Akhirnya hari pertama karina bekerja sebagai pelayan Istana Nebbia selesai. Malam hari, gadis itu merebahkan tubuhnya seusai membersihkan diri dengan keramas. Naomi mengizinkan Karina kembali ke asrama pelayan karena waktu bekerjanya sudah selesai. Sebenarnya di setiap bangsawan tinggi memiliki dua atau lebih pelayan sebagai pengganti untuk waktu siang dan malam. Namun, Naomi hanya memiliki satu pelayan saja dan itu masih baru.Gadis itu membaca denah istana. Tiba-tiba saja pikirannya langsung mencari di mana tempat ruangan Ibu Ratu Yang Agung. Akan tetapi, sama sekali tidak ada tulisan maupun keterangan lebih lanjut mengenai ruangannya.
"Apa benar Ibu Ratu Yang Agung tinggal di istana seluas ini? Seperti yang dikatakan oleh wanita itu?" gumam Karina.
Kemudian Karina meletakkan denah istana itu di atas meja, lantas pergi tidur dan mengistirahatkan semua fisik serta jiwanya.
Maka datanglah pagi buta, gadis itu beranjak dari tidurnya dan bersiap untuk beraktivitas.
Dia mengingat pesan dari Putri Naomi kemarin bahwa ia diperbolehkan memasuki kamarnya ketika sang pemilik masih tertidur. Seorang bangsawan sekelas Naomi begitu mempercayai orang baru, dan Karina tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan Putri Naomi.
Gadis itu berjalan terus menunduk. Tak sengaja, dia menabrak bahu seseorang saat lewat di depan pintu ruangan Putra Mahkota.
"Maaf, Tuan... Maaf..." Karina menundukkan badan, meminta maaf kepada laki-laki yang tak sengaja ditabraknya.
Orbit tersenyum, entah siapa gadis berambut pendek itu, dia terlihat begitu pesimis. Apakah dia pelayan baru? "Oh, maaf. Aku tidak tahu," balasnya dengan lembut-lagipula Orbit tidak ada waktu mencari keributan. Dan dia juga sebenarnya merasa bersalah karena kurang 'memasang' mata saat berjalan.
Gadis itu lanjut melangkahkan kakinya. Orbit keluar dari kamarnya untuk mengambil sesuatu dari ruang laboratorium-nya di bawah tanah. Tentu arah mereka saling berlawanan.
Namun, mereka sama-sama merasakan sesuatu yang aneh.
"Suara itu...," gumam Karina.
"Seperti tidak asing..." di lain sisi, Orbit juga bergumam pada diri sendiri.
Karina mengetuk pintu kamar Naomi, kemudian membukanya walau tidak ada jawaban. Karena itu salah satu bentuk kesopanan saat membuka pintu. Karina mempelajarinya dari sang Ibu sewaktu kecil.
Dilihatnya sang Putri itu masih tertidur dengan mulut menganga lebar dan rambut tebalnya amat berantakan. Karena matahari sudah akan terbit, Karina menyapu ruangan itu dan menata barang-barangnya yang berserakan.
"Hei, Katherine..."
Karina langsung berdiri tegak dan meletakkan sapunya ke lantai. "Ya, My Lady?"
Naomi bangun dari tidurnya, dia mengucek-ucek kedua matanya yang masih mengantuk. "Siapkan air hangatnya... Aku akan mandi tiga puluh menit lagi."
Karina kebingungan. "Eh, kenapa tidak sepuluh menit lagi, My Lady?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED [Vol. 2]
FantasyDalam kehidupan ini, suka dan duka silih berganti. Manusia bermimpi, berusaha, lantas memperoleh keberhasilan atas usahanya. Kehidupan Karina tak semulus apa yang ia impikan. Karina melewati begitu banyak rintangan ketika mulai memasuki dunia masa l...