Beberapa hari terlewat, tak kunjung juga Jayden sadar dari tidur panjangnya. Kendati luka di sekujur tubuhnya perlahan membaik, sebagian tak bersisa. Hanya luka perutnya masih belum pulih. Claire dengan telaten selalu mengoleskan ramuan penyembuh buatannya. Wanita itu merawat Jayden dengan sepenuh hati. Tak pernah sekalipun mengeluh.
Claire baru saja kembali dari bumi. Ia baru saja menolong berang-berang yang tertusuk dahan di sungai. Wanita itu juga mengunjungi perpustakaan, mencari tahu apakah ada ramuan penyembuh paling efektif untuk mengobati luka. Dia terus mencari dan mencari mana ramuan yang dapat menyembuhkan luka milik Jayden.
"Forest, River. Kalian jaga dulu Jayden di sini. Aku akan mencari tanaman untuk mengobati Jayden bersama Marie."
Kedua ular itu mengangguk patuh. Mereka melingkar di atas tubuh Jayden. Claire hanya tersenyum tipis, lalu mengelus kepala kedua ular tersebut. Claire menggendong Marie, namun kucing itu malah mengamuk lalu memilih untuk tidur bersama Jayden. Claire hanya menghela nafas panjang. Marie baru saja melihat Jayden beberapa hari, kucing putih itu langsung jatuh cinta kepada pria yang tertidur dengan tenang tersebut.
Pada akhirnya Claire memilih pergi sendirian ke Bumi lagi untuk mencari beberapa tanaman yang ia butuhkan. Claire sibuk mencari tananam yang ia butuhkan di hutan. Memilah beberapa rerumputan serta umbi-umbian. Rencananya, ia akan membeli di toko apabila tak kunjung mendapatkan tanaman tersebut. Ia sudah memiliki beberapa uang dari hasil menjual teh bunga, beberapa hiasan kepala dan menawarkan jasa pengobatan. Tentu dia menawarkan jasanya di daerah terpencil, karena Claire yakin manusia di perkotaan akan mencela pengobatan herbal miliknya.
Terlampau asyik mencari tanaman, Claire tidak sadar beberapa sosok sedang memperhatikannya. Lebih tepatnya mereka mengamati Claire dengan tatapan seolah akan memangsa Claire. Mereka semua tersenyum dengan penuh kelicikan, sebab Claire terlalu ceroboh. Wanita itu tidak memperhatikan sekeliling, tidak mengetahui akan marabahaya yang mengintainya.
Claire memekik terkejut saat keranjangnya tiba-tiba terlempar jauh. Semua tanaman yang telah ia kumpulkan menjadi tumpah berserakan. Tidak hanya itu, salah satu dari beberapa sosok yang Claire hitung berjumlah empat, mencekik lehernya. Sesosok wanita itu mengangkat tubuh Claire tinggi-tinggi. Tertawa terbahak-bahak melihat Claire yang kesakitan.
"Lihatlah penyihir lemah ini. Aku tak percaya bahwa kau adalah wanita milik Lucifer. Kau terlalu lemah untuk bersanding dengannya!" Ejeknya pada Claire.
Claire masih berusaha bertahan hidup, meraup nafas sebanyak-banyaknya. Lehernya terasa sakit sekali. Claire kesusahan untuk bernafas. Ia serasa menggantung dirinya pada tali. Wanita itu sudah terbatuk karena cekikan yang kuat pada lehernya.
"Lilith, hentikan! Kau akan membunuhnya." Salah satu dari sosok itu memperingati Lilith, wanita yang mencekik Claire.
"Memang itu tujuanku. Untuk apa kubiarkan dia hidup. Mengganggu mataku saja."
"Hentikan, bodoh! Kau bilang ingin mendapatkan Lucifer. Kita harus bertanya kepada penyihir itu!"
Lilith hanya mendengus kesal, ia menghempaskan Claire ke tanah. Seketika Claire meringis kesakitan. Tangannya terus memegangi lehernya yang terasa nyeri, ia menghirup udara bebas dengan rakut. Beralih menatap ke empat sosok itu dengan ketakutan. Tentu saja ia takut, sebab Claire tak mempunyai kekuatan untuk bertarung.
Wanita yang bernama Lilith itu menginjak perut Claire dengan kuat. Membuat Claire kesakitan dibuatnya. Perutnya terasa seperti dicabik-cabik sekarang ini.
"Hei, jalang! Katakan dimana Lucifer berada! Ku dengar kau adalah mainannya yang baru, benar bukan?" Wanita itu meludah lalu tertawa dengan keras. "Mantra apa yang telah kau beri kepadanya? Sampai-sampai si sombong itu sudi menyentuhmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Clouds [Tamat]
FantasyClaire yang awalnya hidup tenang harus terusik karena kecerobohan sabahatnya. Abigail yang termakan rasa iri dan ingin memiliki Jayden, nekat mencuri ramuan sihir di rumah Claire. Bencana itu terjadi karena Abigail tidak mengikuti instruksi pengguna...