Johan melirik jam di pergelangan tangannya, sudah siang ternyata. Lelaki itu menutup laptopnya. Mengambil kunci mobil kemudian keluar dari ruangannya.
Dia berniat kerumah mamanya, Johan ingin menanyakan apa maksud mamanya kemarin menyuruh dia makan siang bersama Reina.
Hampir 30 menit, Johan tiba dirumah orang tuanya. Dia melihat ada mobil kakaknya terparkir di depan rumah.
Johan melangkahkan kakinya kedalam, seperti biasa keadaan rumah sepi.
"Eh den Johan" Sapa Bik Lastri yang sedang berada diruang tamu.
"Mama mana bik?" Tanya Johan
"Ada, lagi makan sama mbak Jihan juga" Jawab Bik Lastri.
"Saya kedapur dulu bik"
"Iya den"
Johan berjalan menuju dapur, dia melihat mama dan kakaknya sedang makan siang bersama. Mereka belum menyadari kehadiran Johan
"Ehemm" Dehem Johan.
"Johan" Ujar Dewi
"Tumben kamu kesini" Ujar Jihan
Johan hanya diam, dia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada disana.
"Johan mau nanya sesuatu sama mama" Ucap Johan membuka pembicaraan.
"Tanya apa Han?"
"Mama kan yang merencanakan biar Johan makan siang sama Reina kemarin?" Tanya Johan to the point
Dewi hanya diam.
"Ma, Johan kan sudah bilang kalau Johan tidak suka di Jodoh-jodohin seperti itu" Ucap Johan lagi.
Jihan yang tidak tahu apa-apa, hanya menyimak obrolan antara mama dan adiknya.
"Mama cuma pengen liat kamu punya pasangan, kamu juga harus punya kehidupan sendiri Han. Enggak mungkin selamanya kamu hidup sendiri" Ujar Dewi akhirnya
"Tapi bukan gitu caranya ma, ini hidup Johan, mama tidak bisa mengatur Johan harus hidup sama siapa" Protes Johan
"Baiklah, mama salah. Mama cuma pengen kamu bahagia Han. Mama juga pengen lihat kamu bahagia bersama keluarga kamu sendiri. Lagipula mama rasa Reina wanita yang baik"
Johan menghela nafas kasar. Dia benci jika harus berdebat dengan mamanya sendiri.
"Lain kali mama nggak bakalan ikut campur lagi" Ujar Dewi.
Dewi bangun dari duduknya.
"Mau kemana ma?" Tanya Jihan.
"Kekamar, mama udah kenyang" Ujar Dewi. Setelah itu, wanita paruh baya itu meninggalkan meja makan.
Tinggal dua kakak beradik itu di meja makan. Beberapa saat mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Jihan menarik nafasnya pelan, ia tidak mau ikut campur urusan percintaan adiknya. Mungkin niat mamanya baik, tapi dia juga tidak bisa membenarkan sikap mamanya. Jihan sendiri juga tidak suka si jodoh-jodohkan. Jadi dia cukup mengerti dengan perasaan adiknya itu. Apalagi dia tahu, setelah gagal di pernikahan sebelumnya, adiknya itu jadi lebih menutup diri terhadap wanita.
"Kamu nggak makan? Biar mbak ambilin" Ucap Jihan menawarkan.
"Tidak usah mbak, Johan makan dikantor aja nanti" Jawab Johan
Jihan tak memaksa, ia mengerti suasana hati adiknya itu.
"Yasudah mbak, Johan mau balik ke kantor lagi" Pamit Johan. Pria itu bangun dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Sugar Daddy
General Fictionlangsung baca saja. Warning: 🔞 Adegan Dewasa!!🔞 Bocil dilarang mampir!! Hanya Cerita Fiktif!! Jangan lupa follow, vote and comment. Plagiat dilarang mendekat!!!!!! Dosa tanggung sendiri!!!! Maaf jika masih berantakan, belum di revisi. PLEASE, K...