21. Cemburu

51 15 0
                                    

Pagi hingga sore, Karina bekerja sebagai pelayan Naomi seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hingga sore, Karina bekerja sebagai pelayan Naomi seperti biasa. Akhir-akhir ini majikannya itu gemar berlatih memanah dan berkuda di kamp pelatihan. Karina menjaga makanan, minuman, serta handuk untuk majikannya. Banyak dari prajurit Nebbia merasa takjub dengan formasi serta kekompakan anak kembar itu. Sedangkan Orbit hanya menonton dari pojok lapangan—lebih tepatnya dia sedang mengawasi pujaan hatinya dari kejauhan.

Setelah jam kerjanya selesai, Karina membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Dia menata dua buku yang Ibu Ratu pinjamkan untuk dirinya. Hanya satu buku yang belum ia baca. Entah itu buku apa lagi, Karina masih belum tahu. Sebab tujuannya saat ini adalah bermeditasi dan mengungkapkan semua kegelisahan yang tak bisa ia utarakan.

Orbit menjemput Karina di pelataran taman tepat di bawah pohon. Kemudian dua sosok itu berjalan menuju laboratorium bawah tanah Orbit.

"Meditasinya di tempat ini?" tanya Karina yang kurang yakin.

Orbit tertawa. Kemudian dia berjalan lurus ke tembok. Karina mengikuti laki-laki itu dengan hati-hati karena ada banyak gelas kaca dan beberapa peralatan yang menganggu. Dan Karina tidak mau merusak benda-benda itu walaupun terlihat sudah usang.

Orbit mendorong dinding itu. Wajah Karina menganga lebar saat tahu ada pintu rahasia di dalam ruang bawah tanah ini.

"Ayo." Orbit menggandeng tangan Karina.

Dua sosok itu berjalan di dalam lorong bawah tanah yang sempit—hanya bisa dilewati oleh satu orang dengan tinggi lorong sekitar dua meter. Karina di belakang tubuh Orbit, terus menghadap ke depan sebab Orbit membawa lilin untuk penerangan.

"Hanya aku yang tahu tempat ini. Raja dan Ratu hanya tahu aku suka menghabiskan waktu di laboratorium. Padahal aku diam-diam bermain di luar istana." Orbit terkekeh.

"Jadi, laboratorium itu hanya bohongan saja?"

"Tidak, Karina. Aku benar-benar membuat laboratorium itu untuk penelitian dan membuat benda-benda unik. Kamu melihatnya, kan? Laboratorium itu sudah penuh."

Karina ber-oh pelan mendengar penjelasan Orbit. "Ngomong-ngomong, berapa jauh lagi lorong sempit ini?"

"Dua ratus meter."

"Itu... panjang sekali..." Karina mengusap keringat di dahinya. Dia phobia dengan tempat-tempat yang sempit dan gelap. Situasi ini membuat dadanya terasa sesak. Karina hanya bisa mencengkeram kuat-kuat lengan Orbit agar rasa takutnya itu menghilang.

Sementara itu, Orbit tahu apa yang Karina rasakan saat ini. Mereka sepuluh tahun sekolah di akademi dan dari kelas yang sama. Hampir setiap hari mereka belajar dan meneliti mata pelajaran bersama. Orbit selalu memahami Karina bahkan saat gadis itu terdiam.

Setelah berjalan lama, mereka menemukan sebuah tangga besi yang mengarah ke atas—lebih tepatnya daratan di atas sana. Di atas tangga itu juga terdapat pintu kayu yang berkamuflase menjadi rerumputan hijau. Ketika Karina berhasil keluar dan menghirup udara segar, dia melihat pepohonan yang rimbun di sekitarnya. Dari posisinya saat ini, terlihat Istana Nebbia di bagian utara sana.

SEPARATED [Vol. 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang