Arc 3 Chapter 13 : Anak Bebek?

623 121 1
                                    

[??? PoV]

Aku tidaklah sama dengan mereka ...

Itulah kata-kata yang kudengar dari penduduk desa tempatku lahir dan tinggal ini.

Mereka berpikir, semua orang terluka karena aku yang mencelakai mereka. Akan tetapi, tidak ada sama sekali pikiranku untuk berbuat jahat pada anak-anak lain walaupun perlakuan mereka cukup kejam padaku.

Sangat tidak masuk akal bagiku yang ingin bermain dengan anak-anak lain melakukan hal buruk pada mereka. Itu hanya akan membuat yang lainnya tambah menjauhiku jika aku benar-benar ingin mencelakai mereka.

"Aku pulang, Runa."

Aku mendengar suara seorang pria memasuki rumahku. Namun, aku tidak membalas ucapannya itu.

Dia kemudian melihatku lalu berjalan menghampiri. "Kau terlihat murung seperti itu, apa anak yang lain kembali menjauhimu?"

Aku hanya mengangguk pelan merespon kata-katanya itu.

"Maaf ayah tidak bisa berada di sisimu ketika kau mengalami masa-masa sulit, Runa," ucapnya terdengar menyesal seraya mengelus-elus rambutku.

Ini bukanlah kesalahan Ayah, dia harus bekerja dari pagi sampai malam di Kota terdekat untuk kami berdua bisa makan hingga kenyang.

Hanya saja ... Aku sangat kesepian di sini dan anak-anak yang lain tidak pernah menerimaku semenjak aku sembuh dari sakit.

Semenjak Mama meninggal saat aku masih sangat kecil, aku selalu hidup sendiri di sini sampai Ayah pulang. Terkadang aku pergi bersama anak-anak yang lain agar tidak kesepian.

"Untuk menghiburmu, aku membawakan sesuatu," kata Ayah yang mengeluarkan sebuah benda dari kantung kulit yang ia bawa.

Di tangannya, terdapat sebuah boneka bebek berwarna kuning.

"Uwahh ... Lucunya ... " Aku mengambil boneka itu dari tangan Ayah. "Apa Ayah membelinya dari Joker si buruk rupa?" tanyaku padanya.

"Benar sekali, dia masih ada di sini sore tadi ketika aku pulang bekerja," jawab Ayah.

Joker adalah seorang pria yang akhir-akhir ini sering datang ke desa untuk menjual berbagai kerajinan tangan seperti boneka, patung dan benda-benda yang terbuat dari tanah liat.

Dia selalu memakai topeng yang menutupi wajahnya. Ketika para warga desa bertanya mengapa ia selalu memakainya, dia hanya menjawab 'aku malu akan luka bakar yang terdapat di wajahku'.

Dia juga memberitahu kepada warga bahwa dia tidak ingin wajahnya yang jelek itu membuat kami tidak nyaman.

Aku sering berbicara dengannya beberapa hari terakhir ini.

Bicara dengannya sangat mengasyikkan, dia selalu bercerita tentang petualangannya ke sana kemari sebagai pedagang, menjumpai tempat-tempat yang sangat menakjubkan dan berbagai macam orang yang berbeda-beda.

Saat malam hari, aku memainkan boneka yang Ayah beri.

Aku memberinya dengan nama Luna-Nama yang hampir sama dengan yang kumiliki. Ini karena entah mengapa, aku dapat melihat diriku sendiri pada boneka bebek ini.

Dia hanya sendiri, tidak punya teman dan wajahnya terlihat murung.

"Aku punya ide! Besok aku akan meminta Joker untuk membuatkan pasangan untuk Luna agar dia tidak merasa kesepian, hehe ... "

Memikirkan hal itu, aku memeluk Luna lalu memejamkan mata untuk tidur di kasurku yang nyaman dan empuk.

.

.

.

.

Keesokan paginya, tiba-tiba Ayah kedatangan tamu seorang pria misterius. Terlihat dia memakai topeng aneh mirip seperti yang Joker kenakan.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang