"Hapus semua kontak sama sosmed gue ya, gue gamau lo keinget gue terus"
Ya hari ini adalah keberangkatan Jefran ke Korea Selatan lebih tepatnya ke Seoul, Bulan ke bandara ditemani Rion, Ezra, Raidan dan Aslan. Karvino sengaja tidak ikut karena diminta Jefran sendiri untuk menjaga Gevario apalagi Karvino yang masih enggan untuk melihat wajah Jefran untuk terakhir kalinya.
"Kak..."
"Inget aja kata Karvi, anggap aja gue kuliah ya? Jadi pikiran lo ga terbebani karena gue"
"Gamau! Kak Karvi jahat!!"
Rion langsung merangkul bahu Bulan dan mengelus-elus lengannya untuk menyalurkan energi untuk adiknya yang drop sejak kemarin pagi.
"Gue gabisa lama soalnya bentar lagi penerbangan gue dipanggil, yaudah ya? See you again Bul, take care yourself"
Tangan kanan Jefran yang digenggam erat oleh Bulan langsung ia cium dan Jefran diamkan beberapa detik sebelum ia lepaskan kemudian memundurkan langkahnya.
"Dadahh semua!! Jangan lupain gue yaa!!"
Semua yang datang hanya melambaikan tangannya dengan wajah memerah karena menangis kecuali Rion yang sedari radi menahan tangisnya, apalagi Ezra yang paling dekat dengan Jefran sudah menangis meraung-raung dalam pelukan Raidan.
"Hati-hati, jaga diri lo disana! Jangan sampe kedinginan terus!"
Ucapan Aslan sedikit tersekat karena ia berusaha menahan sesegukannya, Aslan hanya melambaikan tangannya pendek dan tangan satunya yang menutupi mulutnya.
Setelah Jefran menghilang dari pandangan, Raidan yang kebetulan baru saja membuka ponselnya itu tiba-tiba berseru heboh membuat Aslan dan yang lainnya terkejut heran.
"Kata Bang Karvi, Bang Geva udah siuman sekarang udah dipindahin ruangan vip!"
Semua saling pandang merasa bahagia langsung bergegas berlari menuju parkiran, berbeda dengan Bulan yang tidak bereaksi sama sekali dan masih menatap pintu keberangkatan yang sangat sepi.
Aslan yang menyadari Bulan tidak bersamanya ikut berhenti membuat yang lainnya ikut berhenti menatap Aslan.
"Kenapa??" Tanya Ezra
"Bulan" Panggil Aslan lembut
Hanya Aslan yang menghampiri sisanya hanya diam ditempat menatap Bulan sedih, semenjak kemarin pagi Jefran memberitahu soal dipindah tugasnya, Bulan mendadak enggan makan membuat imunnya menurun.
"Bulan, ayo jenguk bang Geva? Sekalian kita beli buah kesukaan bang Geva yuk?"
Aslan berusaha berbicara selembut dan serendah mungkin agar Bulan tidak semakin menangis atau menolak.
Tepat ketika Aslan merengkuh bahu sempit Bulan, kaki gadis tersebut yang menjadi tumpuan tubuhnya mendadak tak bertenaga diiringi mata indahnya yang langsung menutup.
"Bulan!!!" Bulan!! Bangun!!"
Rion langsung berlari terlebih dahulu dan langsung menggendong sang adik ala bridal style, sorot matanya tidak bisa bohong meskipun ekspresinya sangat flat. Netranya menyorotkan wajah sangat panik dan khawatir, bahkan matanya terlihat sangat berkaca-kaca.
Dirumah sakit, kebetulan Gevario baru saja pulang dari mengelilingi rumah sakit karena ingin menggerakkan seluruh ototnya dan hendak masuk kembali ruang rawatnya sedikit keheranan mendengar suara dari lobby yang terdengar menggema hingga kemari.
Padahal jarak ruang vip miliknya dan lobby depan sangatlah jauh tapi suara tersebut tetap terdengar jelas hingga kemari meskipun samar-samar
Salah satu teriakan laki-laki sangat ia kenali mendominasi lobby depan.
"DOKTER!!! DOKTER!! PANGGILIN DOKTER!!"
Gevario mengerutkan kedua halisnya saat ia merasa yakin bahwa itu suara milik Aslan yang terdengar sangat panik dan khawatir
"Aslan???"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Intel Boy [END]
Romance[End] "Rahasiain apa yang lo lihat atau jadi pacar gue sekarang?" -Jefran Start : 4 Januari 2024 Finish : 19 Maret 2024