E12

295 50 5
                                    

Mew Point Of View On

Aku kini berjalan masuk ke dalam unit apartemenku setelah membuka pintu apartemenku itu. Tiba-tiba dengan secepat kilat dan tanpa aku sadari seseorang bermasker hitam masuk lalu membekap mulut dan hidungku. Dia membuat aku tidak sadarkan diri. Ketika aku sadar, aku sudah terikat di atas tempat tidur dengan tubuh telanjang dan mata yang tertutup.

"Ugghh dingin sekali! To-tolong! Ini sangat dingin!" Aku berteriak meminta pertolongan kepada siapapun sekarang. Suhu AC di dalam ruangan ini sangat dingin.

Aku mulai merasa takut dan bertanya-tanya di dalam hatiku. Kenapa orang itu melakukan ini kepadaku? Apa salahku? Aku terus mencoba mencari jawabannya di dalam kepalaku. Ketika masih sibuk mencari jawaban atas apa yang terjadi kepadaku saat ini, aku samar-samar mendengar suara langkah kaki mendekatiku.

"Tol-tolong! Siapapun yang ada disana, lepaskan aku! Aku akan memberikan banyak uang jika kamu melepaskan aku!"

"...." Tidak ada jawaban sama sekali.

Namun beberapa detik kemudian dia mencambuk tubuhku dan itu rasanya sangat menyakitkan. Aku berteriak meminta pertolongan sambil menangis, namun tidak ada seorang pun yang membantuku. Aku mulai pasrah dengan apa yang orang itu lakukan kepadaku. Jika aku akan mati hari ini, setidaknya Tuhan memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengan Gulf dan meminta maaf kepadanya.

"Apa salahku? Hiks.. Hiks.. Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Hiks.. Hiks.."

Orang itu masih mencambuk badanku dengan membabi buta seperti memiliki dendam pribadi kepadaku. Aku terus menangis sambil meminta pertolongan.

"Ma-maafkan aku jika aku memiliki salah kepadamu! Maafkan aku..."

"....."

"Tolong hentikan! Hiks.. Hiks.. ini sangat sakit!"

"....."

"Maafkan aku.. Maafkan aku..."

Orang itu tidak berhenti sama sekali. Dia malah melakukannya lebih keras lagi. Saat aku merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhku karena cambukan itu, dengan sengaja aku buang air kecil karena aku tidak bisa menahan buang air kecil lagi. Seketika itu juga dia berhenti mencambuk badanku.

Mew Point Of View Off

Author Point Of View On

"Menjijikan!" Batin Gulf ketika melihat Mew buang air kecil sembarangan.

Ini tidak seperti Mew sengaja melalukannya, karena saat ini Mew masih berada dalam keadaan terikat di atas tempat tidur. Gulf langsung keluar dari dalam kamar Mew itu lalu menutup pintunya. Gulf menyuruh para bodyguard itu untuk membersihkan tubuh Mew lalu memindahkannya.

"Joy!" Panggil Gulf kepada salah satu bodyguardnya itu.

"Yaa Tuan.." Joy langsung datang menghampiri Gulf.

"Tolong bersihkan dia dan pindahkan dia ke samping! Dia baru saja buang air kecil di atas tempat tidur."

"Ke apartemen yang Tuan sewa?"

"Yaa.."

"Kenapa Tuan?"

"Aku tidak mau semua ini ketahuan. Manajernya pasti akan datang ke apartemen ini apabila Mew susah dihubungi."

"Baiklah Tuan, saya mengerti."

"Bagus, saya akan menunggu di samping."

"Baik Tuan..."

Ketika Gulf akan berjalan keluar dari dalam apartemen Mew itu, tiba-tiba Joy kembali memanggil Gulf. Gulf menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Joy.

"Permisi Tuan Gulf.."

"Ada apa?"

"Apakah tempat tidurnya juga perlu kami bersihkan?"

"Tidak perlu. Bersihkan saja sidik jariku dan sidik jari kalian dari dalam ruangan ini, agar tidak ketahuan polisi!"

"Yaa Tuan."

"Jangan lupa untuk menghapus rekaman cctv juga! Meskipun aku sudah membayar penjaga itu, dia bisa sewaktu-waktu mengancamku dengan rekaman cctv itu."

"Baik Tuan.."

Setelah selesai berbicara, Gulf segera keluar dari dalam apartemen itu lalu berjalan ke apartemen yang sengaja dia sewa yang berada tepat di samping apartemen Mew. Di sana ada dua kamar dan Gulf masuk ke dalam salah satu kamar itu.

