BAB 16

27.5K 1.8K 23
                                    

Seorang pria paruh baya itu menghentikan goresan pena pada dokumennya saat seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya dari luar.

"Bagaimana? apa dia berhasil?" tanyanya pada pria muda didepannya yang baru saja ia persilakan masuk

"Maaf tuan count, dia tidak berhasil membunuhnya. Pelayan itu bunuh diri sebelum mengatakan siapa yang menyuruhnya. Bisa saya pastikan tuan duke tidak akan tahu kalau anda yang sudah mengirim pelayan itu padanya" jelasnya sembari menundukkan pandangan

Count memukul meja kerjanya dengan cukup keras setelah mengetahui rencananya gagal "Sialan! Kenapa rencanaku untuk menghabisinya selalu gagal" geramnya

"Tapi saya punya informasi yang bagus, dan mungkin saja ini bisa menjadi kelemahan untuknya"

Count sedikit meredakan emosinya "informasi apa yang kau dapatkan?"

"Akhir-akhir ini, setiap malam dia sering memanggil seorang pelayan masuk kedalam kamarnya, saya yakin pasti ada hubungan diantara keduanya" ungkapnya

Pria itu menyunggingkan senyum seringai "Selidiki pelayan itu! apa benar ia memiliki hubungan khusus dengannya" perintahnya

"Baik tuan"

*** 

"Apa kalian sudah dengar berita tentang kematian seluruh keluarga viscount Lysander?" tanya seorang pelayan

Evelyn yang saat itu tengah mencuci piring didapur tak sengaja mendengar beberapa pelayan yang bergosip didekatnya, ia sebenarnya tak bermaksud menguping pembicaan mereka, namun suara mereka cukup keras sehingga masih bisa Evelyn dengar.

"Katanya mereka semua tenggelam saat naik perahu di danau saat berlibur ke daerah Lakeburg" timpal salah seorang temannya

"Benar, perahu mereka bocor waktu ditengah danau karena tak ada satupun dari mereka yang bisa berenang akhirnya mereka semua mati tenggelam termasuk kedua anaknya" ungkapnya yang membuat kedua temannya bergidik ngeri

"Ada yang bilang kalau pembunuhan itu sudah direncanakan, tapi pihak istana tidak menyelidiki kasus itu karenan menganggap kalau itu hanya kecelakaan perahu biasa"

"Benar-benar menyeramkan, kalau benar mereka dibunuh, kira-kira siapa ya yang membunuh mereka?"

"...Lyn, Evelyn"

Karena tak mendapat respon, Ellie menepuk pundak Evelyn "Evelyn?" panggil Ellie

Evelyn terlonjak kaget, hampir saja piring yang dipegangnya jatuh "Hah, ada apa?" ia menoleh kepada Ellie dengan raut kebingungan

"Dari tadi aku memanggilmu, apa yang kau pikirkan sih sampai tidak mendengar suara ku? ada surat yang datang untukmu, aku menaruhnya di meja kamarmu" ujar Ellie

"Baiklah, aku akan membacanya setelah menyelesaikan ini" timpal Evelyn segera menyelesaikan pekerjaannya.

***

Setelah membaca surat yang datang dari nyonya matilda, Evelyn langsung pergi menemui Felix diruang kerjanya, ia ingin meminta izin cuti sementara waktu karena didalam surat itu nyonya matilda mengatakan kalau penyakit Chloe kambuh dan sekarang ia sedang dirawat dirumah sakit.

"Aku ingin meminta cuti mulai besok" pintanya pada Felix, meminta izin cuti untuk merawat adiknya yang sakit

"Cuti? Kau mau kemana?" Felix memicingkan matanya kearah Evelyn yang berdiri didepannya

"Chloe dirawat dirumah sakit. jadi aku ingin menjaganya" ungkapnya jujur

"Berapa lama?"

"Sekitar satu minggu"

Felix mengetuk-ngetuk pena yang dipegangnya keatas meja. Ia tak segera menyetujuinya, satu minggu terlalu lama menurutnya, tapi ia tak bisa menahan Evelyn karena alasannya adalah adiknya sendiri.

"Baiklah, aku mengizinkanmu" ucapnya kemudian

Evelyn tersenyum senang "Terima kasih" ujarnya setelah mendapatkan izin dari Felix.

***

Keesokan harinya, Evelyn segera pergi kerumah sakit yang nyonya matilda katakan didalam suratnya. Ia segera mencari ruangan tempat Chloe dirawat setelah bertanya kepada petugas rumah sakit.

"Kakak" Claude segera menyambutnya setelah ia membuka pintu ruangan yang Chloe tempati

"Bagaimana keadaan Chloe?" tanya Evelyn dengan raut wajah khawatir

"Keadaannya sekarang jauh lebih baik, kata dokter mungkin beberapa hari lagi dia bisa pulang" Ucapan nyonya matilda sedikit membuat Evelyn tenang

"Maaf kak, karena aku kakak jadi repot-repot meninggalkan pekerjaan kakak dan pergi ke sini. Kalau saja aku tidak sakit-sakitan"

"Apa yang kau bicarakan Chloe?" Evelyn segera memotong kalimat adiknya itu "Aku ini kakakmu, aku tidak pernah merasa direpotkan. Jangan pernah merasa bersalah lagi, mengerti?" Evelyn mengusap lembut puncak kepala adik perempuannya itu sementara itu Chloe hanya mengangguk pelan. Ia merasa bersalah karena selalu merepotkan kakaknya itu.

***

Ellie sangat senang karena beberapa hari ini ia ditugaskan menjadi pelayan pribadi Felix selama Evelyn pergi mengunjungi adiknya yang sakit, Evelyn sendiri yang menawarkannya dan itu disetujui oleh kepala pelayan.

"Saya akan memotongkan dagingnya untuk anda" tawar Ellie setelah ia menempatkan sarapan untuk Felix di meja

"Tidak perlu! bukankah aku sudah bilang sebelumnya tidak perlu melakukan itu" tolaknya tanpa melihat kearah Ellie

"Tapi bagaimana tuan duke memakannya? bukankah tangan anda masih sakit?" tanya Ellie dengan penuh perhatian

"Kau tidak perlu memikirkannya, sekarang keluarlah!" usirnya ketus

"Baiklah, saya permisi dulu" Ellie kembali mendorong trolinya keluar

Sesaat setelah keluar dari dalam kamar Felix, Ellie meremas jemarinya tepat didepan pintu kamarnya.

"Kenapa tuan duke seperti itu?" gumam Ellie yang tak mengerti mengapa sikapnya begitu dingin dengannya

Ia heran dengan sikap Felix, padahal sebelumnya Evelyn pernah bilang kalau ia harus membantuya memotong makanan seperti daging, Evelyn juga bilang kalau setiap malam ia harus mengantar lilin aroma terapi kekamarnya, tapi Felix selalu melarangnya mengantarnya.

"Apa benar dugaanku kalau selama ini mereka punya hubungan spesial?" duganya kemudian beranjak pergi dengan suasana hati yang buruk

Sedangkan di sisi lain, Felix hanya memainkah makanan yang ada di pringnya, ia tak segera menyantap makanan itu karena ia tiba-tiba saja memikirkan Evelyn. Padahal ia masih belum lama ini pergi cuti tapi Felix sudah merindukan gadis itu.

"Apa aku pergi saja kesana untuk melihatnya" pikir Felix

Tanpa pikir panjang, Ia beranjak dari kursi meninggalkan makanan yang belum ia habiskan, kemudian segera mempersiapkan dirinya untuk pergi menemui Evelyn di rumah sakit, untung saja sebelumnya ia sudah bertanya rumah sakit mana tempat adiknya dirawat, jadi ia bisa langsung kesana.  

***

"Tuan duke, anda mau pergi kemana?" tanya Lorenzo, ia heran melihat tuannya itu keluar menuju kereta kuda yang sudah siap didepan mansion

"Aku akan pergi kesuatu tempat" jawabnya singkat

Lorenzo melebarkan matanya, ia berlari kecil menghampirinya "Tapi hari ini ada jadwal rapat bulanan di istana"

"Kau saja yang menggantikanku, setelah itu laporkan hasil rapatnya setelah aku kembali" titahnya sambil tetap berjalan

"Tapi, rapat hari ini sangat penting! sebenarnya anda mau pergi kemana buru-buru seperti ini?" tanyanya, berusaha mengorek informasi

"Kau tidak perlu tau, aku akan segera kembali setelah urusanku selesai" ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Lorenzo dan berjalan masuk kedalam kereta kuda

"Tungu! tuan" cegah Lorenzo, kereta kuda itu tatap melaju meninggalkan kediaman duke.

Ex-Fiance's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang