Ruth tahu berita tidak mengenakkan tentang Karina dari Mia saat makan malam di kamar Karina.Ruth setuju jika Martin akan mendapatkan hukuman dari para dosen. Karena itu termasuk pelecehan di mana ada korban dan pelaku.
Setelah makan malam, Karina mengistirahatkan raga dan jiwanya untuk menghadapi hari pertama ujian akhir semester esok.
Karina bangun dan mandi lebih awal. Dia sempat mengetuk pintu kamar Ruth yang ternyata sudah bangun dan akan segera mandi. Saat sudah siap, mereka berangkat ke ruang ujian bersama-sama.
Ruang ujian tahun pertama ada di lantai pertama. Tiga puluh mahasiswa itu dijadikan satu di ruangan yang lebarnya sekitar 15×15 meter persegi. Tempat duduk peserta ujian juga telah diatur sesuai abjad nama. Terdapat pengawas di setiap baris bangku para peserta. Tak hanya itu, bahkan ada lima pengawas yang berkeliling untuk mengawasi gerak-gerik peserta ujian.
Hari pertama ujian berjalan dengan lancar. Dan hari-hari berikutnya, tetap sama. Hanya saja Karina tidak menghiraukan Martin yang masih saja berani menyapanya. Karina bersikap cuek, dan tidak menganggap Martin ada.
Saat tujuh hari sebelum kepulangan seluruh mahasiswa FESTUN, perbuatan Martin dilaporkan oleh Mia kepada Professor Bell selaku Ketua Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Professor Gedino selaku Ketua Rektor FESTUN. Karina juga ada di sana karena dia adalah korbannya. Martin pun mengakui perbuatannya itu di hadapan dosen dan Ketua Rektor tersebut.
Imbasnya, Martin mendapatkan potongan IPK setelah ujian nanti. Sudah IPK-nya belum tentu tinggi, malah dipotong. Tidak hanya itu, Martin juga mendapat skors selama satu bulan tidak mengikuti perkuliahan semester 2. Mia dan Maven puas dengan keputusan Professor Gedino. Biarlah si Martin itu jera! Sejak dulu dia sama saja!
Iya. Mia dan Maven sudah kapok dengan sikap Martin saat di akademi dulu. Saudaranya itu juga pernah menjadi pelaku pelecehan teman sebayanya. Tak habis pikir, bahkan Ayah sudah menghukum Martin dengan tidak memberinya uang jajan selama sebulan. Dan Paman mereka? Bahkan pernah mengurungnya di kamar yang penuh dengan kelabang.
Karina merasa lega, sekaligus terkejut dengan kebenaran yang disampaikan oleh Mia.
Dan di mana hari yang Karina tunggu-tunggu, akhirnya datang. Di hari Minggu dengan saljunya di pagi hari, semua mahasiswa telah menyiapkan keperluannya untuk pulang kampung.
Karina, Ruth, dan Mia saling berpelukan. Mereka tidak akan bertemu untuk sementara pada liburan semester ini yang berlangsung selama satu bulan.
Ada mahasiswa yang dijemput oleh keluarganya, atau pulang sendiri dengan menyewa kereta kuda. Karina berjalan ke gerbang utama, dan dia sudah disambut oleh dua orang yang sangat dia rindukan. Mereka memakai setelan musim dingin seperti jubah dengan bulu-bulu di leher.
Karina berlari, dan langsung memeluk ayah dan ibunya bersamaan.
"Bagaimana kabarmu, Nak? Kamu betah?" tanya Eric setelah berkali-kali mencium pucuk kepala putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED [Vol. 2]
FantasyDalam kehidupan ini, suka dan duka silih berganti. Manusia bermimpi, berusaha, lantas memperoleh keberhasilan atas usahanya. Kehidupan Karina tak semulus apa yang ia impikan. Karina melewati begitu banyak rintangan ketika mulai memasuki dunia masa l...