14.penjelasan

81 1 0
                                    

Udah chap empat belas tapi nggak ada yang votmen,mau berhenti up tapi sayang udah sejauh ini (´;︵;')

















Pagi ini, ehhhh belum terlalu pagi sih, masih jam lima tapi misela sudah terbangun karena dia merasa perutnya terasa berat, ternyata tangannya vanola yang bertengger nyaman sedangkan si empunya masih nyenyak dalam tidurnya.

Misela memindahkan tangan vanola ke atas kasur kemudian hendak turun sebelum....

"Kemana??" Suara khas bangun tidur itu menginterupsi pendengarannya.

"Pulang" misela tidak pikun, ia masih ingat kejadian kemarin sampai semalam,saat ini ia masih marah dengan wanita yang sedang terlelap itu.

"Maaf" vano menahan tangan sela yang hendak pergi.

"Gue mau jelasin dulu, Lo harus dengerin"

Sela kembali duduk di kasur empuk bersiap mendengar penjelasan vanola.

"Gue minta maaf kak, iya gue salah udah bohong sama Lo, kalo soal kenapa gue nggak kasi tau itu karena gue takut Lo minta udahan sama gue, sebenarnya niat gue setelah tawuran kemarin gue mau ngomong jujur tapi keburu ketahuan sama Lo, jadi gue mau perjelas semuanya hari ini, dan gue mohon jangan bilang putus, gue nggak bisa. Kalo Lo emang mau marah silahkan,mau mukul atau nampar gue silahkan it's okay, gue nggak papa asalkan jangan bilang putus gue nggak tau kalo harus tanpa Lo, gue nggak tau bakal sehancur apa diri ini kalo nggak ada Lo. Jadi please........ Maafin gue kak"

Sela tertegun mendengar penuturan itu setelah setengah tahun lamanya baru hari ini sela mendengar vanola mengucapkan kata sepanjang ini.

"Lo mau maafin gue kak?" Tanya Vano panik kala sela hanya diam saja sejak tadi.

"Emm" dehem sela sambil mengangguk

"Yess" vano seketika melompat dari kasur kemudian memeluk misela dengan perasaan senang.Misela hanya tersenyum menanggapinya

"Pulang sekolah nanti Lo ikut gue ke basecamp"

"Boleh?"

"Boleh lah, apa sih yang enggak boleh buat Lo"

Mendengarnya lantas semburat merah muncul di pipi mulus wanita cantik itu, vano menyadarinya,karena gemas ia mencubit pipi itu membuat misela meringis "shh sakit vano ih" sela memukul kuat tangan vano yang mencubit pipinya.

\(◎o◎)/
















Kini sela dan Vano sudah keluar dari sekolah, sesuai pembicaraan mereka tadi pagi, kedua sejoli itu sudah dalam perjalanan menuju basecamp Vano dkk.

Setibanya mereka di sana, Vano memberhentikan motornya mereka berdua turun dari motor.

Vano menoleh lalu melihat sela yang menunduk sambil memainkan jemarinya.

"Mmm vano"

"Kenapa?"

"Ehh, takut"

Vano tertawa kecil melihat itu, kemudian meraih tangan sela "nggak papa, temen temen gue orangnya aman kok nggak garang"

Sela mengangguk lalu melangkah bersama vano memasuki basecamp.setibanya di dalam suasana yang tadinya ramai tiba tiba saja hening.

Semua mata tertuju kepada dua orang yang baru saja masuk,lebih tepatnya kepada sela.

"Siapa Lo" ucap rivan dengan tatapan tajam

MINE [On Going] GIRLS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang