BAB 15

28.1K 2K 28
                                    

Evelyn mengetuk pintu kamar Felix untuk mengantarkan lilin aroma terapi seperti biasanya. Namun tidak ada jawaban dari dalam walaupun ia sudah mengetuknya berkali-kali.

"Apa dia sudah tidur?" gumamnya "Kalau begitu aku kembali saja" Evelyn beranjak pergi setela Felix tak segera memberinya izin masuk

Namun langkah kakinya terhenti setelah beberapa langkah, entah mengapa perasaannya tidak enak karena tidak biasanya Felix sudah tidur di jam ini.

Akhirnya Evelyn membuka pintu kamar pria itu walaupun tanpa persetujuan dari pemiliknya. Ia tak langsung masuk, gadis itu menyembulkan kepalanya diambang pintu untuk melihat keadaan didalam. Rupanya Felix sudah berbaring diatas ranjang.

Evelyn masuk ke dalam dan berjalan kearah ranjangnya. Dahinya berkerut setelah mendapati Felix terlihat menahan rasa sakit. Walaupun matanya terpejam, masih ada pergerakan disana, selain itu ada banyak sekali keringat dingin yang keluar dari tubuhnya.

"Felix, apa kau sakit?" tanyanya khawatir

Pria itu tak menjawab, Evelyn kemudian meletakkan telapak tangannya diatas dahi Felix untuk memeriksanya, suhu tubuhnya sangat panas.

"Tunggu sebentar! aku akan segera memanggilkan dokter"

Saat Evelyn beranjak pergi, tiba-tiba Felix menahan lengannya "Tidak perlu" ucapnya lemah

"Tapi, tubuhmu panas sekali"

"Aku baik-baik saja" jawabnya singkat

Sudah berkali-kali Evelyn membujuknya, namun pria itu tetap keras kepala dan tidak ingin dipanggilkan dokter.

"Baiklah kalau itu maumu, aku tidak akan memangilnya" Evelyn pun keluar dari ruangan itu dengan tergesa-gesa

Beberapa saat kemudian ia datang kembali dengan sebaskom air hangat dan handuk kecil. Ia memeras handuk yang sudah ia celupkan kedalam baskom dan meletakkan diatas dahi pria itu.

Evelyn kembali mengganti handuk itu beberapa menit setelah handuk itu tidak lagi hangat dan mengulanginya beberapa kali.

***

Evelyn tersentak setelah mendengar suara pintu, ia terbangun dari tidurnya, rupanya ia ketiduran dalam keadaan masih duduk disisi Felix saat sedang mengkompersnya. Pria itu sekarang sudah tertidur lelap.

Siapa yang masuk? Tanyanya dalam hati

Evelyn mengernyitkan keningnya setelah mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam dan penutup wajah mendekat ke arah ranjang Felix. Evelyn beranjak dari kursinya dan berhadapan dengan orang asing itu.

"Siapa kau, apa yang kau lakukan disini?" tanya Evelyn waspada pada penyusup itu

"Keluarlah! aku tak ada urusan dengan mu!" usirnya, rupanya orang itu hanya mengincar Felix

"Tidak mau, kau saja yang keluar!" desis Evelyn

"Aku sudah memberimu kesempatan, jangan salahkan aku kalau kau mati ditanganku!" gertaknya

Dia mengeluarkan belati dari dalam sakunya dan mengarahkannya pada Evelyn. Tanpa basa-basi lagi ia berlari kearahnya dan mulai mengerang Evelyn dengan belatinya.

Evelyn berhasil menghindarinya pada serangan pertama namun saat ia berusaha menghindar pada serangan ketiga lengan kirinya tersayat, sontak Evelyn memegangi lengannya untuk menghentikan pendarahan.

Penyusup itu menyunggingkan senyum seringai dibalik penutup wajahnya saat berhasil melukai gadis itu. Ia kembali mengarahkan belatinya ke leher Evelyn untuk membunuhnya.

Saat dia hendak menancapkan belatinya keleher gadis itu, tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang memukul kepalanya sangat keras hingga membuatnya terjatuh kelantai.

"Felix?" pekik Evelyn

Felix menginjak kuat pada pergelangan tangannya yang memegang belati itu, kemudian melepas paksa kain hitam yang menutupi wajahnya, ternyata ia adalah seorang wanita.

Evelyn sontak menutup mulutnya, ia terkejut karena ternyata wanita itu adalah salah satu pelayan yang dikenalnya "Daisy? Ke-kenapa kau melakukan semua ini?" tanya Evelyn tidak menyangka.

"Kau mengenalnya?" Felix mengalihkan atensinya pada Evelyn

"Iya, aku mengenalnya. Dia salah satu pelayan disini yang masuk di kediaman ini bersamaan denganku" ungkapnya, masih dengan ekspesi wajah syok

"Rupanya kau yang memberiku racun pada minuman itu dan menggunakan kesempatan ini untuk membunuhku" Felix menarik rambutnya hingga ia mengerang kesakitan, ia ingat kalau tadi saat berada di ruang kerja, ada seorang pelayan yang memberinya teh.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Felix dingin

Dia hanya diam, tak menjawab. Felix kembali menarik rambutnya namun dia tetap keras kepala tak ingin menjawab siapa yang sudah menyuruhnya.

"Cepat panggil prajurit kemari! Aku harus memasukkannya kedalam penjara dan mengintrogasinya" perintahnya pada Evelyn, diikuti anggukan gadis itu

Saat Felix lengah, daisy menendang tubuh Felix hingga pria itu terdorong kebelakang. Daisy kemudian mengambil belati yang masih ada di sisinya. Ia mengarahkan belati itu tepat di jantungnya sendiri dan menusuknya, ia melakukan bunuh diri.

Darah keluar dari bagian dada dan mulutnya, beberapa saat kemudian wanita itu limbung kelantai dan tidak lagi bernafas.

Evelyn hanya bisa diam tak bergeming menyaksikan rekannya sendiri bunuh diri tepat didepan matanya. Ia masih tak menyangka kalau daisy, pelayan yang dikenalnya baik akan melakukan percobaan pembunuhan terhadap Felix.

Setelah jasad daisy dibereskan, Felix memanggil dokter untuk mengobati luka sayatan pada lengan Evelyn. Sebenarnya Evelyn sudah menolaknya karena luka sayatannya tidak terlalu dalam, tapi Felix tetap bersikeras.

"Sudah kubilang kalau lukaku tidak serius" ucapnya yang masih duduk di tepi kasur setelah dokter yang mengobatinya keluar dari kamar Felix

"Walaupun begitu, bisa saja belati yang ia bawa itu beracun makanya kau harus diperiksa" ujar Felix khawatir

"Bagaimana dengan demam mu? kenapa kau tadi tidak meminta obat kedokter?" tanya Evelyn, ia baru ingat kalau Felix sebelumnya demam

"Aku sudah sembuh, efek dari racun itu hanya sebentar ditubuhku" jelasnya

"Tapi bagaimanapun juga itu tetaplah racun"

"Aku baik-baik saja, racun itu tidak akan membunuhku karena aku sudah terbiasa meminum berbagai racun sejak kecil sehingga kekebalan tubuhku terhadap racun meningkat" ungkapnya santai

Evelyn menatap Felix tak percaya. Bisa-bisanya dia mengatakan kalau dia sudah terbiasa meminum racun seperti meminum teh.

Sejak kecil Felix memang sudah sering meminum racun, karena sebagai pewaris keluarga duke, pasti akan ada banyak musuh yang ingin menyingkirkannya, maka dari itu ia sudah dilatih untuk meminum segala jenis racun oleh ayahnya. 

Ex-Fiance's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang