CHAPTER 1 - PAKET MISTERIUS

20 2 0
                                    

Sebuah paket berisi bunga mawar merah serta foto-foto dirinya baru saja Raya terima di rumah nya. Saat pulang dari kampus ia melihat kotak itu sudah ada di depan pintu, saat ia buka di dalamnya terdapat bunga mawar merah dan tiga foto dirinya yang diambil secara diam-diam.

Hal ini sudah Raya alami sejak dua hari lalu, paket-paket misterius itu selalu ia terima saat pulang dari kampus, saat dirumah tidak ada orang. Raya sangat ketakutan setiap pulang, padahal ia sudah sangat lelah dengan kuliah dan harus lanjut bekerja lagi di toko kue sampai malam.

Sedikit waktu yang ia punya untuk istirahat, paginya ia harus ke kampus lagi sampai sore. Paket misterius itu menambah beban nya saja akhir-akhir ini.

Raya membuang paket tersebut di belakang rumah seperti dua paket sebelumnya. Saat ia mengamati lagi, Raya menyadari paket-paket tersebut memiliki ciri khas yang sama, kotak cokelat, tali pengikat putih, setangkai mawar merah, dan foto dirinya. Hal yang sudah sangat mengganggu privasi nya sekaligus menakutinya.

Raya kembali pada realita bahwa ia harus segera pergi bekerja. Untung saja jarak toko kue nya dekat, sehingga ia bisa irit untuk transportasi. Raya memang tidak memiliki kendaraan dan hanya tinggal dengan adik laki-lakinya yang masih SMP, sang adik pun bersekolah menggunakan sepeda pemberian kedua orang tua mereka yang sudah tiada. Jadi, Raya mau tidak mau selalu memakai transportasi umum atau berjalan kaki untuk beraktifitas.

Selesai mandi dan merasa segar kembali, Raya bercermin untuk memastikan penampilan nya sudah rapi dan enak di pandang. Sebab pekerjaannya adalah seorang pelayan sekaligus kasir di toko kue dimana ia harus bertemu dengan banyak orang.

Sebelum pergi, Raya mengecek kembali dapur yang sudah bersih dan makan malam yang sudah ia siapkan untuk sang adik. Ia pun memakai sepatunya, lalu berjalan keluar dan mengunci pintu sambil mata nya melirik was-was ke sekitar. Ia merasa seperti sedang di awasi.

Dalam perjalanan, seseorang memotret Raya dari kejauhan, mengikutinya langkah demi langkah dan terus memotret dengan kamera nya.

Raya semakin mempercepat langkah agar segera sampai ke toko kue. Ia ketakutan setengah mati, mendengar samar-samar suara jepretan kamera dari kejauhan.

Ceklek!

....Ceklek!

.......Ceklek!

8 LETTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang