27. Kesalah Pahaman

88 4 0
                                    

Maaf kalau semisal cerita gue di bawah ekspetasi kalian semua. Tapi, gue udah berusaha buat bikin cerita yang menarik dan gak ngebosenin.

"Ternyata, gue kalah telak sama orang baru, ya? Dan sayang, orang barunya adalah musuh terbesar gue sendiri."

-Alexa Olivia Johnson

***

Saat ini, Alexa telah sampai di sekolahan. Semua orang menatapnya dengan prihatin. Dan Alexa sangat benci dengan tatapan itu.

"Lex, tenangin diri lo." Saat sedang asik menatap semua orang dengan tajam, suara dari Aurora membuatnya tersentak.

Alexa menatap Aurora dengan bingung. "Maksud lo?"

Aurora merogoh saku roknya, dan mengeluarkan ponselnya. Aurora memperlihatkan foto yang pastinya akan membuat hati Alexa hancur berkeping-keping.

Alexa mengambil ponsel milik Aurora dan melihat foto yang dimaksud oleh Aurora dengan sangat jelas. Foto tersebut adalah foto kebersamaan Aksa dan Bianca.

Foto saat Aksa dan Bianca berpelukan, berciuman, suap-suapan, dan masih banyak lagi. Bahkan, ada salah satu foto yang membuat mata Alexa berkaca-kaca. Yaitu, foto Aksa dan Bianca berada di club miliknya dan sedang bercumbu mesra.

Alexa mengembalikan ponsel yang ia pegang itu ke pemiliknya. "Kenapa gue harus nenangin diri? Lagian, dia berhak bahagia. Entah itu bareng gue, atau gak bareng gue."

Alexa pergi dari sana, meninggalkan Aurora yang terus menatap punggungnya prihatin.

***

Alexa terus mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang sedang ia cari itu di kantin. Setelah pandangannya menangkap sosok yang sedang ia cari itu sesang duduk di salah satu meja kantin, dengan gembira dan riang Alexa berjalan menuju meja tersebut. Menghiraukan tatapan prihatin dari semua orang.

"Aksa, ini gue bawa bekal buat lo," riang Alexa, memperlihatkan kotak makan yang terlihat lucu di mata semua orang.

Aksa menepis kasar kotak makan itu. Hingga membuat kotak makan yang Alexa pegang itu terlempar jauh dan berselerakan. Alexa menatap makanan yang sudah terbuang jauh itu dengan tatapan sayang.

"Buang aja. Gue gak mau makan makanan dari seorang pembunuh!" desis Aksa. Lelaki tersebut beranjak dari sana dengan Bianca yang selalu ada di sampingnya.

Sebelum benar-benar pergi, Bianca sempat mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Alexa. Dengan senyuman miring, Bianca membisikkan suatu kalimat yang mampu mata Alexa memerah.

"I win. You lose."

Tangan Alexa mengepal kuat. Sungguh, dirinya sangat membenci perempuan yang sedang bersama Aksa itu. Sungguh.

Tanpa pikir panjang, Alexa pergi dari sana dengan mata yang terlihat memerah dan berkaca-kaca, Alexa keluar dari sana. Tujuannya kali ini, rooftop. Tempat favoritenya.

Ceklek

Alexa membuka pintu rooftop dengan kasar, lalu mendudukkan badannya di atas kursi yang memang disediakan di sana. Tanpa diminta, akhirnya air mata yang mati-matian ia jaga tadi itu pun meluruh.

Alexa meramas seragam yang membalut tubuhnya itu dengan kuat. Sakit. Dadanya sungguh sakit. Lebih sakit daripada dulu, saat dirinya tidak mendapatkan makanan dari seluruh keluarganya.

The Obsesion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang