Bab 4 (Sakit)

1.4K 118 6
                                    

Selamat membaca




Skip saat dokter sedang memeriksa Leon

"Dok, keadaan adik saya gimana?" tanya Leo saat melihat dokter yang memeriksa Leon sudah keluar dari ruangan pemeriksaan.

"Adik kamu baik-baik saja. Tadi sepertinya dada adik kamu ada terbentur ya?" tanya dokter tersebut, lalu dijawab anggukan oleh Leo.

"Kalau bisa, jangan sampai dada adik kamu terbentur ya. Kamu tahu kan dia punya penyakit jantung. Saya takut jika dadanya terbentur akan mengakibatkan luka pada jantungnya sehingga kondisinya jadi lebih parah," ucap dokter tersebut menjelaskan kondisi Leon.

"Ha? Kenapa Leo asli gak ada bilang ke gue Leon ada riwayat jantung. Dika juga ga ada ngasi tau ke gue, tau gitu gak bakal gue biarin Alaric sama Leon saling berantem," batin Leo kesal sekaligus cemas dengan kondisi Leon.

Setelah itu, Leo mengucapkan terima kasih ke dokter tersebut dan langsung masuk ke dalam ruang rawat Leon untuk menanyakan perihal penyakitnya.

"Dika , sekarang lu tuh adek kembar gua, bukan musuh gua lagi, jadi sekarang gua ada tanggung jawab buat selalu jagain lu," ucap Leo sambil menepuk pelan pundak Leon yang masih pingsan.

Tak lama kemudian, Leon pun mulai tersadar dari pingsannya. Tetapi ia langsung memegangi dada kirinya karena merasakan sakit di dada kirinya.

"Leo, ngapain kita di rumah sakit? Gue gak suka bau obat," ucap Leon setelah mulai merasa sakit pada dada kirinya mereda.

"Ya lu lah yang sakit. Orang tadi dihajar habis-habisan sama Alaric. Makanya kalau dah tau punya penyakit itu, gak usah banyak tingkah, tubuh lu yang sekarang kondisinya lebih lemah," ucap Leo yang berniat menasehati Leon tetapi malah disalahartikan oleh Leon.

"IYA, GUA MEMANG PENYAKITAN SEKARANG TAPI GUA GAK SUKA DIA NGERENDAHIN GUA!" ucap Leon berteriak dengan mata yang berkaca-kaca. Setelah itu, Leon langsung memegang dada kirinya lagi karena rasa sakitnya kembali muncul.

Mungkin karena Leon sedang sakit, jadi perasaannya menjadi lebih sedikit sensitif.

"Bukan gitu maksud gua -" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Leon pun mengusir leo dari ruang rawatnya.


"Pergi," ucap Leon dengan serak karena menangis.

Sedangkan Leo hanya menghela napas dan keluar karena ia takut jika melanjutkan perkataan nya saat perasaan Leon sedang sensitif seperti ini, malah nanti Leon akan semakin tertekan.

Maka dari itu, Leo memutuskan untuk keluar mencari makan siang untuk dirinya dan Leon karena sepertinya Leon juga tidak mau memakan makanan dari rumah sakit.

⏱️⏱️⏱️

Setelah selesai mencari makan siang untuk dirinya dan Leon, Leo pun kembali ke rumah sakit.

"Masih tidur nih anak," ucap Leo saat membuka pintu ruangan Leon.

"Leon, bangun makan dulu," ucap Leo lagi sambil memukul pelan tangan Leon.

"Ya ampun, kayaknya nih anak juga kena demam deh, badannya anget banget. Suruh makan dulu deh, baru nanti panggilin dokter," batin Leo saat merasakan suhu badan Leon yang panas.

"Leon, bangun makan dulu, nanti baru tidur lagi," ucap Leo dengan sedikit keras agar Leon bangun.

"Makan dulu nih, badan lu anget," ucap Leo saat melihat Leon sudah terbangun.

"Gak mau, gak enak makan gue," ucap Leon tidak mau makan.

"Makan aja sedikit, biar gue suapin. Bukan makanan dari rumah sakit ini, gue baru beli tadi," ucap Leo tetap memaksa.

"Dua suap aja, mual gue," ucap Leon menyetujui tetapi hanya beberapa suap saja.

Leo pun hanya mengangguk. Setidaknya Leon mau makan walau hanya dua suap saja. Selesai makan, Leo langsung memanggil dokter untuk memberikan Leon obat agar demamnya turun.

To be continued...

Lama ga update yaa??Maaf ya soalnya kemarin nilai ujian aku kurang bagus jadinya nunda sementara dulu buat nulis dan baru sekarang ada waktu.

Jangan Lupa bantu vote sama komen biar aku semangat...
Byeee (⁠☆⁠▽⁠☆⁠)

Transmigrasi TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang