All I want is You

71 5 0
                                    

Seoul, Tuesday 12, 2015.

"Oppa, apa Daesung baik-baik saja?"

Tadi secara tidak sengaja aku menonton fancam acara music bank. Daesung sepertinya tidak enak badan. Sepertinya dia mau muntah. Ga kebayang klo itu Taeyang oppaku.

"Daesung baik-baik saja. Kenapa jagi?"

Suara kekasihku diseberang telepon terdengar sesehat biasanya. Suaranya yang lembut selalu berhasil menggetarkan hatiku.

"Ahh, aniya.. Tadi aku nonton fancam. Sepertinya Daesung sakit ya.. "

Aku benar-benar cemas. Bukan hanya pada oppaku tapi juga pada semua member Bigbang. Akhir2 ini jadwal mereka luar biasa padat. Tidak jarang kami hanya bisa kontak melalui chat dan telepon.

"Oppa, cepat pulang ya?"

Sudah 2 hari Taeyang standby di studio YG. Katanya masih sibuk aransemen lagu untuk konser berikutnya.

"Apa kau merindukanku jagi?"

Nada suara Taeyang diseberang sana menggodaku. Aku terbayang wajah polosnya yang kekanak-kanakan saat menggodaku.

"Yaa! Apa aku kedengaran seperti sedang merindukanmu?"

Aku hanya bercanda. Tentu saja aku merindukan dia.

"Hahahaaha.. Nee.. Kalau begitu aku akan tinggal disini lebih lama. Jaga diri baik2 oke?"

"Ahh oppa! Cepat pulang, jebal!"

"Aku tidak bisa, masih banyak yang belum beres. Sabarlah jagi.. Aku akan menghubungimu lagi nanti oke?"

Yaah.. Taeyang terdengar sangat serius. Okelah.. Aku tunggu saja kapan dia menghubungiku.

"Ne oppa. Selamat bekerja. Aku tidur duluan ya.. "

"Ne, sweet dream jagi, muach"

"Muach "

**

*Ting tong* *ting tong*

Aku terbangun dengan suara bell yang berisik. Siapa sih dateng bertamu malem2 begini. Ku lihat jam mejaku, 12.10 tengah malam. Arrghhh ganggu aja sedang enak2nya tidur.

Aduh! Gimana kalo itu penjahat?? Ahh penjahat ga akan pencet bel dulu kali ya..

Dengan malas aku menuju pintu apartemenku.

"Siapa??"

Tidak ada jawaban, layar video juga hitam pekat ga kelihatan siapa2. Biasanya aku ketakutan pada hal2 aneh seperti ini. Tapi kali ini entah kenapa aku berani2 saja menghadapinya. Mungkin karena nyawaku belum terkumpul semua? Entahlah. Cuma hatiku mengatakan ga ada yang perlu ditakuti.

Saat kubuka pintu, Taeyang berdiri disana dengan sebuah cake dan banyak lilin diatasnya. Aku hanya bisa terdiam sambil ketawa ga jelas.

"Uri cheoeum mannan nal chingudeul moduga neol johahaesseotgo buranhame naneun michigo
Ttansaram no no nal bwajwo yo yo ijeneun neoui namjaga doego sipeo hey
Haembeogeona pija gateun eumsikbodaneun kkaekkeutago malgeun ioneumnyosuwa gateungeol
Neon naege paljjang kkin yeongwonhan byutikwin
Jongsori ullimyeo neon nawa 1 2 3 let's go
Maeil saedeuri norae bureugo kkotteuri uril bomyeo miso jitneun got
Nawa hamkkeramyeon eodideun Love Love Love Love"

Taeyang menyanyikan White Love, lagu kenangan saat kami jadian dulu. Dibait terakhir Taeyang mengulurkan cake itu dan kami meniup lilinnya bersama2.

"Happy anniversary jagi.. "

Dia memelukku hangat sementara satu tangannya masih memegang cake itu.

"Ngomong2 apa aku harus berdiri disini sampai pagi?" Taeyang mengetuk2 daun pintu apartemenku. Hahaha aku bahkan lupa mengajaknya masuk.

"Ah mian, masuklah oppa. Bukankah hatiku selalu terbuka untukmu?"
Ya, hari ini adalah hari anniversary kami yang kedua. All I want in my life is him. My sunshine, my SOL, my Taeyangie oppa.

***

All I Want Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang