NB.07

8.6K 1K 49
                                    


Author pov.

"Sekian untuk meeting hari ini, terimakasih" kata Jennie dan semuanya mengangguk lalu berpamitan untuk keluar.

Lisa masih sibuk membereskan berkas di atas meja sedangkan Jennie sedang mengobrol santai dengan Mark tuan, rekan kerja sekaligus senior di sekolahnya dulu.

"Hahaha untung saja oppa menolongku waktu itu, sangat memalukan mengingat aku terjatuh karena lari cepat untuk mencapai garis finish" Jennie tertawa mengingat kejadian semasa sekolahnya.

"Untung saja lecet di lutut mu tidak parah, kalau sampai terjadi bisa-bisa Eomma Kim memarahiku karena tidak menjaga putri cantiknya dengan baik" Mark tersenyum menatap lembut wajah Jennie.

"Oppa bisa saja" Jennie tersipu memukul pelan lengan Mark.

Lisa yang memperhatikan interaksi keduanya dari tadi kini merasa jengkel, gadis jangkung itu menekuk wajahnya menatap Mark dengan tatapan tidak suka.

"Jen ayo makan siang bersama, aku akan membawamu ke restoran yang kamu sukai" ajak Mark.

Lisa rasanya semakin jengkel dengan Mark, rasanya dia ingin berteriak marah karena telah berani mengajak Jennie nya keluar.

"Ayo oppa, kita makan siang di restoran dekat kantor saja. Lisa aku akan sedikit terlambat jadi tolong handle pekerjaan ku sebentar" kata Jennie dan itu membuat Lisa kesal bukan main.

"Kenapa Jennie malah mengiyakan ajakan Mark? Ah sial aku cemburu!" Pekik Lisa dalam hati.

Dengan perasaan yang tidak karuan Lisa hanya mengangguk dengan wajah datarnya.

"Ayo Jen" Mark merangkul pundak Jennie dan Jennie tidak mempermasalahkannya.

Jennie tersenyum berjalan beriringan dengan Mark.

Mereka berdua pergi tanpa memperdulikan Lisa yang saat ini sangat marah karena Jennie membiarkan Mark merangkul pundaknya.

Brak!

Lisa melemparkan berkas itu ke atas meja.

"Fuck!"

Rahang Lisa mengeras dan tangannya terkepal erat.

"Aku benci wanitaku di sentuh" gumam Lisa dan memilih pergi dari ruangan meeting.

Lisa mengurungkan niatnya masuk kedalam ruangannya karena Irene memanggilnya.

Lisa berusaha tersenyum walau dalam hatinya sedang terbakar api cemburu.

"Kenapa ren?"

Irene tersenyum lalu merangkul lengan Lisa.

"Ayo makan siang bersama"

Lisa ingin menolak karena suasana hatinya sedang tidak baik namun melihat senyum penuh harap Irene Lisa tidak tega untuk menolak ajakannya.

"Hem ayo" Lisa tersenyum paksa.

"Kajja" Irene sangat senang Lisa menerima ajakannya.

Sesampainya di kafetaria Irene megambil makanan dan Lisa hanya mengambil susu coklat lalu duduk di meja dekat jendela kaca.

"Kamu tidak makan?" Tanya Irene sambil meletakkan makannya di atas meja.

Lisa menggeleng pelan.

"Kenapa? Kamu sakit ya?" Irene khawatir memeriksa dahi Lisa.

"Tidak Irene, hanya tidak selera makan dan aku belum terlalu lapar" jawab Lisa sambil meminum susu coklat nya.

"Nanti kamu sakit, aak buka mulut Lisa aku akan menyuapi mu agar perutmu terisi. Aku tidak mau kamu sakit" Irene dengan perhatian ingin menyuapi Lisa.

Lisa menolak menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu Irene nanti saja aku makan jika aku sudah lapar. Kamu makan saja jangan hiraukan aku"

"Aku tidak bisa, makan atau aku juga tidak akan makan. Jangan membuatku sedih, Lisa" lirih Irene bersikeras.

Lisa menghela nafas, mau tidak mau Lisa membuka mulutnya menerima suapan Irene.

Irene tersenyum lega Lisa akhirnya mau menerima suapannya.

"Enak?"

Lisa mengangguk saja.

Irene tersenyum gemas melihat wajah polos Lisa, dia mencubit pelan pipi Lisa lalu ikut makan sambil menyuapi si Manoban.

Tidak taukah Lisa bahwa ada sepasang mata kucing sedang menatapnya dengan tajam bahkan mengepalkan tangannya erat-erat saat ini.

•••

Tbc

02/03/24

Awokawok saling jeles nih ceritanya.

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang