanti.
Minimal kali ini harus nyapu di depan piket! muak dah nyapu di hall terus. Kalau cepet mungkin bisa dapat sapu yang bagus, biasanya kan dapat sapu botak tengah mulu.
Mungkin memang sudah nasib. Andaikan tadi dia tidak lewat jalan pintas. Pasti sekarang dirinya tidak di kejar-kejar oleh anjing gila di belakangnya ini. Alhasil harus muter lagi lewat jalan lain.
Cape
oh!
Sudah cukup lama ia berlari. Matanya tertuju pada sebuah toilet tua di pojok tempat kuburan massal. Tanpa ragu dia melompat masuk. Pagar besi bukan penghalang banginya di saat genting sekalipun. Untung saja roknya terhindar dari insiden menyangkut saat terjun bebas.
Bham!
Reika membanting pintu toilet di belakangnya.
Aman...aman...
Reika menarik napas lega, sesekali mengintip anjing yang terus menggonggong di luar. Ni hewan minta di pukul emang.
Beberapa saat berlalu, suara berisik itu pun mereda. Reika perlahan membuka pintu, memastikan anjing garong itu sudah pergi.
"Apa-apaan ini?"
Tak di sangka, pemandangan apa yang dilihatnya sekarang? Kok tiba-tiba gelap, tadi masih pagi loh?
"ok gw percaya kalau portal itu emang ada di dunia nyata."
Bukannya panik, Reika nampak sangat bersemangat. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sambil melihat sekitar. Banyak tumpukan tanah yang di tempat gelap aneh ini.
"halo."
Deg
Tunggu. Itu anjing garong tadi kan?
***
Hah...hah
Reika terbangun dengan napas ngos ngosan. ini sudah ketiga kalinya dia memimpikan hal yang sama. Pasti gara gara dia langsung tidur habis makan jagung bakar abg jekyung.
"Oke masi ada watu sebelum bel, kali ni pasti ga akan telat hahahah."
Dengan bangganya dia beranjak dari tempat tidur bergegas berkemas lalu sarapan. seperti biasa tak lupa berpamitan dengan para kucing-kucingnya.
Sebenarnya dia ga yakin bakal sampe tujuan tepat waktu. Dari awal memang tidak di izinkan datang cepat si. Suatu keajaiban dunia kalau iya. Tapi tak apa. Setelat apa pun itu, asalkan bisa melihat abg becak langganannya dia fine fine saja.
Dari kejauhan nampaklah sesosok om om berkaos putih dengan celana trening sedang sibuk mengurus becaknya. Senyum Reika melebar, dengan segera dia menghampiri mamang itu.
"Ey bang kayak biasa ya."
"heh, tumben cepet. Biasanya telat dikit hehe."
Gadis itu hanya membalas tersenyum. Abg becak ini atau lebih dikenalnya dokja, memang sudah jadi langganannya tiap hari. Karena itupun mereka cukup mengenal satu sama lain. Apa alasan yang membuat Reika bersemangat bila bertemu abg becak ini? Entahla suka-suka dia aja.
"Minggir."
Seketika moodnya langsung hancur mendengar suara familiar itu. Dia kenal betul suara orang yang selalu menagih utangnya ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah junghyuk, langganan setia ke dua abg dokja. Dengan amit-amit Reika menoleh ke arah junghyuk.
Dih
Pria tinggi tampan di sebelahnya ini memandang Reika dengan tatapan tajam. Bukan tanpa alasan dia tidak suka dengan dengan gadis ini. Masalahnya ni bocah kalau makan di warteg npecel lelenya junghyuk sering ngutang. Kalau di tagih malah ngilang.
"Aduh bang, gw duluan ya, dah telat ni."
"Turun cepat, gw lagi buru-buru," Ucap junghyuk dingin tak mau mengalah.
Dokja tahu betul apa maksud junghyuk lagi buru-buru, pasti karena pengen cepat-cepat mancing di empang lelenya. Bahkan warga komplek sudah tahu rutinitas pagi abg junghyuk ini. Ya, cepat mancing cepet buka warung.
"tunggu apa lagi?"
"Ga bisa gini, gw duluan yang sampe," Reika tidak terima, masa dia harus menunda perjalanan paginya ini bersama dokja.
"Udah dek, biar abg ini aja dulu, bentar doang kok," Ucap si pemilik becak menengahi.
"noh dengar," Junghyuk menyilangkan tangannya penuh kemenangan.
"Wah, abg kok malah belain dia? Pasti di sogok makan gratis pecel lelenya kan?"
"ogah mah gw kasi makan ni org gratis, kalian tuh sama aja, suka ngutang," Junghyuk mengeluarkan unek-uneknya, katanya pelanggan setia, kok ngutang?
"Iya iya nanti gw bayar," Dokja hanya bisa tersenyum biar keliatan ramah.
Lu asik
Sambil mengucap dalam hati Reika pasrah, terpaksa harus merelakan junghyuk yang naik ke becaknya dokja duluan. Malas kalau berdebat sama ni orang, buang-buang tenaga dan waktu aja. Yaudalah, mending jalan kaki saja pikirnya. Toh udah pasti telat juga kan.