***

Joy dan salah satu temannya kini membersihkan Mew tanpa berbicara sedikitpun dan hanya menggunakan bahasa isyarat. Ketika Mew terus menerus berteriak untuk meminta pertolongan, Joy memilih kembali membuat Mew tidak sadarkan diri. Setelah Mew tidak sadarkan diri, Joy dan temannya itu mulai berbicara dengan bebas.

"Kenapa dia ribut sekali sih?" Tanya salah satu teman Joy kepada Joy.

"Tentu saja dia berisik, Day! Lihatlah, kearah tubuhnya!"

Day melihat ke arah tubuh Mew dengan tatapan ngeri. Bagaimana tidak, seluruh tubuh Mew kini telah di penuhi luka dan darah yang keluar dari luka itu. Day dan Joy merasa merinding ketika membersihkan luka Mew itu.

"Apa yang dulu dia lakukan kepada Tuan Gulf ya? Sampai-sampai Tuan Gulf melakukan ini kepadanya."

"Entahlah.."

Setelah selesai membersihkan tubuh Mew, mereka kini segera memindahkan Mew ke unit apartemen lain. Beruntungnya, apartemen itu benar-benar sepi di antara jam 8 pagi sampai jam 4 sore, karena para penghuninya sedang sibuk bekerja, jadi mereka bisa memindahkan Mew dengan mudah.

Sesampainya di dalam kamar, mereka kembali mengikat Mew. Mereka mengikat kedua tangannya dan juga serta kedua kakinya. Mereka juga tidak lupa mengganti penutup mata Mew yang basah. Setelah selesai, mereka lanjut membersihkan hal-hal lain yang diperintahkan oleh Gulf.

Gulf kini sudah mengganti pakaiannya dengan kemeja putih. Kemeja putih itu berukuran sangat besar sehingga membuat tangan Gulf menghilang dan juga menampilkan bahunya yang putih mulus. Setelah dua orang suruhannya pergi, Gulf kini keluar dari dalam kamarnya lalu masuk ke dalam kamar Mew.

"Apakah mereka membuat Phi Mew kembali tidak sadarkan diri?" Batin Gulf

Gulf tampak sangat kecewa ketika melihat Mew kini tidak sadarkan diri karena obat bius. Gulf kembali berjalan ke dalam kamarnya lalu memilih menunggu Mew kembali tersadar.

Satu jam telah berlalu, Gulf kembali masuk ke dalam kamar Mew lalu memulai aksinya. Ketika Gulf baru saja naik ke atas tubuh Mew, tiba-tiba Mew sadar dan mulai memberontak. Gulf kini merasa sangat kesal kepada Mew.

"A-apa yang ingin kamu lakukan kepadaku? Pergi dari tubuhku! Pergi!"

"....."

"Aku mohon, lepaskan aku! Lepaskan aku!"

Gulf kini turun dari atas tubuh Mew lalu keluar dari dalam kamar itu untuk mengambil obat perangsang dan juga minuman di dalam dapur. Setelah Gulf mengambilnya, Gulf kembali ke dalam kamar itu lalu menyuruh Mew untuk meminum obat itu. Ketika obat itu sudah berada di dalam mulutnya, Mew langsung menyemburkan obat itu dan tanpa sengaja mengenai wajah Gulf.

Gulf yang tidak sabar akhirnya memasukkan obat itu ke dalam mulutnya lalu memaksa Mew untuk meminum obat itu melalui ciuman. Mew pada akhirnya meminum obat itu dengan terpaksa. Setelah meminum obat itu, tubuh Mew terasa sangat aneh sekarang. Mew merasakan panas pada tubuhnya.

Gulf yang melihat junior milik Mew sudah mulai menegang, kini kembali naik ke atas tubuh Mew. Mew masih memberontak saat Gulf naik ke atas tubuhnya, namun ketika Gulf memasukkan junior Mew ke dalam lubangnya, Mew kini diam dan merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya.

"Eughhhh... pe-pelan-pelan! Agghhh..."

Gulf mencoba menahan suaranya dengan menggigit kemeja miliknya itu. Entah apa yang sedang Gulf pikirkan saat ini. Dia kembali berhubungan seks dengan seseorang yang memukulnya kemarin. Gulf mulai menggerakkan pinggangnya saat Gulf merasa sudah siap.

Author Point Of View Off

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang