26. Kembali

53 19 0
                                    

Sejauh ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejauh ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Walau pulau terbesar di bumi ini telah terpecah menjadi kepulauan dengan selat-selat yang memisahkan mereka, tetapi kesebelas kerajaan di Alejarse telah berdamai.

Karina menghampiri Anahita, Meredith, dan Ian. Kedua mata Meredith sembab, tetapi dia telah memutuskan ke mana tujuan hidupnya sekarang.

Karina menepuk pundak Anahita, dia berjongkok di dekat. "Aku ingin meminta bantuan Nenek..."

Anahita tersenyum, dia bisa memahami maksud cicitnya. "Iya, Nenek akan melakukannya. Tetapi setelah kita kembali ke Nebbia."

"Aku bisa!" Aran menyahut—dia bisa saja mendengar suara para sahabatnya dari jauh. Pria itu langsung mendekat. "Apa yang harus aku lakukan?"

Murphy menarik napas, dia yang paling cerdas dan bijaksana. Setelah membuat strategi, dia mengirimkan pemikiran itu kepada Karina I, Karina, Anahita, Ian, dan Aran.

Aran menyentikkan jemari. "Itu mudah saja."

Meredith berdiri dari duduknya, dibantu oleh Anahita dan Ian. Kemudian Eric dan Julian mendekat. Melihat itu, Meredith langsung memeluk kedua putranya erat-erat.

"Dengar, Ibu akan pergi, tetapi Ibu tidak akan jauh dari kalian. Percayalah..."

Julian sudah menangis tersedu-sedu, sementara Eric masih terdiam, walau dari lubuk hatinya dia sedang bersedih.

"Dengar, Julian. Hidup menualah sebagai Raja Nebbia, jangan genit, jangan gegabah mengambil keputusan. Dengarkan kata penasihat kerajaan, dan yang pasti... kamu harus memilih mana yang baik dan yang benar."

Julian mengangguk-angguk, masih ada di pelukan ibunya.

"Dan untuk Eric... Kamu tidak akan menua, Ibu tahu, kamu tidak akan mati walau bumi berkali-kali menyakiti. Eric, saat hanya kamu yang masih hidup di generasi terdepan, ceritakanlah kisah-kisahmu kepada generasi selanjutnya. Tetapi kamu harus berkata bahwa itu hanya mitologi saja."

Eric memejamkan kedua mata, tenggelam di rengkuhan ibunya.

Akhirnya Meredith melepas pelukan itu, kemudian dia menatap Aran yang tersenyum ke arahnya.

"Tidak apa, Cantikku. Ini pilihanmu, aku sebagai mayat hidup, hanya bisa menerima keputusanmu."

Meredith tertawa kecil. Aran mendekat, lalu memeluk istrinya erat-erat. Ini akan menjadi reuni singkat setelah mereka akan sama-sama tak berwujud lagi.

Setelah bersama suaminya, Meredith menemui Karina, dia memeluknya erat-erat, lalu berganti kepada Orbit yang sejak tadi berdiam diri tak jauh dari sang ayah. Meredith juga tidak melupakan menantunya—Esther—yang sudah bergelimang air mata.

"Sampaikan kalimatku kepada Paradisa."

Esther mengangguk-angguk dengan bahu yang sesenggukan.

Meredith berdiri di tepi celah yang sekarang telah menjadi selat, atau laut kecil yang diapit oleh dua pulau. Di belakangnya, Ian dan Anahita memegang bahu Meredith, memberikan sentuhan terakhir sebelum berpisah.

SEPARATED [Vol. 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang