KUPU-KUPU JANTAN

127 24 8
                                    

HAI SEMUANYA 👋👋👋
*
*
*
JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMENT YA... KALO BISA PER PARAGRAF KALIAN COMMENT DEH👌👌👌
*
*
*

“Makasih ya paman, bibi...” ucap Mesha sembari berjalan ke depan pintu rumahnya, mengantar paman dan bibinya yang hendak pulang.

“Sama-sama Mesha. Tapi ingat, jangan pernah ragu untuk cerita apa pun sama bibi, ya.” sahut Bi Lastri.

“Iya, Bi. Yakin nggak mau nginep di sini dulu, besok baru pulang.”

“Kapan-kapan aja nginep ya, soalnya besok paman sama bibi harus kerja.” jawab Bi Lastri.

Mesha merasa membebankan hidupnya pada paman dan bibinya. Ia bisa melihat bagaimana paman dan bibinya bekerja keras untuk hidupnya.

“Maafin Mesha ya paman, bibi, Mesha selalu merepotkan kalian...”

Bi Lastri mencubit pipi Mesha, “Kamu tuh ya, lucu. Jangan pernah bilang kamu merepotkan kami, karena kamu adalah anak kita.”

“Sekali lagi makasih ya, Bi, yuk aku anter ke depan gerbang.” ujar Mesha dan mengantarkan paman dan bibinya keluar.

Namun, tiba-tiba langkah Mesha terhenti setelah membuka gerbang rumahnya. Pandangannya menjurus pada laki-laki yang berada di balik gerbang rumahnya dan kini juga menatapnya.

Bi Lastri juga terkejut dengan kehadiran Aydan di sana.

“Nak, Aydan!” ujar Bi Lastri dengan semangatnya dan mendekati Aydan yang masih berdiri mematung di sana, sedangkan Mesha hanya bisa kebingungan ketika melihat sang bibi mengenal dengan yang namanya Aydan.

“Kok baru dateng? Bibi tadi nunggu kamu, loh...” ujar Bi Lastri.

“Maaf Bu, saya tadi ada keperluan sebentar. Hmm, acaranya sudah selesai ya?” tanya Aydan basa-basi.

Pada kenyataannya ia memang menunggu acara perayaan ulang tahun Mesha hingga selesai. Ia tidak mau mengganggu kebahagiaan Mesha di hari ulang tahunnya dan memilih menunggu hingga mereka keluar.

“Iya, Nak Aydan, acaranya sudah selesai. Kamu sih telat...”

Sedangkan Mesha yang kebingungan hanya bisa bertanya, “Bibi kenal sama dia?”

Bi Lastri tersenyum kecil, “Iya. Tadi dia ke rumah. Silaturrahim katanya. Dia teman kamu, kan? Dia baik ya, Sha. Ganteng lagi.”

“Kalau lihat yang bening dikit langsung berbinar-binar wajahnya, kalau lihat aku aja pinginnya marah terus,” goda Pak Seno yang melihat istrinya begitu bersemangat.

“Yah, Pak... tahu sendiri lah, dia kan masih muda, nggak kayak Bapak yang sudah—”

“Sudah apa? tua, gitu? Kamu sendiri gimana?”

Bi Lastri tertawa melihat sang suami yang kesal itu, kemudian menarik tangan Pak Seno dan menggenggamnya.

“Tenang, Pak. Aku cuma milikmu seorang.”

Mesha hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat paman dan bibinya itu. Ia menunggu paman dan bibinya masuk ke dalam taksi dan kemudian kembali melihat Aydan yang terlihat canggung itu.

“Cuma mau berdiri di situ?” ucap Mesha, dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

“Aku nggak dibolehin masuk?” tanya Aydan hati-hati.

“Masuk.”

Aydan tersenyum kecil mendengar jawaban Mesha, dan langsung mengikuti langkah Mesha dari belakang.

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang