Pagi Manis

2.3K 211 8
                                    

Story by OrenjieNa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story by OrenjieNa

Happy Reading!

.
.
.
.

Donghyuck menatap bulan sabit yang menggantung di langit dengan ditemeni bintang-bintang kecil.

Malam ini terasa lebih indah daripada malam sebelumnya. Mungkin karena apa yang ia harapkan telah menjadi kenyataan. Pemuda itu kembali mendapat kasih sayang dari teman-temannya.

Donghyuck merentangan satu tangan. Ia tersenyum ketika merasakan desiran angin berhembus ke tangannya.

"Nyaman," gumam Donghyuck.

Pemuda itu menoleh kala ada pergerakkan di belakang tubuhnya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Jaehyun. Dia memasangkan selimut di badan Donghyuck, lalu mendudukkan diri pada sisi yang kosong. "Pakai ini biar hangat."

"Capek tidur terus, Hyung," jawab Donghyuck seraya tertawa jenaka.

Jaehyun mengusap rambut Donghyuck dengan lembut. "Ini udah malam, lho." Dia terdiam kala melihat ada helaian rambut di jarinya. Udah mulai rontok? Padahal gak kemotrapi.

"Mata gue lagi susah diajak tidur, jadinya ke sini aja," sahut Donghyuck.

"Kenapa gak minta ditemenin?" tanya Jaehyun. Pemuda itu mencoba untuk menyembunyikan tangannya dari sang adik. "Kan, ada Mark dan Jaemin. Kalau mereka tidur bisa dibangunin dulu."

Donghyuck menggeleng. "Biarin mereka tidur, Hyung. Pasti butuh istirahat." Ia tahu, tapi memilih untuk diam itu lebih baik.

"Lo juga istirahat. Mukanya masih pucat gini," kata Jaehyun. Ia membenarkan letak selimut di badan Donghyuck. "Ada yang dirasa?"

"Nanti dulu, Hyung," ujar Donghyuck sambil tersenyum. "Enggak, kok." Pemuda itu membalas pertanyaan sang kakak.

"Ya, udah Hyung temenin di sini," ucap Jaehyun.

"Hyung gak ngantuk?" tanya Donghyuck.

Jaehyun menggeleng. "Insomnia lagi kumat." Ia tertawa pelan.

"Belum sembuh?" tanya Donghyuck lagi.

Kali ini Jaehyun mengangguk. "Masih. Apalagi kalau udah libur. Rasanya susah tidur. Padahal kalau ada kerjaan suka ngantuk."

Donghyuck tertawa. "Udah biasa begitu, Hyung," sahutnya. "Gue sering ngalamin."

Jaehyun tersenyum. Ia senang mendengar tawa adik kecil kesayangannya ini.

"Waktu lagi sibuk album solo, ya?" tanya Jaehyun. Donghyuck mengangguk. "Lo udah bekerja keras."

Donghyuck tersenyum ketika Jaehyun mengusap kepalanya. Dia selalu menginginkan moment seperti ini.

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang